TEMPO.CO, Jakarta - Konsep dasar Barrataga dirumuskan dari hasil analisis menggunakan pendekatan teknik sipil yang ditinjau dari kerusakan akibat gempa di berbagai wilayah di Indonesia.
Bangunan Rumah Rakyat Tahan Gempa atau Barrataga konsep mengenai rekayasa dan manajemen kegempaan, dikutip dari publikasi Barrataga (Bangunan Rumah Rakyat Tahan gempa) dan Simutaga (Simulasi Tahan Gempa), koleksi Masterpiece Museum Gempa. Rumah Barrataga konsep yang dibuat oleh ahli rekayasa kegempaan, Sarwidi.
Riset dan teknologi itu dicoba di wilayah Bantul dan sekitarnya. Setelah ada gempa Yogyakarta pada 2006, terutama di Bantul, teruji hasil riset yang diaplikasikan. Bangunan Barrataga tidak mudah roboh, jika dibandingkan rumah yang lain. Konsep Barrataga penguatan besi tulangan bangunan yang saling mengait. Bangunan pun bisa tahan guncangan gempa.
Mengutip publikasi Barrataga ada beberapa tinjauan untuk mendapat bangunan yang tahan gempa, antara lain tinjauan arsitektur, struktur, dan bahan bangunan.
Baca: 336 Gempa Susulan di Cianjur hingga Rabu Pagi, BMKG: Makin Jarang dan Mengecil
Tinjauan untuk konsep Barrataga
1. Tinjauan Arsitektur
- Denah
Denah bangunan Barrataga sebaiknya mempunyai bentuk yang simetris. Sebab bentuk ini bisa menghilangkan pengaruh puntiran, seperti bujursangkar dan empat persegi panjang.
- Atap bangunan
Bentuki atap yang terlalu besar dan berat bisa membahayakan keamanan struktur mengakibatkan beban gempa yang lebih besar. Pemakaian atap bangunan dianjurkan untuk dengan bahan-bahan atap yang ringan, seperti seng, asbes gelombang, atau aluminium.
2. Tinjauan struktur
- Fondasi
Struktur bawah yang menahan struktur di atasnya dan meneruskan beban ke dalam tanah.
- Kolom tiang
Kolom berfungsi membantu dinding menahan beban di atasnya, sekaligus menjadikan dinding sebagai daktail atau struktur untuk mengalami simpangan secara berulang kali akibat beban gempa. Bangunan yang bersifat daktail memiliki kemampuan untuk mengalami perubahan bentuk, tapi masih bisa menerima beban.
- Balok
Balok bangunan rumah terdiri atas ring balok dan lintel. Balok lintel berfungsi sebagai penguat horizontal dan biasanya terletak di atas kusen.
- Dinding
Dinding bangunan saat terjadi gempa akan menerima beban permukaan di arah tegak tegak lurus, Beban geser arah sejajar dinding. Kekuatan dinding dalam menahan beban dipengaruhi adanya jangkar sisi dinding dan penguatan.
3. Tinjauan bahan bangunan
Mutu bahan yang digunakan seperti pasir, semen, batako, kerikil, baja tulangan, air, beton, sebaiknya memenuhi ketentuan seperti:
- Pasir
- Pasir tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5 persen.
- Pasir harus memiliki butiran halus, sedang, dan kasar.
- Terasa tajam bila diremas dan tidak lembut seperti pasir pantai.
- Semen
- Semen tidak menggumpal, membatu, atau mengeras.
- Semen tidak terasa tajam bila digosok antara ibu jari dan telunjuk.
- Bila dicampur air, semen harus tercampur merata.
- Batako
- Tidak luruh bila ditekan.
- Permukaan rata dan tidak cacat.
- Tidak terkena hujan sebelum dipakai.
- Beton
- Beton terdiri atas kerikil, pasir, semen, dan air.
- Baja tulangan
- Baja tulangan harus memenuhi syarat SNI.
- Baja tulangan tidak boleh mengandung serpihan maupun retak.
Baca: Rumah Barrataga, Apa Bermanfaat Tahan Gempa?
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “http://tempo.co/”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.