Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Peneliti PVMBG Temukan Jejak Tsunami Purba 1889 di Sisi Gunung Gamalama Ternate

image-gnews
Gunung Gamalama di Ternate, Maluku Utara, mengalami erupsi pada 4 Oktober 2018, pukul 11.52 Wita, yang menghaslkan kolom abu setinggi 250 meter. Gunung Gamalama meletus dan memuntahkan asap putih setinggi 200 meter. ANTARA/Widodo S. Jusuf
Gunung Gamalama di Ternate, Maluku Utara, mengalami erupsi pada 4 Oktober 2018, pukul 11.52 Wita, yang menghaslkan kolom abu setinggi 250 meter. Gunung Gamalama meletus dan memuntahkan asap putih setinggi 200 meter. ANTARA/Widodo S. Jusuf
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Tim peneliti dari Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Bandung baru-baru ini menemukan endapan bekas kejadian tsunami purba atau paleotsunami masa lalu di Pulau Ternate. Ketua tim riset, Yudhicara, menduga temuan itu jejak tsunami yang terjadi pada  1889. “Sedangkan lapisan endapan paleotsunami lainnya, bisa saja terjadi pada 1859, 1858, 1857 dan 1846,” katanya.

Penyelidikan lapangan itu berlangsung sejak 31 September hingga 13 November 2022 di pesisir Pulau Ternate. Dari survei awal tim, diketahui pemerintah daerah dan masyarakat setempat hanya mengenal sejarah letusan Gunung Gamalama. Gunung api itu hampir melingkupi seluruh Pulau Ternate.

“Mereka tidak mengetahui sejarah tsunami di Pulau Ternate, sehingga pencarian jejak tsunami menjadi hal yang sangat penting untuk dilakukan,” ujar Yudhicara lewat keterangan tertulis, Selasa 15 November 2022.

Lima lapisan terduga endapan paleotsunami, B, D, F, H dan J. (Dok.PVMBG)

Tim meneliti di daerah pesisir Loto, barat laut pulau yang landai dengan pantai luas dan lebar. Batuannya tersusun oleh pasir kasar berwarna kehitaman bercampur kerikil, kerakal, hingga bongkah yang merupakan batuan produk Gunung Gamalama.

Dikenal juga dengan sebutan Barangka atau Sungai Loto, daerah itu menjadi tempat aliran lahar saat Gunung Gamalama memuntahkan hasil letusannya. Masyarakat setempat memanfaatkan daerah ini untuk ditambang pasir dan batunya atau bahan galian C.

Di lokasi itu, tim PVMBG menemukan singkapan yang diduga sebagai endapan paleotsunami. Singkapan itu berada di bawah produk Gunung Gamalama dengan jenis aglomerat dan breksi. Ketebalan produk gunung api itu 7,3 meter berjarak 35 meter dari garis pantai.

“Luas area terduga menyimpan singkapan endapan paleotsunami hampir mencapai 200 meter memanjang searah pantai,” kata Yudhicara. Tim melakukan penggalian secara vertikal pada singkapan terbuka sepanjang 50 meter.

Pada lapisan pertama yang terdiri dari tiga lapisan lagi, dibatasi oleh paleosoil atau tanah purba di bagian atas dan di bagian bawahnya. Setelah digali lagi ke bawah, ditemukan lapisan yang diduga sebagai endapan paleotsunami dan berumur lebih tua dibandingkan lapisan atasnya. Lapisan setebal 1,8 meter itu terbagi menjadi tiga tingkat. Bagian atas setebal 0,3 sentimeter berwarna abu-abu terang kehijauan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sementara di bawahnya terdapat pasir sangat halus berwarna abu-abu terang setebal 1 sentimeter. Lapisan berikutnya berupa pasir halus berwarna abu-abu kecoklatan setebal 0,5 cm. Kemudian 50 sentimeter ke bawah berikutnya, ada endapan paleotsunami yang berumur lebih tua dan lebih tebal. Lapisan-lapisan lain juga diduga sebagai endapan paleotsunami.

Soal waktu kejadian tsunami purba itu, tim peneliti ikut merujuk peta geologi yang terkait dengan riwayat letusan Gunung Gamalama. Adapun temuan endapan yang diduga paleotsunami berada di bawah endapan produk Gunung Gamalama hasil letusan 1907.

Tim peneliti menyimpulkan lapisan paleotsunami termuda terjadi sebelum 1907. Sementara pada lapisan paleotsunami di bawahnya yang terjadi lebih dulu atau lebih tua, tidak ditemukan produk letusan gunung api. Karena itu tim menduga lapisan pertama endapan paleotsunami berasal dari kejadian tsunami 1889 lalu. Tiga kejadian serupa sebelumnya pada 1858, 1857 dan 1846.

Sosialisasi kepada masyarakat di lokasi temuan bukti endapan paleotsunami. (Dok.PVMBG)

Temuan jejak tsunami itu disosialisasikan bersama pihak terkait untuk mitigasi bencana. Kemudian untuk mendapatkan hasil interpretasi dan analisis yang akurat, sampel sedimen di setiap lapisan, termasuk paleosoil, akan dibawa ke laboratorium untuk dilakukan beberapa pengujian seperti analisis besar butir, kandungan mikrofauna, dan penentuan umur lapisan (dating).

PVMBG juga melakukan komunikasi dengan pakar tsunami internasional dari United State Geological Survey (USGS), yang juga pengajar di Universitas Washington, Seattle, yaitu Professor Brian F. Atwater lewat e-mail. Hasil temuan endapan paleotsunami ini akan disosialisasikan melalui publikasi nasional dan internasional.

Baca:
Gempa Ketiga Getarkan Enggano dalam Sehari, Kali Ini Magnitudo 5,3

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Seorang Ayah di Ternate Bakar Anak Kandungnya Setelah Seharian Tak Pulang ke Rumah

5 hari lalu

Ilustrasi kekerasan terhadap anak. Shutterstock
Seorang Ayah di Ternate Bakar Anak Kandungnya Setelah Seharian Tak Pulang ke Rumah

Si ayah sempat menggunduli kepala anaknya sebelum kemudian membakarnya.


Potensi Gempa Megathrust Selat Sunda, Pemkab Bekasi Ikut Tingkatkan Kewaspadaan

6 hari lalu

Gempa mengguncang Selat Sunda, Banten, pada Rabu, 10 Mei 2023 pukul 11.24.49 WIB. (BMKG)
Potensi Gempa Megathrust Selat Sunda, Pemkab Bekasi Ikut Tingkatkan Kewaspadaan

Edaran dibuat meski wilayah Kabupaten Bekasi tak berbatasan dengan perairan Selat Sunda ataupun laut selatan Jawa, lokasi zona gempa megathrust


BMKG: Waspada Gelombang Tinggi di Perairan Maluku Utara

7 hari lalu

Ilustrasi cuaca buruk dan gelombang tinggi. Pexels/Therato
BMKG: Waspada Gelombang Tinggi di Perairan Maluku Utara

BMKG Ternate mengeluarkan peringatan dini gelombang tinggi yang berpotensi terjadi di beberapa wilayah perairan Maluku Utara pada 10 September 2024.


Regulator Ternate Perpanjang Masa Tanggap Darurat Banjir Bandang, Awasi Patahan di Hulu Sungai

10 hari lalu

Sejumlah rumah warga yang rusak pascabanjir bandang di Kelurahan Rua, Kota Ternate, Maluku Utara, 3 September 2024. Pemerintah Kota Ternate akan merelokasikan warga korban banjir bandang di Kelurahan Rua ke tempat yang lebih aman dan menyiapkan lahan sekitar 2,6 hektare di Kelurahan Jambula yang nantinya akan dibangun 100 unit rumah. ANTARA/Andri Saputra
Regulator Ternate Perpanjang Masa Tanggap Darurat Banjir Bandang, Awasi Patahan di Hulu Sungai

Periode tanggap darurat yang semula berakhir pada 7 September dilanjutkan hingga 21 September 2024.


Tsunami PHK di Industri Manufaktur Berlanjut

13 hari lalu

Badai PHK bisa berlanjut dengan anjloknya manufaktur.
Tsunami PHK di Industri Manufaktur Berlanjut

Gelombang tsunami PHK terus bergulir. Industri manufaktur merupakan sektor yang paling banyak melakukan PHK.


Dampak Gempa Maksimal di Segmen Megathrust dan Cuaca Ekstrem Bogor Awas Berulang di Top 3 Tekno

14 hari lalu

Peta potensi gempa besar (megathrust) Mentawai. dok. IAGI Sumbar
Dampak Gempa Maksimal di Segmen Megathrust dan Cuaca Ekstrem Bogor Awas Berulang di Top 3 Tekno

op 3 Tekno Berita Terkini pada Rabu pagi ini, 4 September 2024, dipuncaki artikel penjelasan segmen-segmen megathrust di Indonesia oleh peneliti BRIN.


Tinjau Lokasi Banjir Bandang Rua Ternate, Menteri Basuki Akan Bangun Bendung Sabo

14 hari lalu

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono meninjau lokasi banjir bandang di di Kelurahan Rua, Ternate Pulau, Kota Ternate, Maluku Utara pada Selasa 03 Agustus 2024. Banjir menyebabkan 19 orang meninggal dunia dan puluhan rumah rusak berat. Foto : Andre Rua I Ternate
Tinjau Lokasi Banjir Bandang Rua Ternate, Menteri Basuki Akan Bangun Bendung Sabo

Pembangunan bendung sabo dilakukan untuk meminimalisir dampak bencana banjir bandang di Pulau Ternate.


Peneliti BRIN Jelaskan Sebaran 15 Segmen Megathrust di Indonesia dan Simulasi Dampaknya

15 hari lalu

Peta zona gempa megathrust. (Pusat Studi Gempa)
Peneliti BRIN Jelaskan Sebaran 15 Segmen Megathrust di Indonesia dan Simulasi Dampaknya

Simulasi gempa maksimal dari Segmen Megathrust Jawa Barat menghasilkan prediksi tsunami sampai 20 meter di pesisir. Bangunan roboh bisa sampai Jakarta


Mulai Diadopsi Kominfo, Secanggih Apa Sistem Peringatan Dini Bencana di Jepang?

15 hari lalu

Badan Meteorologi Jepang mengeluarkan peringatan tsunami di sepanjang wilayah pesisir prefektur Ishikawa, Niigata dan Toyama. (Tangkapan Layar: Badan Meteorologi Jepang)
Mulai Diadopsi Kominfo, Secanggih Apa Sistem Peringatan Dini Bencana di Jepang?

Skema penyiaran peringatan dini bencana yang sedang dikembangkan oleh Kominfo mirip dengan teknologi yang selama ini dipakai di Jepang.


Ternate Dihantui Lima Jenis Bencana, Pemerintah Kota Didesak Susun Panduan Mitigasi

15 hari lalu

Foto udara operator alat berat memindahkan sisa material lumpur yang terbawa banjir bandang di Kelurahan Rua Kota Ternate, Maluku Utara, Selasa, 27 Agustus 2024. Kementerian PUPR melalui Balai Wilayah Sungai (BWS) Maluku Utara mengerahkan sejumlah alat berat untuk membuka akses jalan yang menghubungkan Kelurahan Rua dan Kastela agar aktivitas warga kembali normal pascabanjir bandang di daerah itu. ANTARA/Andri Saputra
Ternate Dihantui Lima Jenis Bencana, Pemerintah Kota Didesak Susun Panduan Mitigasi

Pedoman mitigasi dianggap urgen agar masyarakat Ternate lebih peka terhadap bencana. Bukan hanya banjir bandang saja yang mengancam ternate.