TEMPO.CO, Bandung - Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Hendra Gunawan,mengungkap dua faktor penyebab daya rusak gempa Cianjur pada Senin, 21 November 2022.
Faktor pertama adalah gempa yang terjadi merupakan gempa dangkal yang merusak ditambah dengan wilayah yang terlanda gempa tersebut berada di daerah dengan kondisi batuan yang kurang terkonsolidasi sehingga memperparah efek guncangan gempa.
“Juga mungkin ada beberapa bangunan yang belum memenuhi standar dari bangunan tahan gempa. Dan ini memang masih menjadi tugas ke depannya, dalam hal ini kementerian terkait dalam hal rekomendasi teknis bangunan,” kata dia di Bandung, Selasa, 22 November 2022..
Hendra mengatakan Badan Geologi mengirimkan tim untuk mengidentifikasi kerusakan yang terjadi akibat gempa M5,6 Cianjur. “Tim yang rencananya (Selasa) sore sudah tiba akan mengidentifikasi kerusakan mana saja dan di mana yang paling besar,” kata dia.
Menurutnya, tim dari Badan Geologi akan melakukan survei lapangan untuk memetakan daerah kerusakan akibat gempa Cianjur. “Tim ini akan melokalisir secara sistematis, memetakan daerah-daerah kerusakan yang parah sampai ke yang ringan, dan itu menjadi informasi yang sangat penting untuk menelaah seperti apa mekanisme sumber gempa yang terjadi di gempa Cianjur itu,” kata dia.
Dia juga mengatakan bahwa sumber gempa tersebut berada tak jauh dari Gunung Gede. “Secara kasat mata kita bisa melihat bahwa berdasarkan data sumber gempa dari BMKG memang sumbernya di antara Kota Cianjur dan Sukabumi, tepatnya di lereng tenggara Gunung Gede. Ini tidak berjauhan dengan patahan aktif,” kata dia.
Hasil survei tersebut, tambahnya, akan menjadi bahan untuk menyusun rekomendasi teknis pada pemerintah daerah setempat pasca gempa Cianjur. “Kita harus melakukan survei untuk menjadi bahan rekomendasi pada pemda, dan akan ditindaklanjuti dalam daerah-daerah yang aman untuk masyarakat ke depannya,” kata dia.
Hendra mengatakan gempa bumi Cianjur juga memicu longsor. “Memang ada kaitan antara kejadian gempa bumi dan longsor. Bagaimana faktor dari nilai peak grond acceleration berhubungan dengan masalah safety-factor suatu lereng dari satu bangunan dan infrastruktur. Kurang lebih singkatnya seperit itu,” kata dia.
Baca:
Gunung Gede Pangrango Masih Normal Pasca-Gempa Cianjur M5,6
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.