TEMPO.CO, Jakarta - Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta mempertimbangkan mengirim mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) sampai ke Namibia di Afrika. Negara itu dipilih karena beberapa peneliti UGM sebelumnya telah melakukan kegiatan pengabdian di sana dalam bidang pengembangan pertanian dan perikanan sejak 2008.
Pertimbangan itu muncul dalam Diskusi Kerja yang diselenggarakan oleh Komisi II Senat Akademik UGM yang bertajuk Kebijakan Flagship Pengabdian Kepada Masyarakat di gedung Pusat UGM, Jumat 18 November 2022. Seperti dikutip dari laman UGM, diskusi menghadirkan Dubes RI untuk Namibia, Wisnu Edi Pratignyo, dan Peneliti Pertanian UGM, Taryono.
Baca juga: Daging Sintetis dari Limbah Kedelai, Peneliti UGM Dianugerahi Young Scientist Award
Ketua komisi II Senat Akademik UGM, Suratman, mengatakan UGM berpengalaman mengirim tenaga ahli pertanian ke Namibia. UGM disebutnya memiliki perjanjian kerja sama dengan Universitas Namibia (UNAM) dalam bidang pengembangan varietas padi di sana. Bekerja sama dengan universitas Namibia, Suratman menambahkan, “Saya kira perlu ditindaklanjuti dengan adanya kegiatan KKN di Namibia dengan pengiriman mahasiswa dan DPL di salah satu desa di Namibia.”
Tidak hanya lewat kegiatan pengabdian, kata Suratman, ia juga berharap nantinya terbentuk konsorsium dengan beberapa universitas di Namibia dan Afrika dalam bidang peningkatan ketahanan pangan. “Semangat kita menyelamatkan generasi planet. Siapa lagi kalau bukan dari kalangan perguruan tinggi,” katanya.
Ketua Dewan Guru Besar UGM, M. Maksum, setuju untuk KKN PPM UGM diangkat ke tingkat global. “Selama ini KKN diidentikkan pada kegiatan pengabdian tingkat domestik," katanya.
Selain bisa berkontribusi pada persoalan global, kegiatan menurutnya bisa menjadi nilai tambah bagi UGM dalam penilaian pemeringkatan universitas tingkat dunia. Maksum meyakini UGM memiliki ahli pertanian yang memiliki pengalaman dalam studi lahan kering maupun di lahan gambut yang nantinya bisa digunakan untuk praktik di negara lain seperti Namibia.
Dubes RI untuk Namibia, Wisnu Edi Pratignyo, malah berharap dibukakan akses pendidikan anak muda Namibia untuk mengenyam pendidikan di perguruan tinggi di Indonesia seperti UGM. “Selain peningkatan capacity building, kita juga perlu membuka akses pendidikan bagi anak muda Namibia bisa mengenyam pendidikan di sini,” ujarnya.
Cerita Penelitian Berteman Gajah dan Kudanil
Peneliti UGM sekaligus Kepala Pusat inovasi Agroteknologi, Taryono, mengungkapkan sekitar 80 persen kebutuhan pangan Namibia tergantung dari impor pangan yang berasal dari Afrika Selatan. Kunjungan tim UGM sejak 2008 telah diminta untuk meningkatkan program ketahanan pangan Namibia. “Ketergantungan sangat besar sebab tanah Namibia bagian selatan itu padang pasir, di tengah savana hanya bagian utara saja yang hijau,” katanya.
Salah satu yang kemudian berhasil dilakukan dengan bekerja sama dengan Universitas Namibia, kata Taryono, adalah pengembangan proyek padi Kalimbeza. Diceritakan Taryono, UGM saat itu diminta membantu universitas Namibia mendukung keberhasilan proyek padi di lahan daerah Rawa Zambezi sebagai lokasi tempat kubangan para gajah, kuda nil dan buaya berjemur.
“Pernah suatu hari menginap di pondok, ditungguin lima gajah jantan semalam. Bersuara terus sampai saya tidak bisa tidur," katanya sambil menambahkan, "Pernah juga ditungguin kuda nil."
Baca juga: Universitas Jember Kirim 7 Mahasiswa Pilihan Praktik Mengajar ke Thailand Selatan
Menurut Taryono, ia ke Namibia bersama rekan peneliti lainnya Supriyanta yang dikenal peneliti varietas padi di Fakultas Pertanian UGM. Adapun kegiatan yang mereka lakukan adalah pendampingan dan pelatihan tenaga dosen, mahasiswa dan petani.
Universitas Namibia menyediakan lahan seluas lima hektare di daerah Ogongo sebagai lokasi media pembelajaran pengembangan padi. “Kami sempat juga mengajari mahasiswa dan petani belajar tanam padi (melangkah) mundur,” katanya mengenang.
Selain pengembangan sumber daya manusia di bidang pertanian, juga penyediaan dan penyesuaian sarana dan prasarana padi, serta penyediaan sarana pembelajaran di lahan kampus Ogongo. Lalu, pada 2022, UGM mengirim tenaga ahli untuk aktivasi kembali laboratorium budidaya jaringan tanaman di Universitas Namibia.
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.