Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

COP27 Mesir: Apa Saja yang Gagal, yang Berhasil dan yang Baru

image-gnews
Seorang aktivis iklim ikut serta dalam protes selama KTT iklim COP27, di Sharm el-Sheikh, Mesir, 19 November 2022. REUTERS/Mohamed Abd El Ghany
Seorang aktivis iklim ikut serta dalam protes selama KTT iklim COP27, di Sharm el-Sheikh, Mesir, 19 November 2022. REUTERS/Mohamed Abd El Ghany
Iklan

Proses negosiasi sebenarnya mendapat angin segar dari komitmen yang dibuat terpisah dalam KTT G20 Bali, Indonesia, di mana negara-negara kaya setuju menyediakan US$20 miliar untuk membantu Indonesia mulai meninggalkan batu bara. Meski begitu banyak fokus di COP27 mengarah kepada negara-negara Eropa yang berebut pasokan gas alam. 

Jerman, misalnya, telah meneken perjanjian dengan Mesir untuk memajukan hidrogen hijau juga ekspor gas alam cair. Beberapa negara dan perusahaan Eropa lainnya juga memiliki proyek di negara-negara seperti Senegal, Tanzania dan Aljazair. 

Para pemimpin Eropa bersikukuh kalau kebijakan mereka ini hanyalah jangka pendek dan tak akan men-detract komitmen jangka panjang mereka. Masalahnya, Narain mencatat, sebelum krisis energi, retorika dari negara-negara berpendapatan tinggi adalah jangan ada yang mendanai proyek-proyek bahan bakar fosil di negara berpendapatan rendah-sedang. 

"Tapi sekarang setiap orang meminta kami untuk meningkatkan suplai," katanya. 

Tekanan-tekanan itu memiliki dampak nyata pada proses negosiasi di COP27. Kalimat yang menyerukan penghapusan bahan bakar fosil dibuang dari draf final, sementara kata-kata baru ditambahkan yang mengusulkan percepatan pembangunan sistem energi yang 'ber-emisi rendah'. Frase itu yang dikhawatirkan banyak lainnya akan digunakan untuk memberi jalan pembangunan produksi gas alam--yang masih tergolong bahan bakar fosil--lebih jauh. 

Itu sebabnya Mohamed Salem Nashwan, yang mempelajari rekayasa konstruksi sains, teknologi dan transportasi maritim di Kairo, Mesir, ragu akan ada banyak kemajuan komitmen untuk penghapusan bahan bakar fosil di COP28 Dubai tahun depan. “Tuan rumah juga sangat terhubung dengan industri-industri bahan bakar fosil," katanya. 

Fokus Baru, Pangan

Kesepakatan di COP27 juga menyatakan bahwa “mengawal keamanan pangan dan mengakhiri kelaparan" adalah prioritas yang fundamental. Komunitas-komunitas dianggap bisa melindungi diri dari dampak perubahan iklim dengan lebih baik jika sistem pengairan terlindungi dan terawat. 

Sebagai pembanding, pakta dari COP26 Glasgow tahun lalu sama sekali tak menyebut pertanian, pangan atau air. "Ada progres nyata dalam hal kata-kata," kata Joachim von Braun, apakar ekonomi pertanian di Bonn University, Jerman.

Penambahan fokus itu juga didukung Claudia Sadoff, Direktur Eksekutif CGIAR, sebuah jaringan global pusat riset pertanian. Namun dia menambahkan, "Teks tentang krisis pangan tidak didukung oleh aksi-aksi yang perlu dilakukan." 

Berbeda dari pemerintahan negara-negara peserta COP27, Bill and Melinda Gates Foundation di Seattle, Washington, telah menyatakan donasi US$1,4 miliar selama empat tahun ke depan untuk membantu para petani kecil menghadapi dampak segera dan jangka panjang dari perubahan iklim. "Setiap kali dunia menunda aksinya, semakin banyak penduduk yang menderita, dan solusinya akan menjadi semakin kompleks dan mahal," ujar chief executive yayasan itu, Mark Suzman, dalam pernyataannya. 

Yang juga absen dalam naskah dari COP27 adalah rujukan ke perkiraan yang dibuat Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) bahwa sistem pangan bertanggung jawab untuk 21-37 persen emisi karbon global. "Peluang untuk 'pertanian karbon' dan perubahan peruntukan lahan untuk berkontribusi ke mitigasi (iklim) diabaikan," kata von Braun.

NATURE, NEW SCIENTIST


Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Waspada Dampak Penguapan Air Selama Kemarau, Diperkirakan Berlangsung di Jakarta dan Banten pada Juni-Agustus 2024

2 hari lalu

Warga beraktivitas di pinggir Waduk Cacaban, Kedung Banteng, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, Selasa, 11 September 2018. Akibat musim kemarau tahun ini, volume air di salah satu waduk penyuplai di wilayah Pantura itu menyusut hingga lebih dari puluhan meter sehingga mengancam kekeringan, terutama persawahan di sejumlah wilayah itu. ANTARA FOTO/Oky Lukmansyah
Waspada Dampak Penguapan Air Selama Kemarau, Diperkirakan Berlangsung di Jakarta dan Banten pada Juni-Agustus 2024

Fenomena penguapan air dari tanah akan menggerus sumber daya air di masyarakat. Rawan terjadi saat kemarau.


Masyarakat Adat di IKN Nusantara Terimpit Rencana Penggusuran dan Dampak Krisis Iklim, Begini Sebaran Wilayah Mereka

8 hari lalu

Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto mengecek pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) Nusantara di Kalimantan Timur, Senin (18/3/2024), yang direncanakan menjadi lokasi upacara HUT Ke-79 RI pada 17 Agustus 2024. ANTARA/HO-Biro Humas Setjen Kemhan RI.
Masyarakat Adat di IKN Nusantara Terimpit Rencana Penggusuran dan Dampak Krisis Iklim, Begini Sebaran Wilayah Mereka

AMAN mengidentifikasi belasan masyarakat adat di IKN Nusantara dan sekitarnya. Mereka terancam rencana investasi proyek IKN dan dampak krisis iklim.


13 Persen Resort Ski Dunia Diprediksi Gundul dari Salju Pada 2100

8 hari lalu

Australia dalam sepekan harus menyiapkan protokol kesehatan untuk mencegah penyebaran virus corona di resor ski. Foto: @thredboresort
13 Persen Resort Ski Dunia Diprediksi Gundul dari Salju Pada 2100

Studi hujan salju di masa depan mengungkap ladang ski dipaksa naik ke dataran lebih tinggi dan terpencil. Ekosistem pegunungan semakin terancam.


Studi Terbaru: IKN Nusantara dan Wilayah Lain di Kalimantan Terancam Kekeringan Ekstrem pada 2050

9 hari lalu

Pekerja menyelesaikan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) untuk Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Kamis 15 Februari 2024. Pembangunan PLTS tersebut untuk fase pertama sebesar 10 megawatt (MW) dari total kapasitas 50 MW yang akan menyuplai energi terbarukan untuk IKN dan akan beroperasi pada 29 Pebruari 2024. ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga
Studi Terbaru: IKN Nusantara dan Wilayah Lain di Kalimantan Terancam Kekeringan Ekstrem pada 2050

Kajian peneliti BRIN menunjukkan potensi kekeringan esktrem di IKN Nusantara dan wilayah lainnya di Kalimantan pada 2033-2050. Dipicu perubahan iklim.


Suhu Udara Global: Bumi Baru Saja Melalui Februari yang Terpanas

18 hari lalu

Kebakaran hutan membakar area di Santa Juana, dekat Concepcion, Cile, 4 Februari 2023. REUTERS/Ailen Diaz
Suhu Udara Global: Bumi Baru Saja Melalui Februari yang Terpanas

Rekor bulan terpanas kesembilan berturut-turut sejak Juli lalu. Pertengahan tahun ini diprediksi La Nina akan hadir. Suhu udara langsung mendingin?


Pertamina Dukung Gerakan Penanaman 100.000 Bibit Pohon untuk Lestarikan Lingkungan

34 hari lalu

Pertamina Dukung Gerakan Penanaman 100.000 Bibit Pohon untuk Lestarikan Lingkungan

PT Pertamina (Persero) proaktif mewujudkan keberlanjutan lingkungan untuk mencapai target penurunan emisi atau net zero emission 2060. lewat gerakan penanaman 100.000 bibit pohon


Teknologi Carbon Capture, Kapal Kargo Uji Tangkap Emisi Karbonnya Sendiri

35 hari lalu

 Kapal Kargo Sounion Trader. Lomas Shipping
Teknologi Carbon Capture, Kapal Kargo Uji Tangkap Emisi Karbonnya Sendiri

Kapal kargo Sounion Trader belum lama ini menyelesaikan uji sistem tangkap karbon langsung di atas kapal (onboard carbon capture system).


Luhut Sebut Standar Emisi Euro 4 dan 5 Bisa Pangkas Subsidi BBM hingga Rp 50 Triliun

35 hari lalu

Tangkapan layar Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan dalam unggahan di akun Instagram @luhut,pandjaitan yang dipantau di Jakarta, Rabu (17/1/2024). (ANTARA/Ade Irma Junida)
Luhut Sebut Standar Emisi Euro 4 dan 5 Bisa Pangkas Subsidi BBM hingga Rp 50 Triliun

Luhut Pandjaitan memperkirakan bahan bakar emisi rendah yang memenuhi standar Euro 4 hingga Euro 5, bakal efektif mengurangi beban ssubsidi enegi.


Benarkah Pemanasan Global Sudah Tembus Batas 1,5 Derajat Celsius?

45 hari lalu

Seorang warga berjalan di dekat instalasi
Benarkah Pemanasan Global Sudah Tembus Batas 1,5 Derajat Celsius?

Januari 2024 lalu adalah rekor baru pemanasan global untuk suhu rata-rata bulanan.


Tanah Liat Memperlambat Laju Perubahan Iklim

45 hari lalu

Anak lelaki asal Palestina, Jamal Fakhori bekerja di bengkel ayahnya dalam membuat pot tanah liat di kota Jaba dekat Jenin, di Tepi Barat, Palestina, 1 Mei 2018 REUTERS/Raneen Sawafta
Tanah Liat Memperlambat Laju Perubahan Iklim

Jumlah karbon organik yang tersimpan di tanah 10 kali lipat lebih banyak ketimbang seluruh karbon di atmosfer. Mengurangi dampak perubahan iklim.