TEMPO.CO, Jakarta - Badan Kesehatan Dunia atau WHO memiliki nama baru untuk penyakit yang disebabkan virus monkeypox atau cacar monyet, yakni mpox. WHO mengumumkan nama itu pada Senin 28 November 2022 setelah mempertimbangkannya selama lebih dari lima bulan.
Alasannya, ketika wabah monkeypox sempat meluas pada tahun ini, rasisme dan bahasa stigmatisasi teramati beredar online dalam beberapa bentuk dan komunitas, dan dilaporkan ke WHO. "Dalam beberapa pertemuan, terbuka maupun tertutup, sejumlah orang dan negara mengangkat keprihatinan ini dan meminta WHO untuk mencari cara ke depan untuk mengubah namanya," bunyi pengumuman WHO.
Sebagai contoh, pada Juni, belasan ilmuwan meneken sepucuk surat yang menyerukan perubahan nama itu dan menyatakan nama lama, "diskriminatif dan mengandung stigma."
Baca juga: Di Balik Nama Covid-19 untuk Virus Corona Mematikan Asal Wuhan
Istilah monkeypox--yang bermula dari 1970--secara tidak perlu mengaitkan virus ke Afrika, dan untuk beberapa kasus, menguatkan pemikiran kalau penyakit ini eksklusif di Afrika dan bangsa Afrika. Padahal, para ilmuwan itu menambahkan, monyet dan primata nonmanusia lain bukanlah inang utama patogen di habitat liar--tapi hewan pengerat.
"Monkeypox sudah seharusnya dinamakan ulang untuk dua alasan utama yang satu di antaranya adalah tidak akurat secara saintifik," kata Ifeanyi Nsofor, advokat keadilan kesehatan global dan peneliti senior di Aspen Institute, sebuah organisasi nonprofit internasional, pada Agustus lalu.
Alasan kedua, dia menambahkan, 'monkey' telah lama digunakan sebagai hinaan rasis terhadap orang berkulit hitam, yang telah secara tidak tepat pula dipandang sebagai demografis utama yang terdampak mpox.
WHO menyatakan istilah monkeypox baru akan dihapus pada tahun depan, setelah 'mpox' diadopsi sebagai nama resmi. Menuju ke sana, mpox digunakan sebagai sinonim dari monkeypox.
Periode transisi satu tahun dimaksudkan untuk meminimalisir kebingungan yang disebabkan oleh perubahan nama di tengah wabah globalnya yang masih terjadi. Juga memberikan waktu untuk pembaruan International Classification of Diseases (ICD) dan publikasi WHO.
Baca juga: Wabah Baru Monkeypox, Dokter Ini Pernah Diminta Diam
Perubahan nama mengikuti rekomendasi WHO sebelumnya pada Agustus lalu, di mana badan itu menamai ulang galur, atau turunan yang berelasi secara genetik, dari virus-virus mpox. Sebelumnya, dua galur utamanya dikenal sebagai "Congo Basin" atau "Afrika Tengahn" dan "Afrika Barat".
Galur yang pertama kini dikenal sebagai Galur I dan yang kedua Galur II. Yang Galur II adalah yang kini merebak sebagai wabah global dengan ciri umumnya menyebabkan penyakit yang tidak separah dan tidak semematikan Galur I.
LIVESCIENCE, WHO
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu