Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

COP27 Mesir: Apa Saja yang Gagal, yang Berhasil dan yang Baru

image-gnews
Seorang aktivis iklim ikut serta dalam protes selama KTT iklim COP27, di Sharm el-Sheikh, Mesir, 19 November 2022. REUTERS/Mohamed Abd El Ghany
Seorang aktivis iklim ikut serta dalam protes selama KTT iklim COP27, di Sharm el-Sheikh, Mesir, 19 November 2022. REUTERS/Mohamed Abd El Ghany
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Dua minggu penuh Konferensi Perubahan Iklim PBB yang ke-27 atau COP27 telah berakhir pada Minggu 20 November 2022. Kebanyakan dari antara para ilmuwan iklim frustasi pada hasil-hasil yang disepakati yang dinilai minim ambisi untuk penghapusan bahan bakar fosil.

Dokumen ringkasan final COP27 setebal 10 halaman, yang disepakati pada 20 November, menyatakan bahwa pembatasan pemanasan global hanya sampai 1,5 derajat Celsius di atas suhu di masa pra-industri membutuhkan reduksi emisi gas rumah kaca yang cepat, dalam dan berkelanjutan pada 2030. 

Tapi, seruan untuk menghapus penggunaan bahan bakar fosil--sebagai sumber emisi gas rumah kaca itu--dihadang  oleh negara-negara penghasil minyak, dan sebagian delegasi berusaha menemukan alasan untuk tetap bergembira meski laju dekarbonisasi sangat lambat. Banyak yang menyalahkan krisis energi yang dipicu oleh invasi Rusia ke Ukraina sebagai sebab minimnya progres penghapusan bahan bakar fosil tersebut.

“Ini jelas sekali kalau jendela untuk 1,5 derajat Celsius itu menutup dengan cepat," kata Chukwumerije Okerere, yang studinya tentang cara negara-negara menangani iklim di Alex Ekwueme Federal University Ndufu-Alike, Nigeria. Menurut dia, sudah tidak mungkin lagi untuk menekan kenaikan suhu sebatas 1,5 derajat, "Kecuali ada penyedotan karbondioksida secara massif pada skala yang luar biasa."

Catatan rekor 45 ribu orang hadir di COP27 malah menuntun sebagian orang untuk mempertanyakan apakah format konferensi sudah cocok untuk penanganan sebuah kedaruratan di Bumi. "Negosiasi-negosiasi yang terjadi benar-benar tak menggambarkan realitas," kata Sunita Narain, Direktur Jenderal Pusat Sains dan Lingkungan, sebuah organisasi riset di New Delhi, India. 

Meski ada nilai dalam membawa orang-orang berhimpun bersama untuk membagikan pemikiran dan membangun momentum, Sunita khawatir tujuan utama dari pertemuan--untuk menekan para pemimpin dunia berkomitmen kepada aksi yang lebih kuat dan menjaga memegang komitmennya itu--malah hilang.

"Saya tidak pernah melihat yang seperti ini. Kita telah mereduksi segalanya ke dalam sebuah perhelatan yang sangat besar," katanya. 

Para ilmuwan dan penggiat iklim yang hadir pertama kalinya sebagai peserta konferensi melukiskan ketidakpercayaannya bahwa para negosiator pemerintahan negara-negara menghabiskan berhari-hari bolak balik hanya membahas beberapa kata dalam dokumen. 

"Saya syok dengan proses yang saya lihat," kata Blutus Mbambi, koordinator program di Pusat Aksi dan Advokasi Perubahan Iklim di Lusaka, Zambia. “Tapi kami akan tetap memperjuangkannya. Kami akan tetap menekan." 

Baca juga: Menteri Siti dan Presiden Jokowi Dipuji di COP27 Soal Pengurangan Deforestasi, Apa Kata Walhi?

Perjuangan untuk Pendanaan Baru 

Meski begitu, ada satu yang dianggap baik yang muncul dari Sharm El-Sheikh, Mesir, lokasi konferensi. Satu itu adalah para delegasi dari negara dengan pendapatan rendah dan menengah pulang dengan membawa kesepakatan pendanaan 'loss and damage' yang baru untuk menolong mereka menutup kerugian dampak perubahan iklim.  

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


COP28: Penelitian Ungkap Kota-kota Hadapi Kesenjangan Pendanaan Iklim

17 jam lalu

Presiden Uni Emirat Arab Sheikh Mohamed bin Zayed Al Nahyan, Antonio Guterres, Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa, Raja Charles dari Inggris, dan para pejabat berpose untuk foto keluarga selama Konferensi Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa (COP28) di Dubai, Uni Arab Emirates, 1 Desember 2023. REUTERS/Amr Alfik
COP28: Penelitian Ungkap Kota-kota Hadapi Kesenjangan Pendanaan Iklim

Kota-kota menghadapi kesenjangan pendanaan iklim yang sangat besar, menurut penelitian.


200 Negara Hadiri KTT COP28, Soal BBM Fosil Jadi Pusat Bahasan

3 hari lalu

Logo 'Cop28 UEA' ditampilkan di layar saat upacara pembukaan Pekan Keberlanjutan Abu Dhabi (ADSW) bertema 'Bersatu dalam Aksi Iklim Menuju COP28', di Abu Dhabi, UEA, 16 Januari 2023. REUTERS/Rula Rouhana
200 Negara Hadiri KTT COP28, Soal BBM Fosil Jadi Pusat Bahasan

KTT COP28: Masa depan bahan bakar fosil menjadi pusat pembicaraan dalam perubahan iklim.


Paus Fransiskus Perintah Tinggalkan BBM Fosil, Para Uskup AS Menolak

4 hari lalu

Paus Fransiskus berbicara pada audiensi umum mingguan, di Vatikan, 22 November 2023. Vatican Media/Handout via REUTERS
Paus Fransiskus Perintah Tinggalkan BBM Fosil, Para Uskup AS Menolak

Menentang seruan Paus Fransiskus untuk melakukan aksi iklim, para uskup Katolik Amerika Serikat tetap kukuh pada bahan bakar fosil.


Jokowi Ajak Masyarakat Tanam Pohon Hadapi Pemanasan Global hingga Polusi Udara

4 hari lalu

Presiden Joko Widodo saat menghadiri Gerakan Tanam Pohon Bersama di Hutan Kota Kawasan Industri Pulo Gadung, Jakarta, Rabu 29 November 2023. PT Jakarta Industrial Estate Pulogadung (JIEP) selaku pengelola sekaligus pengembang Kawasan Industri Pulogadung mengembalikan fungsi hutan kota seluas 8,9 hektar di Kawasan Industri Pulogadung. Sebagai Perusahaan milik negara dan milik daerah Provinsi DKI Jakarta, sudah menjadi komitmen untuk menjaga aset serta lahan milik negara dan memfungsikannya sebagaimana yang telah ditetapkan, yang salah satu fungsinya adalah sebagai hutan kota untuk menunjang udara yang bersih dan sehat bagi masyarakat DKI Jakarta. TEMPO/Subekti.
Jokowi Ajak Masyarakat Tanam Pohon Hadapi Pemanasan Global hingga Polusi Udara

Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengatakan penanaman pohon sebagai suatu kegiatan yang memiliki tujuan dalam mengantisipasi krisis iklim maupun pemanasan global. Menurut Jokowi, pemanasan global itu mulai dirasakan sekarang dan nyata.


Emisi CO2 Sistem Pangan Peternakan Jadi Sorotan COP28 di Dubai

4 hari lalu

Knickers bersama kawanan sapi ternak lain di peternakan Lake Preston, Australia.[ABC South West/Jacqueline Lynch]
Emisi CO2 Sistem Pangan Peternakan Jadi Sorotan COP28 di Dubai

Negara-negara didesak untuk mengekang industri peternakan untuk mencapai tujuan iklim.


Jelang COP28, Amerika Lelang 14 Ribu Hektare Lahan untuk Pengeboran Minyak dan Gas

4 hari lalu

Ladang minyak di Kern River Oil Field, California, Amerika Serikat, ini luasnya sekitar 43,5 kilometer persegi. Pengeboran minyak di lokasi ini dimulai pada Juni 1899. dailymail.co.uk
Jelang COP28, Amerika Lelang 14 Ribu Hektare Lahan untuk Pengeboran Minyak dan Gas

Amerika Serikat melelang 14 ribu hektare lahan untuk pengeboran minyak dan gas menjelang KTT iklim COP28.


Paus Fransiskus Batal ke COP28 karena Masalah Kesehatan

4 hari lalu

Paus Fransiskus setelah audiensi umum mingguan, di Lapangan Santo Petrus di Vatikan, 15 November 2023. REUTERS/Remo Casilli
Paus Fransiskus Batal ke COP28 karena Masalah Kesehatan

Vatikan memastikan Paus Fransiskus batal datang pertemuan iklim COP28 di Dubai akhir pekan ini karena dampak influenza dan radang paru-paru.


Akibat Pemanasan Global 3 Pantai di Eropa Bakal Menyusut

8 hari lalu

Pantai Blavand di Denmark. Unsplash.com/Stefan Pasch
Akibat Pemanasan Global 3 Pantai di Eropa Bakal Menyusut

Karena lapisan es di kutub mencair dan meningkatnya permukaan air laut secara global mengancam garis pantai di pantai-pantai Eropa dan sekitarnya


Shell Hadirkan Cairan Pendingin yang Minim Emisi Karbon

11 hari lalu

Shell hadirkan cairan pendingin imersi yang diklaim rendah emisi karbon. (Dok Shell Indonesia)
Shell Hadirkan Cairan Pendingin yang Minim Emisi Karbon

PT Shell Indonesia telah memperkenalkan produk cairan pendingin imersi (immersion cooling fluids) yang diklaim minim emisi karbon.


Erick Thohir Tanggapi Pendanaan JETP yang Disebut-sebut jadi Jebakan Utang RI

12 hari lalu

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Ad-Interim, Erick Thohir, dalam acara peluncuran dokumen Investment and Policy Plan (CIPP) Pelaksanaan Transisi Energi Berkeadilan (Just Energy Transitions Partnership/JETP) di Kantor Kementerian ESDM Jakarta, Selasa, 21 November 2023. TEMPO/Defara Dhanya
Erick Thohir Tanggapi Pendanaan JETP yang Disebut-sebut jadi Jebakan Utang RI

Erick Thohir mematahkan anggapan bahwa skema pendanaan JETP akan menjadi utang negara. Begini penjelasan Menteri BUMN tersebut.