TEMPO.CO, Jakarta - Institut Teknologi Bandung (ITB) mengirim tim relawan ke lokasi terdampak gempa Cianjur. Mereka membawa misi: membuat survei, pemasangan seismograf, mendirikan bangunan hunian sementara, dan penyediaan air bersih. “Sudah berangkat sejak hari kedua setelah gempa,” kata Yuli Setyo Indartono, Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) ITB, Kamis, 24 November 2022.
Menurutnya, tim ITB telah langsung berkoordinasi melibatkan lembaga internal sejak mengetahui gempa pada Senin lalu tersebut berdaya merusak yang cukup besar. Koordinasi dilakukan dengan Badan Pengelolaan Usaha Dana Lestari ITB yang akan berkontribusi melalui pendanaan dengan kelolaan LPPM, juga dengan Pusat Penelitian Mitigasi Bencana, Direktorat Kemahasiswaan, serta serta Rumah Amal Salman.
Adapun para peneliti dan anggota tim berasal dari Fakultas Ilmu Teknik Kebumian; Sekolah Arsitektur, Perencanaan, dan Pengembangan Kebijakan ITB; Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan; Sekolah Farmasi; dan Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati. Mereka langsung menyebar, antara lain kelompok keahlian geofisika global memasang enam unit seismograf untuk memantau gempa susulan.
"Bantuan dari ITB akan dibagi dalam jangka pendek atau darurat, jangka menengah, dan panjang," tutur Yuli.
Baca juga: Mahasiswa UI Bantu Korban Gempa Cianjur, Ini yang Dilakukan
Dari hasil observasi di lapangan, tim juga akan segera mungkin membangun empat hunian sementara dengan metode Tunnel Shelter di Desa Benjot, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur. Konstruksinya akan memakai bahan lokal yang tersedia di lokasi yaitu bambu. Untuk pendirian hunian ini, tim ITB akan berkolaborasi dengan tim aktivis Desa Binaan ITB di Ciranjang.
Tenda yang didirikan warga korban gempa di area persawahan di Desa Sarabad Kec. Cugenang kabupaten Cianjur 24 November 2022. Warga korban gempa Cianjur yang rumah mereka rusak parah mendirikan tenda darurat ditengah sawah dengan menggunakan bahan seadanya. Tempo/Amston Probel
Dosen dan tim lain merencanakan analisis lapangan asesmen soal tingkat kerentananan bangunan publik di Cianjur. Tujuannya, bangunan-bangunan yang masih cukup layak digunakan dapat dimanfaatkan dengan baik. Selain itu tim ITB mengupayakan kebutuhan obat-obatan dan bantuan penyembuhan trauma.
Tim dari ITB di Cianjur ini melibatkan 267 mahasiswa dari Program Merdeka Belajar. Sementara Keluarga Mahasiswa Pecinta Alam ITB dan dosen membantu penyediaan air bersih dengan alat IGW Membran Ultrafiltrasi Air.
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.