TEMPO.CO, Jakarta - Penemuan dua arca yang diduga peninggalan Mataram Kuno. Arca tersebut ditemukan di lokasi situs Gondang, Kecamatan Tugu, Trenggalek. Adapun beberapa fakta sejak penemuan hingga proses evakuasi saat ini. Untuk lengakpnya yang dilansir dari bacaini.com mitra teras.id, sebagai berikut.
Eskavasi Pemenuan Arca di Trenggalek
Arkeolog Ismail Lutfi mengatakan, progres eskavasi yang dilakukan sejak sepekan terakhir memang banyak ditemukan arca dan hapsari di lokasi tersebut. Menurutnya, dimensi yang ditemukan di situs Gondang ini berukuran kecil, namun secara temuan relatif masih lengkap.
“Terlihat dari sisa runtuhan bata ini kami menduga dulunya merupakan tempat suci atau biasanya disebut dengan candi,” kata Ismail di lokasi temuan, Sabtu, 12 November 2022.
Baca juga: Sejarah Kerajaan Mataram Kuno Bakal Didokumentasikan
Mendapat Banyak Temuan
Ada beberapa temuan dari batu bata dan hapsari dari terakota atau tembikar. Namun BPK wilayah XI nampaknya masih memperkirakan berbagai penemuan benda lain yang terkubur dalam situs tersebut. Meskipun pihaknya belum mampu melakukan penggalian lebih lanjut karena terhambat keterbatasan waktu dan anggaran.
Sementara itu, Kepala Disparbud Trenggalek, Sunyoto mengakui bahwa Situs Gondang setidaknya sudah tujuh arca dari batu serta berbagai ornamen berbahan terakota ditemukan beberapa tahun lalu.
Menurutnya, Balai Pelestarian Kebudayaan mengungkapkan bahwa situs Gondang diperkirakan merupakan peninggalan era Mataram Kuno dari abad ke-10. Sementara arca yang sudah ditemukan di antaranya adalah Arca Mahakala dan Arca Agastya. "Semua arca itu nantinya akan disimpan di kantor Disparbud Trenggalek,” kata Sunyoto.
Masih Dalam Proses Identifikasi
Progres eskavasi yang dilakukan sepekan terakhir juga menunjukan hasil yang yang memuaskan. Berbagai benda tersebut menjadi petunjuk penting untuk membantu proses identifikasi. Terutama terkait dengan dua arca selama proses eskavasi.
"Untuk eskavasi tahap dua ini memang cukup terbatas, hanya satu minggu. Semoga tahun depan ada anggaran untuk melanjutkan eskavasi dan lebih detail lagi," kata Sunyoto.
Lebih spesifik, pada tahap tersebut batu yang masih tertutup lumpur tersebut dibersihkan menggunakan air. Barulah batu yang sudah bersih warga dapat disebut arca.
Terkait hasil eskavasi, Disparbud Trenggalek masih akan menunggu hasil identifikasi dan rekomendasi dari BPK Wilayah XI Jatim. Sementara itu, pihaknya berharap agar dapat dilakukannya eskavasi tahap ketiga di tahun depan.
FATHUR RACHMAN
Baca juga: Situs Srigading Peninggalan Mataram Kuno Disiapkan Jadi Destinasi Wisata Sejarah
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “http://tempo.co/”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.