Tentu saja namanya dalam bahasa Mesir kuno bukanlah piramida gagal. Bila nama piramida dalam bentuk hieroglyph itu diterjemahkan, artinya kira-kira 'piramida termegah' atau 'berkilau di selatan'. Nama itu sesuai dengan fakta bahwa piramida itu dibangun di pinggiran sebelah selatan Dashur, Mesir.
Para ahli arkeologi menduga rencana pembangunan piramida itu sesungguhnya jauh lebih besar daripada Piramida Agung yang dibangun di kemudian hari di Giza, tetapi fondasinya kurang memadai untuk menyokong beban piramida sebesar itu. Bahkan, di awal konstruksi pun para arsitek yang dipekerjakan Firaun Sneferu juga tak mampu mengendalikan retak dan bergesernya struktur itu. Untuk berkompromi dengan kondisi lahan yang labil tersebut, mereka mengurangi sudut piramida, sekaligus memangkas berat yang dihasilkan lapisan batu bagian atas.
Kedua piramida yang dibangun Sneferu di Dahshur, Piramida Bent dan Piramida Merah, merupakan cikal bakal piramida di Giza. Mereka dibuat dari batu dan memerlukan keahlian organisasi, konstruksi, dan arsitektur yang sama untuk menyelesaikannya.
Kepala lembaga purbakala Mesir, Zahi Hawass, menyatakan bahwa sebelum Giza, semua pembuatan piramida adalah eksperimen. "Fase finalnya adalah Piramida Merah dan semua piramida sebelumnya adalah percobaan," katanya.
Piramida ini juga merupakan bukti awal pergeseran kepercayaan Mesir kuno. Sumbu utama bangunan pada Piramida Bent berorientasi dari timur ke barat, bukan utara ke selatan seperti piramida-piramida sebelumnya. Perubahan ini, menurut beberapa ahli arkeologi, adalah pergeseran dari kepercayaan yang berorientasi pada bintang atau astronomi ke matahari dan pemujaan terhadap Ra.
TJANDRA | ANCIENT-EGYPT | GUARDIAN