Teraktif di Dunia, Ini Proses Lahirnya Gunung Merapi

Kondisi Gunung Merapi yang tengah erupsi pada Ahad, 21 Juni 2020. Foto yang diunggah Twitter resmi Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) ini menunjukkan letusan Gunung Merapi dengan tinggi kolom mencapai 6.000 meter. twitter.com/BPPTKG
Kondisi Gunung Merapi yang tengah erupsi pada Ahad, 21 Juni 2020. Foto yang diunggah Twitter resmi Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) ini menunjukkan letusan Gunung Merapi dengan tinggi kolom mencapai 6.000 meter. twitter.com/BPPTKG

TEMPO.CO, Jakarta - Gunung Merapi dinyatakan sebagai gunung betapi paling aktif di dunia. Baru-baru ini, hujan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menyebutkan Gunung Merapi telah mengeluarkan lava sebanyak 13 kali sejak pengamatan 18 hingga 24 November 2022. Lantas, bagaimana sejarah terbentuknya Gunung Merapi?

Secara umum, gunung terbentuk dari serangkaian kejadian geologis. Meliputi tabrakan lempeng bumi, melibatkan gempa bumi, hingga desakan magma ke permukaan bumi.

Dikutip dari publikasi Sejarah Erupsi Gunung Merapi Dan Dampaknya Terhadap Kawasan Borobudur, hasil penelitian stratigrafi menunjukkan sejarah terbentuknya Gunung Merapi sangat kompleks. Sebuah penelitian pada tahun 2000 menyatakan, Gunung Metapi terbentuk dalam 4 periode, yaitu, Pra Merapi, Merapi Tua, Merapi Pertengahan, dan Merapi Baru.

1. Pra Merapi

Baca : Riwayat Letusan Gunung Merapi, Paling Parah Tahun 1930

Periode Pra Merapi terjadi kurang lebih sekitar 400.000 rahun yang lalu. Periode ini menyisakan Gunung Bibi dengan magma andesit-basaltik berumur kurang lebih 700.000 tahun yang terletak 2,5 kilometer di lereng timur Merapi termasuk Kabupaten Boyolali. Batuan dari Gunung Bibi bersifat andesit-basaltik namun tidak mengandung orthopyroxen.

2. Merapi Tua

Periode Merapi Tua terjadi antara 60.000-80.000 tahun yang lalu. Pada masa ini, Gunung Merapi mulai mengerucut meski belum sempurna.

Ekstrusi awalnya berupa lava basaltik yang membentuk Gunung Turgo dan Plawangan berumur sekitar 40.000 tahun. Produk aktivitasnya terdiri dari batuan dengan komposisi andesit basaltik dari awan panas, breksiasi lava, dan aliran lahar.

3. Merapi Pertengahan

Merapi Pertengahan terjadi antara 8.000-2.000 tahun yang lalu. Pada periode ini, terjadi beberapa lelehan lava andesitik yang menyusun bukit Batulawang dan Gajah Mungkur, yang saat ini nampak di lereng utara Merapi. Batuannya terdiri dari aliran lava, breksiasi lava dan awan panas. Aktivitas Merapi di periode ini dicirikan dengan letusan efusif (lelehan) dan eksplosif. Diperkirakan pernah terjadi letusan eksplosif ke arah barat yang meninggalkan morfologi tapal-kuda dengan panjang 7 kilometer, lebar 1-2 kilometer dengan beberapa bukit di lereng barat. Pada periode ini pula terbentuk Kawah Pasarbuba.

4. Merapi Baru

Periode Merapi Baru mulai terjadi pada 2.000 tahun yang lalu hingga sekarang. Di periode Merapi Baru, dalam kawah Pasarbubar terbentuk kerucut puncak Merapi yang saat ini disebut sebagai Gunung Anyar yang saat ini menjadi pusat dari aktivitas Gunung Merapi. Batuan dasar dari Merapi diperkirakan berumur sama seperti Merapi Tua. Sedangkan, Gunung Merapi saat ini baru berumur sekitar 2000 tahun.

Letusan besar dari Gunung Merapi terjadi di masa lalu yang dalam sebaran materialnya di dasar Candi Sambisari yang terletak kurang lebih 23 km selatan dari Merapi. Studi stratigrafi yang dilakukan pada 1999 telah menunjukkan bahwa beberapa letusan gunung mencapai indeks letusan (VEI) sekira 4, tipe Plinian, telah terjadi di masa lalu.

MUHAMMAD SYAIFULLOH

Baca : Profil Gunung Merapi, Salah satu Gunung Paling Aktif di Dunia

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram http://tempo.co/. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.








Aktivitas Sesar Cugenang Kembali Picu Gempa Magnitudo 4 Cianjur

14 jam lalu

Gempa tektonik dengan magnitudo 4,0 kembali mengguncang wilayah Kabupaten Cianjur dan sekitarnya, Rabu, 29 Maret 2023, pukul 12.34 WIB. (BMKG)
Aktivitas Sesar Cugenang Kembali Picu Gempa Magnitudo 4 Cianjur

Gempa dirasakan di wilayah Cianjur, Sukabumi, Warungkondang, Cibeber, Cugenang dan Bogor dengan Skala Intensitas III-IV MMI.


Gempa M5,3 di Timur Laut Banggai Sulteng, BMKG: Akibat Deformasi Batuan

1 hari lalu

Seismograf gempa bumi. ANTARA/Shutterstock/pri
Gempa M5,3 di Timur Laut Banggai Sulteng, BMKG: Akibat Deformasi Batuan

Gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi menengah akibat adanya deformasi batuan dalam Lempeng Sangihe di bawah Teluk Tomini.


BMKG: Gempa M5,0 di Laut Sulawesi Akibat Aktivitas Subduksi

2 hari lalu

Ilustrasi gempa bumi
BMKG: Gempa M5,0 di Laut Sulawesi Akibat Aktivitas Subduksi

Gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan turun-geser atau normal-strike-slip.


Gempa M5,0 Guncang Pantai Maluku Barat Daya, Akibat Subduksi Laut Banda

2 hari lalu

Seismograf gempa bumi. ANTARA/Shutterstock/pri
Gempa M5,0 Guncang Pantai Maluku Barat Daya, Akibat Subduksi Laut Banda

Gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas subduksi Laut Banda.


Kerangka Manusia Diduga Korban Gempa Cianjur Berhasil Ditemukan

3 hari lalu

Foto udara mobil hancur dan jalanan rusak akibat gempa di Desa Sarampad, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Selasa, 22 November 2022. Gempa berkekuatan Magnitudo 5,6 mengguncang Cianjur pada 21 November. BNPB mencatat gempa ini mengakibatkan 334 orang meninggal. Sebanyak 56.311 bangunan rusak akibat gempa tersebut.  TEMPO / Hilman Fathurrahman W
Kerangka Manusia Diduga Korban Gempa Cianjur Berhasil Ditemukan

Kerangka manusia diduga korban gempa Cianjur itu ditemukan berjarak 30 meter dari bibir tebing.


Gempa Menengah Guncang Lembata NTT, Akibat Aktivitas Intraslab

6 hari lalu

Gempa mengguncang Lembata, NTT, pada 23 Maret 2023. (BMKG)
Gempa Menengah Guncang Lembata NTT, Akibat Aktivitas Intraslab

Gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi menengah akibat adanya aktivitas intraslab.


Mengapa Setiap Erupsi Gunung Merapi Keluarkan Awan Panas, Ini Sebabnya?

7 hari lalu

Luncuran awan panas Gunung Merapi terlihat dari Turi, Sleman, DI Yogyakarta, Selasa 14 Maret 2023. Menurut data BPPTKG 14 Maret 2023 pukul 05.59 Gunung Merapi mengeluarkan awan panas guguran dengan jarak luncur 1600 meter ke arah barat daya. ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko
Mengapa Setiap Erupsi Gunung Merapi Keluarkan Awan Panas, Ini Sebabnya?

Pada Sabtu, 11 Maret 2023, erupsi Gunung Merapi mengeluarkan luncuran awan panas, masyarakat sebut wedus gembel. Begini penyebabnya.


Alasan Perlunya Patuhi Radius Aman Gunung Merapi: Ada Potensi Bahaya Baru di Sisi Barat Laut

7 hari lalu

Awan panas Gunung Merapi pada 17 Maret 2023. Dok. BPPTKG Yogyakarta
Alasan Perlunya Patuhi Radius Aman Gunung Merapi: Ada Potensi Bahaya Baru di Sisi Barat Laut

Potensi bahaya baru dari sisi barat laut ini terdeteksi pasca Gunung Merapi mengeluarkan rentetan awan panas 11-12 Maret 2023.


BPPTKG: Kubah Lava Gunung Merapi 1888 Terus Tumbuh, Potensi Bahaya Longsoran

8 hari lalu

Kubah lava Gunung Merapi terlihat dari Desa Kalitengah, Glagaharjo, Cangkringan, Sleman, Yogyakarta, Jumat 10 April 2020. Menurut laporan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta pada tanggal 27 Maret - 2 April 2020, analisis morfologi area kawah menggunakan foto udara menunjukan volume kubah lava telah mencapai 291 ribu meter kubik dan sedikit mengalami perubahan bentuk. ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah
BPPTKG: Kubah Lava Gunung Merapi 1888 Terus Tumbuh, Potensi Bahaya Longsoran

Kubah lava barat laut Gunung Merapi merupakan kubah lava lama yang sudah ada sejak tahun 1888.


Sederet Agenda di Destinasi Lereng Gunung Merapi Sambut Ramadan dan Lebaran 2023

8 hari lalu

Gunung Merapi masih meluncurkan awan panas pada Rabu 15 Maret 2023 pada pukul 10.36 dan 17. 14 WIB. Dok. BPPTKG Yogyakarta
Sederet Agenda di Destinasi Lereng Gunung Merapi Sambut Ramadan dan Lebaran 2023

Objek wisata di luar radius potensi bahaya erupsi Gunung Merapi masih aman dikunjungi.