Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Uji Klinis Vaksin HIV Bidik Sel-B untuk Lawan Jutaan Varian Virus

Ilustrasi vaksinasi (Pixabay.com)
Ilustrasi vaksinasi (Pixabay.com)
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Dua dosis vaksin HIV telah membangkitkan antibodi yang menyerang virus itu di 35 dari 36 orang penerimanya, tanpa ada efek samping yang berat.

Uji klinis masih dalam tahap awal, yang didesain untuk memastikan keselamatan dan bisa-tidaknya penggunaan vaksinasi HIV. Belum jelas apakah vaksin itu mampu secara efektif melindungi melawan HIV. Yang jelas, berdasarkan kadar antibodi yang dipicu oleh regimen dua dosis itu, dosis penguat (booster) kemungkinan akan dibutuhkan. 

HIV, atau human immunodeficiency virus, adalah virus yang menyerang sistem imun tubuh. Infeksi virus ini meghancurkan sel-sel darah putih dan melemahkan imun seseorang terhadap infeksi lain. Pada 2021, ada sebanyak lebih dari 38 juta orang hidup dengan HIV di dunia. 

Penggunaan obat antiretroviral memang sejauh ini mampu menolong mereka mengurangi rasa sakit dan mencegah penyebaran penyakit. Meski begitu, ada lebih dari sejuta infeksi baru yang muncul setiap tahunnya, dan banyak di antaranya tak bisa mengakses obat-obatan. 

Sebuah langkah preventif menggunakan vaksinasi menjadi sangat dibutuhkan untuk meredam pandemi HIV/AIDS. 

Masalahnya, mengembangkan sebuah vaksin HIV sangat sulit karena virusnya cepat sekali bermutasi menjadi galur baru, yang mampu menghindari imun tubuh. Ada ratusan juta varian HIV yang telah dikenal menginfeksi manusia, yang masing-masing memiliki protein paku--yang membantunya menginfeksi sebuah sel--yang berbeda dan kompleks. 

Baca juga: Varian Baru Virus HIV yang Lebih Menular Ditemukan di Belanda

Membuat satu vaksin hanya berdasarkan satu varian virus dipastikan membuatnya tak efektif. Karenanya, banyak kelompok peneliti mencari cara mengembangkan vaksinnya yang menstimulasi jenis sel imun yang disebut sel-B. Langka ditemukan, sel-B diyakini mampu membangkitkan apa yang disebut antibodi dengan fungsi netralisir yang luas di antara varian HIV. 

Tujuannya, vaksinnya nanti efektif menghadapi bagian-bagian dari virus HIV yang saling berbeda tipis antara satu galur dengan galur lainnya. 

Ilustrasi pemeriksaan HIV. ANTARA/Zabur Karuru

Dalam sebuah infeksi virus, hanya satu fraksi dari sel-B yang spesifik terhadap virus itu yang mungkin memicu antibodi netralisir yang luas. Untuk infeksi HIV, melibatkan protein virus itu ke dalam sebuah vaksin mungkin mampu mengaktivasi satu fraksi sel-B itu.

Untuk mencari tahu efektivitas pendekatan ini, Juliana McElrath dari University of Washington di Seattle, AS, dan koleganya melakukan uji klinis awal di atas. Mereka merekrut 48 relawan yang bebas dari HIV untuk menguji sebuah vaksin yang telah mereka desain, berdasarkan studi di laboratorium dan studi dengan hewan, akan menstimulasi sel-B untuk memproduksi antibodi penetralisir beragam jenis HIV.  

Vaksin itu mengandung protein dari permukaan sel paku HIV, disebut gp120. Sebanyak 36 relawan menerima dua dosis tinggi atau dua dosis rendah vaksin itu, yang disuntikkan dengan jarak dua bulan antar dosis. Sisa 12 relawan berperan sebagai kelompok kontrol, yang menerima suntikan cairan garam. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Setelah vaksinasi, seluruh partisipan secara teratur memberikan sampel darahnya selama 16 minggu. 

Hasilnya, seperti diungkap dalam laporan yang dipublikasi di Jurnal Science 2 Desember 2022, dari mereka yang menerima vaksin dosis rendah ataupun tinggi, 97 persennya memiliki antibodi yang dimaksud pada akhir masa studi. Kadar antibodi-nya boleh dibilang sama di seluruh partisipan yang menerima vaksin dosis rendah maupun tinggi. 

Sedang di antara 12 partisipan yang menerima cairan garam, dua di antaranya juga memiliki antibodi HIV. Kenapa itu bisa terjadi masih belum sepenuhnya bisa dijelaskan. Salah satu kemungkinannya adalah keduanya memiliki kekebalan alami melawan HIV.

HIV Virus

Dari seluruh partisipan, termasuk mereka yang menerima suntikan air garam, 98 persen mengalami efek samping ringan, seperti mudah lelah, sakit kepala dan terasa sakit di lokasi suntikan. 

"Makalah ini menggambarkan respons imun sel-B terbaik dari vaksinasi HIV yang pernah saya lihat," kata Gary Kobinger di University of Texas, yang tak terlibat dalam studi uji klinis vaksin HIV tahap awal itu. 

Baca juga: Kandidat Vaksin HIV Diuji di Afrika Selatan Selama 7 Tahun

Namun, Kobinger menambahkan, vaksin belum ditunjukkan apakah mampu melindungi melawan infeksi HIV. Juga, berdasarkan kadar antibodi yang dipicu, lebih dari dua dosis kemungkinan diperlukan untuk mencegah infeksi itu.

Pendekatan ini mungkin pula menolong pengembangan vaksin-vaksin atas jenis virus yang bermutasi cepat, seperti flu dan covid. "Bisa menjadi satu perangkat baru dalam senjata vaksinologis untuk melawan virus-virus dengan tingkat mutasi tinggi," kata Kobinger.

NEW SCIENTIST, AAAS

 

 

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Iklan




Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.




Video Pilihan


WHO Waspadai Kemunculan Disease X, Penyakit Misterius yang Bisa Sebabkan Pandemi Lebih Mematikan

2 hari lalu

WHO Waspadai Kemunculan Disease X, Penyakit Misterius yang Bisa Sebabkan Pandemi Lebih Mematikan

Setelah Covid-19 dinyatakan tidak lagi menjadi penyakit darurat, WHO mewaspadai kemunculan disease X sebagai penyakit baru yang mematikan.


CDC Serukan Para Dokter Siaga Cacar Monyet Mewabah Lagi

9 hari lalu

Sejumlah orang menunggu untuk divaksinasi di sebuah lokasi vaksinasi cacar monyet di New York, Amerika Serikat (AS), 14 Juli 2022. AS meningkatkan kapasitas tes dan pasokan vaksin untuk mengatasi wabah cacar monyet seiring lebih dari 1.000 kasus terkonfirmasi telah dilaporkan secara nasional. Xinhua/Michael Nagle
CDC Serukan Para Dokter Siaga Cacar Monyet Mewabah Lagi

CDC mengingatkan kembali kalau pada waktu sekarang di tahun yang lalu kasus cacar monyet--sekarang disebut mpox--bermunculan di banyak negara di dunia


BSI Kena Serangan Ransomware? Pakar Siber Beberkan Cara Menjamin Keamanan Sistem

18 hari lalu

ilustrasi serangan virus ransomware. shutterstock.com
BSI Kena Serangan Ransomware? Pakar Siber Beberkan Cara Menjamin Keamanan Sistem

BSI disebut terkena sasaran serangan virus ransomware. Bagaimana cara menjamin keamanan sistemnya?


WHO Cabut Status Darurat Covid-19, Berikut Kilas Balik Munculnya Covid-19

20 hari lalu

Ilustrasi virus Corona (Covid-19) varian MU. Shutterstock
WHO Cabut Status Darurat Covid-19, Berikut Kilas Balik Munculnya Covid-19

Covid-19 pertama kali ditemukan pada Desember 2019 di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Tiongkok.


Walau Pandemi Covid-19 Dinyatakan Berakhir, Masyarakat Diminta Tetap Waspada

20 hari lalu

Ilustrasi virus Corona (Covid-19) varian MU. Shutterstock
Walau Pandemi Covid-19 Dinyatakan Berakhir, Masyarakat Diminta Tetap Waspada

Walau Pandemi Covid-19 dinyatakan sudah selesai oleh WHO, epidemiolog tetap meminta masyarakat waspada dengan gunakan masker


33 Persen Ibu Rumah Tangga Positif HIV Karena Pasangan Punya Perilaku Seks Berisiko

21 hari lalu

Ilustrasi pemeriksaan HIV. ANTARA/Zabur Karuru
33 Persen Ibu Rumah Tangga Positif HIV Karena Pasangan Punya Perilaku Seks Berisiko

Kemenkes menemukan sekitar 5.100 kasus baru ibu rumah tangga yang terkena HIV karena pasangan yang memiliki perilaku seks berisiko.


Terpopuler: Hujan Kritik Jokowi Ambil Alih Perbaikan Jalan Rusak, Singapura Kembali Impor Babi dari Batam

22 hari lalu

Rombongan mobil Presiden Joko Widodo atau Jokowi melintasi jalanan rusak saat kunjungan kerja di Jalan Terusan Ryacudu, Lampung Selatan, Lampung, Jumat, 5 Mei 2023.  Foto: Laily Rachev - Biro Pers Sekretariat Presiden
Terpopuler: Hujan Kritik Jokowi Ambil Alih Perbaikan Jalan Rusak, Singapura Kembali Impor Babi dari Batam

Berita-berita ekonomi dan bisnis sepanjang Ahad kemarin, 7 Mei 2023 dimulai dari Presiden Jokowi meninjau jalan-jalan rusak di Lampung.


Singapura Siap Buka Kembali Impor Babi dari Batam Setelah Ditemukan Virus Flu Afrika

23 hari lalu

Kantor Kementerian Pertanian. pertanian.go.id
Singapura Siap Buka Kembali Impor Babi dari Batam Setelah Ditemukan Virus Flu Afrika

Kementan bersama otoritas Singapura telah menginvestigasi temuan virus flu Afrika atau African Swine Fever (ASF) pada babi hidup asal Pulau Bulan.


Hasil Investigasi Temuan Virus Flu Afrika pada Babi Asal Batam, Kementan: Banyak Kematian Babi di Pulau Bulan

23 hari lalu

Kantor Kementerian Pertanian. pertanian.go.id
Hasil Investigasi Temuan Virus Flu Afrika pada Babi Asal Batam, Kementan: Banyak Kematian Babi di Pulau Bulan

Badan Karantina Kementerian Pertanian (Kementan) menggandeng Badan Pangan Singapura atau Singapura Food Agency (SFA) untuk menginvestigasi temuan virus flu Afrika atau African Swine Fever (ASF) pada babi asal Pulau Bulan Batam.


Singapura Temukan Babi Asal Batam Positif Virus Flu Afrika, Kementan Lakukan Evakuasi

23 hari lalu

Patung singa di Singapura. TEMPO/ Arie Basuki
Singapura Temukan Babi Asal Batam Positif Virus Flu Afrika, Kementan Lakukan Evakuasi

Singapura menutup impor babi hidup dari Indonesia setelah ditemukan adanya virus flu Afrika atau African Swine Fever (ASF).