TEMPO.CO, Jakarta - BMKG mencatat 14 kejadian gempa dengan kekuatan merusak di wilayah Sukabumi dan Cianjur, termasuk gempa M5,6 yang terjadi pada Senin, 21 November 2022. Gempa dengan kekuatan merusak sebelumnya, antara lain, terjadi pada 1844, 1878, 1910, 1912, 1969, 1982, dan 2000 (dua kali).
Baca juga: BMKG Bilang Waspada Bencana Lanjutan Akibat Gempa Cianjur
Gempa pada 12 Juli 2000, misalnya, mengguncang dengan Magnitudo 5,4 dan 5,1 membuat total 1.900 rumah rusak berat. Dampak kerusakan itu tersebar di Cidahu, Cibadak, Parakansalak, Gegerbitung, Sukaraja, Cikembar, Kadudampit, Cicurug, Nagrak, Parungkuda, Sukabumi, Cisaat, Warungkiara, Kalapanunggal, Nyalindung, dan Kabandungan.
Sejumlah peneliti gempa menyebutkan, berdasarkan data sementara saat ini, lokasi pusat gempa Magnitudo 5,6 pada Senin siang kemarin berada di Zona Sesar Cimandiri pada bagian utara. Bagian itu termasuk Segmen Rajamandala. “Itu yang dekat banget dengan ujung Patahan Lembang,” kata Irwan Meilano, peneliti gempa dari Institut Teknologi Bandung (ITB).
Peneliti di Pusat Riset Kebencanaan Geologi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Rahma Hanifa lebih rinci mengatakan, di lokasi itu sesar bergerak dengan mekanisme geser. “Bisa jadi kelurusan Sesar Lembang atau bagian dari segmen Sesar Cimandiri,” ujarnya sambil menambahkan untuk memastikannya lebih akurat diperlukan investigasi, data pola sebaran gempa susulan, dan relokasi titik sumber gempa.
Pada peta di atas terlihat kedekatan lokasi antara Sesar Cimandiri dan Sesar Lembang. (ANTARA/HO-BNPB)
Dari informasi peta sumber Gempa Cianjur dan kumpulan gempa susulannya yang dibagikan BMKG, lokasinya diketahui berada di luar garis gambar Sesar Cimandiri. “Sebenarnya, kalau namanya sesar kan bukan satu garis tapi zona,” kata Rahma menjelaskan.
Adapun tim peneliti yang membuat Peta Sumber dan Bahaya Gempa Indonesia 2017, membagi Sesar Cimandiri menjadi tiga bagian atau segmen. Ketiganya adalah Segmen Cimandiri sepanjang 23 kilometer dengan potensi gempa maksimum bermagnitudo 6,7.
Kemudian segmen Nyalindung-Cibeber sepanjang 30 kilometer berpotensi menghasilkan gempa maksimal dengan magnitudo 6,5. Adapun segmen Rajamandala sepanjang 45 kilometer bisa menghasilkan gempa maksimum bermagnitudo 6,6 dengan mekanisme sesar geser.
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.