TEMPO.CO, Jakarta - BMKG telah mencatat gempa kuat kedua mengguncang Enggano dan beberapa tempat di Bengkulu pada Jumat malam ini, 18 November 2022. Gempa pertama berkekuatan M6,8--yang kemudian diperbarui menjadi M6,7--pada pukul 20.37 WIB, sedangkan gempa kedua M5,6 pada pukul 21.07 atau tepat 30 menit kemudian.
Info yang dibagikan BMKG di akun media sosialnya menyebut pusat gempa yang kedua juga berada di laut, 213 kilometer barat laut Enggano, dengan kedalaman 10 kilometer. Seperti yang pertama, gempa kedua juga sudah bisa langsung dipastikan melalui pemodelan tak sampai menyebabkan tsunami.
Sebelumnya, Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, menjelaskan bahwa gempa pertama M6,7 disebabkan aktivitas subduksi lempeng Eurasia. "Megathrust event," tulisnya melalui akun media sosial Twitter.
Ketiadaan tsunami dibuktikannya lewat data alat pengukur pasang surut muka laut, tide gauge, yang terpasang di Seblat dan Pulau Baai yang terdekat dari episentrum gempa. Bacaan data dari kedua alat menunjukkan tak ada anomali tinggi muka laut. "Artinya aman tsunami," kata Daryono.
Tangkapan layar peta pusat gempa M6,8--diperbarui menjadi 6,7--yang mengguncang Enggano, Bengkulu, dan daerah sekitarnya pada Jumat malam 18 November 2022. (ANTARA/HO-BMKG)
Menurut pengukuran BMKG, gempa pertama bisa dirasakan guncangannya di Enggano pada skala IV MMI. Intensitas pada skala itu setara getaran yang bisa dirasakan banyak orang di dalam rumah jika gempa itu terjadi pada siang hari. Di Mukomuko, Bengkulu Utara dan Kota Bengkulu terukur pada skala III-IV MMI.
Sebelum malam ini, gempa telah mengguncang Enggano dan tempat lain di Bengkulu pada Rabu dinihari lalu dengan kekuatan M5,3.
Baca juga: Pada 2021, Ini Sebab Gempa Megathrust M6,3 Bengkulu Terasa Senyap