TEMPO.CO, Jakarta - Program pengabdian masyarakat Institut Teknologi Bandung (ITB) setiap tahun menyasar ke lima lingkaran lokasi di Indonesia, dari mulai Bandung hingga daerah perbatasan yang terdepan, terpencil dan tertinggal. Melibatkan dosen dan mahasiswa, sejak 2021 program itu mengintegrasikan dengan mata kuliah umum Merdeka Belajar dan Kampus Merdeka termasuk kuliah kerja nyata.
“Anggarannya Rp 19 miliar untuk dana pengabdian masyarakat,” kata Deny Willy Junaidy, Sekretaris Bidang Pengabdian Masyarakat di Lembaga Penelitan dan Pengabdian Masyarakat Institut Teknologi Bandung atau LPPM ITB, Senin, 15 November 2022.
LPPM ITB menurutnya setiap tahun mengirimkan tim pengabdian masyarakat yang tersebar ke lima lingkaran. Dimulai dari sekitar kampus ITB di Bandung dan sekitarnya, wilayah Jawa Barat, Pulau Jawa, luar Jawa, dan daerah perbatasan atau 3T, terdepan, terpencil dan tertinggal. Besaran dana pengabdian masyarakat ke suatu lokasi itu maksimal berkisar Rp 50 hingga 150 juta. “Dananya dari masyarakat yang dikelola Badan Pengelola Usaha dan Dana Lestari ITB,” ujar Deny.
Baca juga: Kepala Desa Bisa Minta Ahli ITB Pecahkan Masalah via Aplikasi Desanesha
Lembaga itu mengelompokkan kegiatan pengabdian masyarakat ITB menjadi 10 jenis. Ada yang bottom up atau dari usulan kegiatan lewat proposal dari dosen ke LPPM ITB. “Dari sekitar 400-an proposal yang masuk, yang lolos hasil seleksi setengahnya,” kata Deny. Waktu pendaftarannya dibuka tiap Desember, diumumkan Januari, lalu tim yang lolos seleksi mulai turun ke lokasi pada Februari-Maret hingga maksimal selama enam bulan.
Seleksi dilakukan karena dana yang terbatas. Namun begitu menurut Deny, dibandingkan dengan perguruan tinggi negeri berstatus badan hukum, dana pengabdian masyarakat ITB diklaim sebagai yang terbesar. “Ini tidak terjadi di universitas lain. Bujet mereka kecil-kecil untuk pengabdian masyarakat ada yang Rp 5 juta,” ujarnya.
Selain itu ada pengabdian masyarakat berjenis top down yang ditugaskan LPPM ITB kepada tim dosen dan mahasiswa, kemudian desa binaan, pemulihan ekonomi, tanggap bencana, kemitraan, kuliah kerja nyata, terkait Covid-19, Citarum Harum, serta yang didanai Kementerian Riset Teknologi atau Badan Riset Inovasi Nasional.
Bentuk pengabdian masyarakat tim dosen dan mahasiswa ITB itu bermacam-macam. Misalnya pembuatan paket wisata budaya upacara adat wiwitan di Bantul, merintis desa wisata di Magetan, memfasilitasi aksesibilitas di Museum Geologi Bandung, budidaya ikan, penjernih air, pengolahan limbah kopi menjadi pupuk, pengeringan dan pengawetan bambu.
ANWAR SISWADI
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “http://tempo.co/”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.