TEMPO Interaktif, Bandung: Dulu Anda barangkali hanya mengenal satu istilah untuk menamai "penyakit" komputer, yaitu virus. Kini virus hanyalah satu dari sekian "penyakit" yang mengganggu komputer kita. Merekalah yang dinamai malware (singkatan dari malicious software atau program jahat).
Malware terdeteksi sejak 1986 dan tak pernah beristirahat sampai saat ini. Ia seperti eceng gondok: populasinya kian tak terkendali dan berlipat ganda tiap tahun.
Pengembang solusi keamanan komputer Kaspersky Lab mencatat, pada kurun 1986 sampai 2005, baru 200 ribu malware yang terdeteksi. Pada 2005, angka ini melonjak menjadi 535 ribu.
Pada 2007, angkanya melesat menjadi 2.227.000. Paling dahsyat terjadi pada 2008: angkanya telah mencapai lebih dari 20 juta.
Ini artinya, tiap lima menit lahir lima malware baru di Internet. Setahun kemudian, malware baru muncul saban detik. "Anda pun bahkan sampai tak sempat berkata, 'Wow'," kata Nathan Wang, Direktur Teknologi Kaspersky Asia-Pasifik.
Malware teranyar ternyata memiliki kemampuan melipatgandakan dirinya sendiri dalam bentuk yang berbeda. Inilah yang dikenal dengan istilah polymorphic. Ada pula yang menyebutnya sebagai mutasi atau modifikasi.
Malware telah mampu mengubah ekstensi dan nama file-nya sendiri. Sebagai contoh, virus Kido baru-baru ini terdeteksi telah bermutasi menjadi Kido.ip dan Kido.iq.
Modifikasi ini jelas membuatnya kian sulit dideteksi oleh antivirus. Bahayanya, varian baru ini ternyata telah memiliki kemampuan Trojan.
"Pada akhirnya semua vendor mesti menyadari bahwa antivirus untuk komputer belum selesai dan teknologi tradisional tak akan cukup bagus," kata Wang.
Adapun menurut Yudhi Kukuh dari Eset, kemampuan vendor melakukan heuristic alias pengenalan tanda-tanda malware sebelum menginfeksi tanpa melalui signature adalah faktor penentu kesuksesannya membabat malware.
Dari sifatnya, malware adalah pengganggu dan pencuri. "Sifat pertama biasanya kerjaan orang iseng yang memanfaatkan kelemahan suatu sistem," kata Yudhi.
Contohnya adalah virus Kido, yang menginfeksi flash disk milik Tempo di Bandung. Menurut Yudhi, Kido memiliki nama lain Conficker, virus yang diciptakan untuk menembus kebocoran pada sistem operasi Windows.
Nah, malware pencuri adalah Trojan Horse. Sebagaimana kisah Troya, Trojan masuk ke sistem, bersembunyi, lalu bekerja diam-diam. Tugasnya adalah mencuri informasi identitas korban.
Contohnya pada situs perbankan, Trojan akan mencuri user ID dan password korban. Secara diam-diam, ia memantau aktivitas perbankan korban, lalu menyimpan rekam jejaknya dalam bentuk file gambar.
Bila komputer terhubung ke jaringan, hasil pindaian ini akan dikirimkan ke server secara otomatis. Setelah itu, sang pengirim Trojan akan menguras rekening korban kapan pun ia mau.
DEDDY SINAGA