Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Misi Artemis 1 NASA Akhirnya Terbang dan Sampai ke Bulan

Sistem Peluncuran Luar Angkasa raksasa NASA Artemis 1 berada di landasan peluncuran 39B di Kennedy Space Center di Cape Canaveral, Florida, AS 17 Agustus 2022. Artemis I akan melihat loteng SLS kapsul Orion NASA ke luar angkasa dan mengelilingi Bulan dalam perjalanan yang akan memakan waktu antara 39 dan 42 hari, tergantung pada waktu peluncurannya. REUTERS/Joe Skipper
Sistem Peluncuran Luar Angkasa raksasa NASA Artemis 1 berada di landasan peluncuran 39B di Kennedy Space Center di Cape Canaveral, Florida, AS 17 Agustus 2022. Artemis I akan melihat loteng SLS kapsul Orion NASA ke luar angkasa dan mengelilingi Bulan dalam perjalanan yang akan memakan waktu antara 39 dan 42 hari, tergantung pada waktu peluncurannya. REUTERS/Joe Skipper
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Hampir dua jam setelah peluncurannya pada Rabu dinihari atau Rabu siang WIB, 16 November 2022, pesawat luar angkasa NASA Orion pun resmi memasuki orbit trans-Bulan. Orion memulai perjalanan misi Artemis 1 selama 26 hari ke depan.

Orion dalam misi Artemis 1 saat ini memang tak berawak--hanya mengangkut manekin yang dilengkapi sejumlah sensor. Tapi, misi Artemis berikutnya, yang sudah ditetapkan akan meluncur 2024, akan membawa awak astronot mengelilingi Bulan meski kembali tanpa mendarat.

Baru, kemudian, pada 2025, NASA berencana untuk misi Artemis yang mencakup pendaratan berawak. Pendaratan pertama di Bulan sejak misi Apollo 17 pada 1972. Rencana touch down nanti akan ditandai dengan perempuan pertama dan orang kulit berwarna pertama yang berjalan di Bulan. 

Baca juga:
Setelah Sampai di Mars, UAE Inginkan Misi ke Bulan Bersama Cina

Peluncuran Artemis 1

NASA akhirnya berhasil mengirim roket generasi berikutnya, megaroket, ke luar angkasa untuk pertama kalinya pada Rabu, 16 November 2022. Roket Space Launch System, atau SLS, meluncur pada pukul 01:47 ET dari Cape Canaveral, Florida, Amerika Serikat.

Penerbangan ini juga menandai kesuksesan besar bagi program Artemis NASA untuk kembali ke Bulan. Program ini telah selama ini banyak terhambat yang membuatnya tertunda meluncur selama bertahun-tahun. Problem antara lain kesalahan pengembangan, dan pembengkakan anggaran sebesar miliaran dolar.

Hambatan terus terjadi selama beberapa bulan dan bahkan jam terakhir menjelang peluncuran. Masalah teknis dan badai tropis juga ikut menyebabkan dua kali pembatalan. Termasuk Selasa malam waktu setempat, tapi beruntung para insinyur berhasil memperbaiki kebocoran hidrogen dan saklar ethernet yang buruk.

Begitu megaroket SLS benar-benar terangkat dari Bumi dan meluncur menuju orbit trans-lunar, napas NASA masih tercekat. Baru, setelah hampir dua jam kemudian, kelegaan menyelimuti. “Untuk generasi Artemis, ini untuk Anda,” kata Charlie Blackwell-Thompson. 

Misi Artemis 1 NASA dengan megaroket-nya akhirnya berhasil diluncurkan pada Rabu dinihari atau sRabu siang WIB, 16 November 2022. Misi pertama Amerika untuk kembali ke Bulan ini telah tertunda sejak 2017. (YouTube NASA)

Misi Orion dan Manekinnya di Artemis 1

SLS membawa kapsul Orionnya ke ketinggian kurang dari 4.000 kilometer sebelum keduanya berpisah. Roket inti jatuh kembali ke Bumi, di Samudra Pasifik. Sebelumnya, dua roket pendorong, sudah lebih dulu terpisah dan jatuh kembali ke Atlantik. 

Orion terus melanjutkan perjalanan ke Bulan, yang akan mengorbit selama beberapa hari sebelum kembali ke Bumi. Pesawat berbentuk kapsul tersebut dijadwalkan untuk terjun ke laut pada 11 Desember mendatang.

Untuk misi ini, Orion hanya diawaki tiga manekin yang dua di antaranya dilengkapi dengan sensor untuk mengukur tingkat radiasi. Salah satu tujuan utama penerbangan ini adalah menguji pelindung panas Orion, yang harus bertahan pada suhu 2.800 derajat Celsius saat memasuki atmosfer Bumi. Selain itu, NASA akan menguji pelindung radiasi, sensor, navigasi, dan peralatan komunikasi.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Peluncuran SLS juga merupakan ujian konfigurasi roket NASA yang paling kuat, prasyarat untuk misi luar angkasa di masa depan. Artemis 1 adalah penerbangan terintegrasi pertama SLS dan Orion dengan roket yang menjulang 322 kaki atau 98 meter, sekitar 5 meter lebih tinggi daripada Patung Liberty.

Memiliki bobot 2.600 ton, selama peluncuran dan pendakiannya, SLS diperhitungkan menghasilkan daya dorong maksimum 4 ribu ton. Itu sekitar 15 persen lebih besar daripada roket Saturn V.

Jalan Panjang Artemis 1 sebelum Terbang

Roket SLS awalnya dimaksudkan untuk debut pada 2017, tetapi secara konsisten melebihi anggaran dan terlambat dari jadwal. Auditor pemerintah bahkan menuduh NASA gagal bersikap transparan tentang pembengkakan biaya yang telah menambah anggaran akhir sekitar US$1,8 miliar.

Baca juga:
Diledek Soal 'Sapu Terbang', Benarkah NASA Bergantung Kepada Mesin Roket Rusia?

Upaya peluncuran pertama pada 29 Agustus 2022 dibatalkan setelah Mesin Nomor 3 gagal mencapai suhu yang sesuai untuk memungkinkan peluncuran--sesuatu yang kemudian disalahkan NASA kepada sensor yang berpotensi rusak. 

Lalu, pada 3 September, NASA melakukan upaya lain untuk meluncurkan roket tetapi harus 'membungkus' kembali rencananya itu gara-gara kebocoran hidrogen terus-menerus yang muncul selama pengisian bahan bakar. Upaya keras dan berulang para insinyurnya tak berhasil memecahkan masalah yang terjadi saat itu.

Setelah sebab kebocoran diketahui dan bisa diatasi, giliran Badai Tropis Ian dan Nicole menunda jadwal peluncuran NASA lebih jauh, hingga 16 November 2022. Pada upaya peluncuran kali ini cuaca lebih bersahabat, tetapi hidrogen masih menjadi masalah.

Ketika dideteksi kebocoran hidrogen yang sporadis, NASA mengirim kru yang terdiri dari tiga teknisi, yang dikenal sebagai "Kru Merah", ke landasan peluncuran. Dalam bayang-bayang roket yang sudah terisi penuh bahan bakar, mereka harus mengencangkan baut yang dapat memperbaiki katup bocor pada peluncur seluler — platform besar yang menahan roket raksasa.

Kru Merah berhasil melaksanakan tugasnya. Tapi, masalah baru timbul ketika Angkatan Luar Angkasa AS memperhatikan bahwa salah satu sistem radar mereka yang diperlukan untuk peluncuran tidak berfungsi dengan baik. Sebuah ethernet switch perlu diganti, sebuah proses yang memakan waktu lebih dari satu jam. Baru setelah itu diperbaiki, peluncuran Artemis 1 bisa benar-benar dilakukan.

THE VERGE, SPACE


Iklan




Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.




Video Pilihan


NASA Akan Gelar Diskusi Publik tentang UFO, Ada Temuan Baru?

2 hari lalu

Penampakan UFO di California diduga uji rahasia di Area 51. Kredit: MUFON/SCOTT WARING
NASA Akan Gelar Diskusi Publik tentang UFO, Ada Temuan Baru?

Sebuah panel NASA untuk mempelajari "fenomena udara tak dikenal" atau UFO, akan mengadakan diskusi publik pertamanya.


Suara Misterius di Atmosfer Hantui Para Peneliti: Bukan Petir, Meteor, ataupun Pesawat

14 hari lalu

Balon tenaga matahari dengan sensor gelombang infrasonik diterbangkan ke stratosfer.  Foto : Darielle Dexheimer/Sandia National Laboratories
Suara Misterius di Atmosfer Hantui Para Peneliti: Bukan Petir, Meteor, ataupun Pesawat

Tangkapan suara misterius dari stratosfer di atmosfer itu dibeberkan dalam forum Acoustical Society of America di Chicago, Illinois, 11 Mei 2023.


Mengenal Adhara Sanchez, Anak Jenius dari Meksiko

20 hari lalu

Adhara Prez Snchez. Instagram
Mengenal Adhara Sanchez, Anak Jenius dari Meksiko

Adhara Sanchez bocah perempuan berusia 11 tahun asal Meksiko menyita perhatian publik dunia. Kenapa?


Cerita Planet Pluto Mendapatkan Namanya dari Bocah 11 Tahun di 1 Mei 1930

32 hari lalu

Foto Planet Pluto, dilihat dari pesawat ruang angkasa New Horizons, 14 Juli 2015. Amerika Serikat saat ini menjadi satu-satunya negara yang mengunjungi setiap planet tunggal di tata surya. NASA via AP
Cerita Planet Pluto Mendapatkan Namanya dari Bocah 11 Tahun di 1 Mei 1930

Sebelum 2006, para astronom dunia telah resmi menyatakan bahwa hanya terdapat delapan planet dalam sistem tata surya kita. Bagaimana dengan Pluto?


Rusia Dipastikan Akan Bertahan di ISS Sampai 2028

35 hari lalu

Pesawat kargo Progress 82 Rusia, dengan 3 ton makanan, bahan bakar, dan perbekalan, difoto tak lama setelah merapat ke modul Poisk Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS )pada 28 Oktober 2022. (Kredit gambar: NASA)
Rusia Dipastikan Akan Bertahan di ISS Sampai 2028

Tahun lalu, tak lama setelah Rusia menginvasi Ukraina, Roscosmos Rusia mengatakan akan meninggalkan kemitraan di ISS setelah 2024.


Dari Uji Terbang Roket Starship SpaceX, Kenapa Landasan Sampai Hancur?

36 hari lalu

Roket Starship SpaceX saat lepas landas dalam uji terbang perdana dari fasilitas peluncuran Starbase, Texas Selatan, AS, 20 April 2023. Roket ini adalah yang terkuat yang ada saat ini. REUTERS/Joe Skipper
Dari Uji Terbang Roket Starship SpaceX, Kenapa Landasan Sampai Hancur?

Roket terkuat yang pernah dibuat sepanjang sejarah saat ini adalah Starship milik SpaceX. Otot roket ini berbeda level dari SLS milik NASA.


Misi Explorer 11 Diluncurkan NASA pada 27 April 1961, Apa Itu?

36 hari lalu

Ilustrasi luar angkasa
Misi Explorer 11 Diluncurkan NASA pada 27 April 1961, Apa Itu?

Misi Explorer 11 NASA bertujuan mempelajari sinar gamma di luar angkasa.


Ispace dari Jepang Gagal Torehkan Sejarah Baru di Bulan, Apa yang Terjadi?

36 hari lalu

Pendarat bulan Hakuto-R pribadi diluncurkan dari SpaceX Falcon 9 pada 11 Desember 2022. (Gambar: SpaceX)
Ispace dari Jepang Gagal Torehkan Sejarah Baru di Bulan, Apa yang Terjadi?

Ispace asal Jepang telah dipastikan gagal menjadi perusahaan swasta pertama yang berhasil mendarat di Bulan saat ini.


Gerhana Matahari Total, 20 Ribu Orang Datang ke Kota Kecil di Australia Ini

43 hari lalu

Penampakan Gerhana Matahari Total yang diamati dari Pantai Airleu, Com, Distrik Lautem, Timor Leste, Kamis 20 April 2023. FOTO : Observatorium Astronomi ITERA Lampung  atau OAIL
Gerhana Matahari Total, 20 Ribu Orang Datang ke Kota Kecil di Australia Ini

Mereka rela menempuh perjalanan 1000 kilometer, bahkan lebih, demi bisa menyaksikan langsung Gerhana Matahari Total.


Kisah Program Apollo dan 11 Fakta Misi ke Bulan: Bermula dari Tantangan Presiden John F Kennedy

50 hari lalu

Spesialis Sejarah Luar Angkasa Bonhams Adam Stackhouse melihat sampel debu Bulan dari misi Apollo 11 yang dipajang di rumah lelang di New York City, AS, 11 April 2022. REUTERS/Christine Kiernan
Kisah Program Apollo dan 11 Fakta Misi ke Bulan: Bermula dari Tantangan Presiden John F Kennedy

Sejumlah misi Apollo telah diluncurkan NASA sejak tahun 1960-an. Simak program yang bermula dari tantangan Presiden AS ini.