Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Waspadai Penyakit di Tenda Pengungsian, Infeksi Jamur Kulit hingga Kutu Rambut

Reporter

Editor

Devy Ernis

image-gnews
Sejumlah warga menyaksikan acara televisi di Tenda Darurat yang didirikan secara mandiri oleh warga di Galundra, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Kamis 24 November 2022. Berdasarkan data BNPB  hingga pukul 17.00 WIB jumlah pengungsi meningkat dari 61.908 orang menjadi 62.545 orang pada hari keempat pascagempa bumi di Kabupaten Cianjur. ANTARA FOTO/Wahyu Putro A
Sejumlah warga menyaksikan acara televisi di Tenda Darurat yang didirikan secara mandiri oleh warga di Galundra, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Kamis 24 November 2022. Berdasarkan data BNPB hingga pukul 17.00 WIB jumlah pengungsi meningkat dari 61.908 orang menjadi 62.545 orang pada hari keempat pascagempa bumi di Kabupaten Cianjur. ANTARA FOTO/Wahyu Putro A
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta -  Dampak dari bencana alam membuat para penyintas atau korban bencana direlokasi ke tempat pengungsian. Dosen Teknologi Laboratorium Medis (TLM) FIK Universitas Muhammadiyah Surabaya Vella Rohmayani mengatakan fasilitas di tempat pengungsian yang serba terbatas dapat menyebabkan meningkatnya risiko infeksi berbagai macam penyakit. 

"Faktor yang dapat mempengaruhi munculnya berbagai gangguan penyakit di lokasi pengungsian yaitu karena kurang memadainya akses untuk mendapatkan air bersih, sanitasi lingkungan yange kurang baik, kepadatan penduduk, serta masih rendahnya kesadaran untuk menerapkan pola hidup bersih dan sehat," ujarnya dilansir dari laman resmi UM Surabaya pada Sabtu, 3 Desember 2022.

Baca juga: Saat Gempa Bumi, Lari Keluar atau Sembunyi di Bawah Meja?

Vella menjelaskan beberapa jenis penyakit yang rawan terjadi di tempat pengungsian. Pertama, penyakit infeksi gangguan pencernaan. Penyakit ini rawan terjadi karena di lokasi pengungsian ketersediaan akses air bersih sangat minim, sanitasi lingkungan yang kurang baik, serta masih rendahnya kesadaran untuk menerapkan pola hidup bersih dan sehat.

“Penyakit gangguan pencernaan dapat ditularkan melalui makanan maupun minuman yang terkontaminasi oleh bakteri, protozoa maupun cacing parasite,” tutur Vella.

Kedua infeksi ektoparasit. Di lokasi pengungsian mengharuskan para penyintas tidur secara bersama-sama dalam satu lokasi. Kegiatan tidur bersama dalam satu ruangan dengan banyak orang dapat mengakibatkan penularan infeksi ektoparasit Pediculus humanus capitis atau disebut dengan kutu rambut kepala.

Ketiga infeksi jamur kulit. Lokasi pengungsian biasanya padat orang. Sehingga ketika ada penyintas yang menderita infeksi jamur kulit, maka akan mudah sekali menular ke penyintas lainnya. Melalui gesekan kulit, pemakaian sabun batang bersama dan lain seterusnya. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Keempat penyakit batuk pilek. Salah satu penyakit yang mudah menular adalah batuk pilek. Penyakit ini umumnya sering menyerang anak-anak, terlebih yang memiliki daya tahan tubuh lemah.

“Di lokasi pengungsian makanan yang tersedia biasanya serba kurang dan terbatas, sehingga pemenuhan gizi anak tidak bisa terpenuhi. Terlebih di tempat pengungsian padat populasi, sehingga penularan batuk pilek lebih masif terjadi," katanya.

Kelima penyakit yang dtularkan melalui perantara vector serangga. Kondisi bencana mengakibatkan munculnya tempat perindukan baru bagi vektor atau penular penyakit, yaitu nyamuk, lalat, serta berbagai jenis serangga lainnya yang berperan sebagai vektor.

“Penyakit yang sering ditularkan melalui perantara vector nyamuk seperti penyakit DBD dan malaria. Penyakit yang ditularkan melalui vector lalat maupun kecoa misalnya penyakit diare, disentri, demam tifoid, kolera dan lain seterusnya,” kata Vella.

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Penyebab Pneumothorax yang Dialami Winter aespa

5 hari lalu

Winter Aespa. Foto: Kpop Wiki
Penyebab Pneumothorax yang Dialami Winter aespa

Winter aespa menjalani masa pemulihan untuk penyakit pneumothorax, apa saja penyebab dan gejalanya?


Inilah Perbedaan Penyakit Gagal Ginjal dan Batu Ginjal

19 hari lalu

Ilustrasi ginjal. Shutterstock
Inilah Perbedaan Penyakit Gagal Ginjal dan Batu Ginjal

Dua kondisi umum yang terjadi pada ginjal adalah penyakit gagal ginjal dan batu ginjal. Meskipun melibatkan gangguan pada ginjal, ada perbedaan signifikan dari dua jenis penyakit ini.


KPK Belum Terima Rp40 Juta dari Ahmad Sahroni, Uang Transfer dari Syahrul Yasin Limpo

22 hari lalu

Anggota DPR RI juga Bendahara Partai Nasdem, Ahmad Sahroni, seusai memenuhi panggilan penyidik untuk diperiksa sebagai saksi, di gedung KPK, Jakarta, Jumat, 22 Maret 2024. Ahmad Sahroni, mengakui Partai Nasdem menerima aliran uang sebanyak Rp.800 juta dan 40 juta dari mantan Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, kembali dijerat sebagai tersangka dugaan Tindak Pidana Pencucian Uang, terkait pengembangan perkara penyalahgunaan kekuasaan dengan memaksa memberikan sesuatu untuk proses lelang jabatan dalam pengadaan barang dan jasa serta penerimaan gratifikasi di lingkungan Kementerian Pertanian RI. TEMPO/Imam Sukamto
KPK Belum Terima Rp40 Juta dari Ahmad Sahroni, Uang Transfer dari Syahrul Yasin Limpo

KPK meyakini Wakil Ketua Komisi III DPR Ahmad Sahroni akan segera mengembalikan duit dari Syahrul Yasin Limpo tersebut.


Jalan Kaki dan Naik Tangga Bantu Kurangi Risiko Penyakit di Tubuh

23 hari lalu

Ilustrasi wanita jalan kaki. Freepik.com/Yanalya
Jalan Kaki dan Naik Tangga Bantu Kurangi Risiko Penyakit di Tubuh

Aktivitas jalan kaki dan menaiki tangga adalah gaya hidup yang baik bisa mengurangi risiko penyakit bagi tubuh.


3 Fakta Kanker Karena Faktor Keturunan, Cara Mendeteksi dan Tips Mencegahnya

23 hari lalu

Ilustrasi Kanker paru-paru. Wikipedia
3 Fakta Kanker Karena Faktor Keturunan, Cara Mendeteksi dan Tips Mencegahnya

Ada sejumlah cara untuk mengetahui apakah Anda memiliki gen kanker yang diwariskan atau tidak.


Antisipasi Gempa Susulan, Warga Bawean Diminta Tempati Pos Pengungsian

27 hari lalu

Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani (kedua kiri) meninjau pos pengungsian mandiri milik warga di Desa Tanjung Anyar, Bawean, Gresik, Sabtu malam, 23 Maret 2024. ANTARA/Naufal Ammar Imaduddin
Antisipasi Gempa Susulan, Warga Bawean Diminta Tempati Pos Pengungsian

Hingga Sabtu pukul 18.00 WIB tercatat kerusakan bangunan akibat gempa Bawean mencapai 4.304.


8 Penyakit yang Paling Banyak Menyerang Anak

32 hari lalu

Ilustrasi Anak Sakit/Halodoc
8 Penyakit yang Paling Banyak Menyerang Anak

Pakar kesehatan menjelaskan delapan penyakit yang paling umum menyerang anak-anak, dari campak sampai cacar air.


Penyebab Penyakit Tangan, Kaki dan Mulut pada Anak Akibat Virus dan Cara Menanganinya

39 hari lalu

Ilustrasi ruam kulit. Pixabay/Hans Braxmeier
Penyebab Penyakit Tangan, Kaki dan Mulut pada Anak Akibat Virus dan Cara Menanganinya

Penyakit tangan, kaki dan mulut disebabkan virus dan menyebabkan perih dan ruam di sekitar mulut, juga ruam dan lepuhan di tangan dan kaki.


Pisang Transgenik Disetujui untuk Ditanam, Akankah Jadi Menu Makan Siang Gratis?

41 hari lalu

Ilustrasi pisang. Freepik.com/KamranAydinov
Pisang Transgenik Disetujui untuk Ditanam, Akankah Jadi Menu Makan Siang Gratis?

Australia dan Selandia Baru mengizinkan petani menanam pisang transgenik yang tahan jamur. Pisang menjadi menu saat simulasi makan siang gratis.


3 Fokus Penting Upaya Cegah Risiko Penyakit pada Anak

50 hari lalu

Diskusi tema Sinergi Program Keluarga SIGAP Lintas Sektor Untuk Transformasi Kesehatan/Sigap
3 Fokus Penting Upaya Cegah Risiko Penyakit pada Anak

Ada tiga hal yang perlu menjadi perhatian untuk mengurangi risiko penyakit pada anak Indonesia. Apa saja?