Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Bjorka Ambil 3,2 Miliar Data PeduliLindungi, Pengamat: Ini Pertanyaan Besar

image-gnews
Ilustrasi Hacker atau Peretas. REUTERS/Dado Ruvic/Illustration
Ilustrasi Hacker atau Peretas. REUTERS/Dado Ruvic/Illustration
Iklan

TEMPO.CO, JakartaHacker Bjorka kembali menjalankan aksinya, kali ini dia membobol data dari PeduliLindungi. Padahal, sekitar seminggu sebelumnya, ia mengaku berhasil mengambil data MyPertamina. Terlihat Bjorka mempublikasikan pada tanggal 15 November 2022, dengan judul 3,2 miliar data Covid-19 di Indonesia dari aplikasi PeduliLindungi.

Pengamat keamanan siber dari Vaksincom, Alfons Tanujaya, menduga data tersebut kemungkinan besar valid. Namun, ia heran karena Bjorka sanggup menjebol pertahanan pengamanan. “Kok database sebesar itu bisa bocor ?” tulisnya lewat pesan singkat, Rabu, 16 November 2022.

Menurutnya, jika memang menerapkan ISO 27001 dengan baik, bisa diketahuan lokasi data bocor dan dilakukan mitigasi. Ia meminta pihak yang bertanggung jawab tidak diam saja.

“Harusnya pihak pengelola data memiliki record-nya siapa yang bisa mengakses dan bagaimana ceritanya datanya bisa bocor,” kata Alfons. Selain itu, ia juga mempertanyakan data yang tidak dienkripsi. Menurutnya, harusnya pada kolom tertentu yang penting untuk mengidentifikasi pemilik data di enkripsi, seperti kolom nama, NIK dan nomor telepon. Dengan demikian, sekalipun datanya bocor itu akan lebih sulit dieksploitasi atau diperjualbelikan.

Kejadian kali ini membuatnya banyak menimbulkan pertanyaan. “Kalau melihat klaim Bjorka kalau datanya didapatkan bulan November 2022, ini menimbulkan pertanyaan besar. Apakah badan publik yang mengelola big data yang sedemikian besar dan penting kok sebegitunya memperlakukan data yang dipercayakan kepadanya,” 

Ia kembali menekankan bahwa harusnya data yang dikelola itu adalah amanah, tetapi ini kemungkinan dianggap berkah atau beban yang tidak perlu dilindungi dengan baik.

Sekilas terlihat data PeduliLindungi yang ditawarkan Bjorka adalah data terkompres sebesar 48 GB, tidak dikompres 157 GB dengan total 3.250.144.777 data. Kebocoran data hingga November 2022. Format data CSV. Pada data terisi nama, email, NIK, nomor telepon, tempat dan tanggal lahir, status covid, data check in, data kontak tracing, vaksin dan lainnya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Bjorka memberikan sampel data sebanyak 94 juta yang juga berisi data dari Johnny G. Plate, Luhut Binsar Pandjaitan dan Deddy Corbuzier. Untuk diketahui, nama  Deddy Corbuzier adalah nama panggung, sedangkan pada data yang dimaksud menggunakan nama asli. Bjorka menjual data dengan harga US$ 100.000 dalam bentuk bitcoin.

Data MyPertamina 

Pada unggahan di situs BreachForums pada Kamis, 10 November 2022, Bjorka mengaku telah membocorkan 44.237.264 data dari aplikasi MyPertamina. Terlihat pada tercatat data yang ia curi terdiri atas 30 GB tak terkompresi dan 6 GB terkompresi. Bjorka juga menyatakan telah menjual data tersebut senilai Rp 392 juta dalam bentuk BitCoin. 

Bjorka merinci data yang dimiliki terdiri atas 6GB file terkompresi dan 30 GB data tidak terkompresi. Bjorka mengklaim telah melakukan peretasan data itu pada November 2022 dengan format CSV. 

Data tersebut meliputi nama, alamat email, nomor induk kependudukan (NIK), nomor pokok wajib pajak (NPWP), nomor telepon, alamat, DOB, gender, pendapatan (per hari, bulan, dan tahun), dan data lainnya.

Baca:
Pakar Keamanan Siber Soal Bjorka Bobol MyPertamina: Mingkem Semua

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Google Form, Apa Saja Fungsinya?

1 hari lalu

Logo Google. REUTERS
Google Form, Apa Saja Fungsinya?

Google Form platform online yang memungkinkan pengguna untuk membuat formulir, survei, kuis, dan polling


Cara Menonaktifkan Sementara dan Menghapus Permanen Akun Instagram

6 hari lalu

Logo Instagram. Kredit: TechCrunch
Cara Menonaktifkan Sementara dan Menghapus Permanen Akun Instagram

Terdapat dua pilihan ketika ingin rehat dari Instagram, yakni menonaktifkan sementara dan menghapus akun secara permanen.


Tiga Sistem Pemantauan Cuaca BMKG Ini Bisa Dipantau Saat Arus Balik

15 hari lalu

Peta Hujan berpola tapal kuda atau bumerang, yg menunjukkan sistem badai terbentuk dalam hujan tersebut, yg disebut dg bow-echo di kawasan Jabodetabek, 1 Maret 2023. Twitter/@EYulihastin
Tiga Sistem Pemantauan Cuaca BMKG Ini Bisa Dipantau Saat Arus Balik

BMKG menyediakan sistem digital pemantau cuaca di berbagai moda perjalanan. Cocok untuk menemani arus mudik dan balik.


Data Pribadi Puluhan Juta Pelanggan AT&T Kembali Bocor, Passcode Mudah Dibaca

23 hari lalu

Kantor pusat AT&T di Michigan. AP/Paul Sancya
Data Pribadi Puluhan Juta Pelanggan AT&T Kembali Bocor, Passcode Mudah Dibaca

Perusahaan telekomunikasi AT&T mengakui adanya kebocoran data pribadi 7,6 juta pelanggan eksistingnya dan 65 juta eks pelanggan


3 Alasan Sebaiknya Tidak Mengisi Baterai Ponsel di Bandara

24 hari lalu

Ilustrasi ruang tunggu bandara. Unsplash.com/Andrik Langfield
3 Alasan Sebaiknya Tidak Mengisi Baterai Ponsel di Bandara

Seorang pakar keamanan membagikan tiga alasan untuk tidak mengisi baterai ponsel di bandara


Peretasan dan Pembobolan Data Semakin Rawan Terjadi, Ada Biang Kerok yang Terabaikan

28 hari lalu

Ilustrasi hacker. (e-propethic.com)
Peretasan dan Pembobolan Data Semakin Rawan Terjadi, Ada Biang Kerok yang Terabaikan

Ancaman serangan siber meningkat. Maraknya peretasan dan pembobolan data dinilai tak hanya gara-gara para hacker semakin mahir.


Kejahatan Siber Berbasis Cloud Meningkat, Ini Aktor-aktornya dan Tindakan yang Mereka Lakukan

34 hari lalu

Ilustrasi hacker. (e-propethic.com)
Kejahatan Siber Berbasis Cloud Meningkat, Ini Aktor-aktornya dan Tindakan yang Mereka Lakukan

Pelaku kejahatan siber sudah mulai mengeksploitasi kelemahan fitur-fitur di cloud.


Ekosistem Laut di Laut Cina Selatan Memprihatinkan

39 hari lalu

Peneliti dan Wakil Direktur Asia Maritime Transparency Initiative CSIS Harrison Prtat. Sumber: istimewa
Ekosistem Laut di Laut Cina Selatan Memprihatinkan

Cukup banyak kerusakan yang telah terjadi di Laut Cina Selatan, di antaranya 4 ribu terumbu karang rusak.


Ada 120 Juta Lebih Pengguna, Ini Cara Platform Glints Mengamankan Data Supaya Tidak Diretas

50 hari lalu

Ilustrasi Hacker atau Peretas. REUTERS/Dado Ruvic/Illustration
Ada 120 Juta Lebih Pengguna, Ini Cara Platform Glints Mengamankan Data Supaya Tidak Diretas

Glints berpusat di Taiwan dengan visi menjadi platform talenta terdepan di Asia Tenggara.


Kadin Gandeng Badan Perdagangan Amerika untuk Kembangkan Industri Keamanan Siber di RI

54 hari lalu

Ilustrasi - Hacker atau peretas mencoba membongkar keamanan siber. Pemerintah Indonesia menganggap banyak data pribadi yang dibocorkan Bjorka dari berbagai institusi bukanlah ancaman bagi negara dan data bersifat umum. (ANTARA/Shutterstock/am)
Kadin Gandeng Badan Perdagangan Amerika untuk Kembangkan Industri Keamanan Siber di RI

Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia bersama Badan Perdagangan dan Pembangunan Amerika Serikat (USTDA) menyelenggarakan diskusi kelompok terarah atau focus group discussion (FGD) soal keamanan siber.