TEMPO.CO, Jakarta - Top 3 Tekno Berita Hari Ini dimulai dari topik tentang gempa susulan di wilayah Cianjur tampak belum berakhir. Plt. Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Daryono mengatakan gempa susulan masih terus terjadi. “Gempa susulan sampai dengan 25 November 2022 pukul 06.00 WIB terjadi 236 kali gempa, dengan magnitudo terbesar 4.2 dan magnitudo terkecil 1.2,” cuit Daryono pada akun media sosial pribadinya.
Berita terpopuler selanjutnya tentang geolog Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta Gayatri Indah Marliyani menuturkan bahwa aktivitas gempa di Pulau Jawa bagian barat yang diakibatkan oleh sesar aktif di darat lebih tinggi dibandingkan daerah lain di Jawa. Gayatri menjelaskan gempa yang terjadi di darat seperti di Cianjur, Jawa Barat biasanya memiliki kedalaman yang dangkal yakni kurang dari 15 km sehingga guncangannya akan dirasakan dengan kuat di permukaan.
Selain itu, sebagian besar tsunami disebabkan oleh gempa bumi besar di dasar laut ketika lempengan-lempengan batu bergerak saling berpapasan secara tiba-tiba, menyebabkan air di atasnya bergerak. Gelombang yang dihasilkan bergerak menjauh dari sumber kejadian gempa.
1. 236 Gempa Susulan di Cianjur hingga Pagi Ini, Korban Jiwa 272
Gempa susulan di wilayah Cianjur tampak belum berakhir. Plt. Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Daryono mengatakan gempa susulan masih terus terjadi.
“Gempa susulan sampai dengan 25 November 2022 pukul 06.00 WIB terjadi 236 kali gempa, dengan magnitudo terbesar 4.2 dan magnitudo terkecil 1.2,” cuit Daryono pada akun media sosial pribadinya. Sebelumnya, pada hari Kamis, 24 November 2022, pukul 06.00 tercatat 191 kali gempa susulan.
Salah satu gempa susulan yang terjadi pada Jumat dini hari 25 November 2022 pukul 01.44 WIB cukup membuat warga panik. Guncangan terasa cukup panjang sehingga membuat warga berhamburan keluar rumah.
Berdasarkan catatan BMKG, gempa tercatat 4,1 Magnitudo dengan kedalaman 10 kilometer. Titik gempa berada di 8 kilometer barat daya kota Cianjur. Kekuatan gempa di wilayah Cianjur dengan skala intensitas MMI IV, yaitu dirasakan oleh orang banyak dalam rumah, di luar oleh beberapa orang, gerabah pecah, jendela/pintu berderik dan dinding berbunyi.
2. Ahli dari UGM Sebut Aktivitas Gempa Darat di Jawa Bagian Barat Lebih Tinggi
Geolog Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta Gayatri Indah Marliyani menuturkan bahwa aktivitas gempa di Pulau Jawa bagian barat yang diakibatkan oleh sesar aktif di darat lebih tinggi dibandingkan daerah lain di Jawa. Gayatri menjelaskan gempa yang terjadi di darat seperti di Cianjur, Jawa Barat biasanya memiliki kedalaman yang dangkal yakni kurang dari 15 km sehingga guncangannya akan dirasakan dengan kuat di permukaan.
"Jika jalur sesar di darat ini dekat dengan wilayah pemukiman, harus diwaspadai," kata dia melalui keterangan tertulis pada Kamis, 24 November 2022.
Munculnya pusat gempa di daratan, menurut Gayatri, dipicu sumber gempa yang berada pada zona subduksi, serta sumber gempa lain berupa sesar-sesar aktif yang berada di darat. Ia mengatakan di Jawa ada banyak sesar aktif yang sudah teridentifikasi dengan baik seperti Sesar Cimandiri, Sesar Lembang, Sesar Opak, Sesar Baribis, Sesar Kendeng, dan banyak sesar lainnya.
Menurut dia, bencana gempa yang terjadi di Cianjur dengan magnitudo cukup besar M 5.6 dan hiposenter yang dangkal yakni 11 km disebabkan oleh pergerakan sesar aktif di darat. "Sumber gempa yang dekat dengan permukaan serta magnitudo yang cukup besar menyebabkan dampak merusak yang cukup meluas terutama di sepanjang jalur sesar tersebut," kata dia.
3. Ternyata Cuaca Tidak Pengaruhi Terjadinya Tsunami, Ini Beberapa Faktor Gempa Berpotensi Tsunami
Sebagian besar tsunami disebabkan oleh gempa bumi besar di dasar laut ketika lempengan-lempengan batu bergerak saling berpapasan secara tiba-tiba, menyebabkan air di atasnya bergerak. Gelombang yang dihasilkan bergerak menjauh dari sumber kejadian gempa.
Melansir dari livescience, beberapa faktor memiliki peran kekuatan gempa, arah gerakan gempa, dan topografi dasar laut. Magnitudo gempa yang merupakan ukuran amplitudo gelombang seismik terbesar yang tercatat akibat gempa tersebut, harus melebihi ambang batas tertentu. Ahli Geofisika Don Blakeman menyatakan gempa bumi dibawah 7,5 atau 7,0 tidak memicu tsunami, namun terkadang gempa berkekuatan 6,0 mungkin memicu tsunami lokal, yang lebih kecil, dan kurang merusak.
Selain itu, gempa bumi memicu tsunami ketika aktivitas seismik menyebabkan tanah pada sepanjang garis patahan bergerak naik atau turun. Saat bagian-bagian dasar laut bergeser secara vertikal, mulai dari naik atau turun, yang menciptakan ‘gelombang’ energi yang mendorong air. Simak Top 3 Tekno Berita Hari Ini lainnya di Tempo.co.
Baca:
Top 3 Tekno Berita Hari Ini: 8 Situs dan Aplikasi Nonton Piala Dunia 2022, Gempa
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.