TEMPO.CO, Jakarta - Proses persidangan menguak bagaimana kematian Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat di tangan atasannya eks Kepala Divisi Propam Polri Ferdy Sambo. Menurut kesaksian rekan korban, Richard Eliezer, Ferdy Sambo dengan memakai sarung tangan menghampiri tubuh Yosua dan menembakkan pistol ke arah belakang kepala. Tembakan penutup untuk memastikan Yosua tewas setelah sebelumnya menerima 3-4 peluru dari pistol Eliezer.
Kematian Brigadir Yosua dengan cara seperti itu mengingatkan kembali apa yang pernah disampaikan Khoi D. Than, ahli bedah saraf dari American Association of Neurological Surgeon. Dia memperlihatkan statistik kasus trauma di kepala akibat luka tembak di AS pada 2012. Apakah itu akibat kasus pembunuhan, bunuh diri maupun kecelakaan.
“Luka tembak di kepala adalah penyebab sekitar 35 persen dari semua kematian karena cedera otak traumatis," kata Khoi dalam laporannya. Ditambahkannya, "Luka tembak di kepala berakibat fatal pada 90 persen kasusnya, dengan banyak korban meninggal sebelum tiba di rumah sakit.”
Untuk korban yang selamat dari trauma awal, sekitar 50 persen meninggal di ruang gawat darurat. Kemudian, sekitar 50 persen pasien yang bertahan hidup akan menderita kejang dan membutuhkan obat anti epilepsi. "Luka tembak di kepala korban membutuhkan rehabilitasi jangka panjang dan mungkin tidak dapat kembali ke status fungsional sebelum cedera."
Macam Kerusakan Otak Karena Luka Tembak
Luka atau traumanya dibagi menjadi dua. Kalau proyektil memasuki tengkorak, tetapi tidak keluar, disebut luka tembus. Cedera di mana proyektil masuk dan ke luar dari tengkorak disebut sebagai luka perforasi.
Ketika proyektil melewati otak, cedera yang terjadi adalah karena kena langsung ke otak atau bisa juga karena transmisi gelombang tekanan dari proyektil berkecepatan tinggi, sekitar 610 meter per detik, yang berjalan melalui jaringan otak. Pendarahan dan kerusakan akibat gelombang tekanan ini mengakibatkan pembengkakan otak, yang juga dapat menyebabkan kematian.
Banyak faktor yang menentukan tingkat kerusakan yang disebabkan oleh luka tembak. Misalnya, kaliber senjata yang digunakan, ukuran dan kecepatan peluru, lintasan, dan lokasi cedera.
Menurut Khoi, luka tembak yang menembus ujung lobus frontal kanan di bagian depan ke arah dahi dan bergerak jauh di atas pangkal tengkorak cenderung menyebabkan kerusakan klinis yang relatif ringan. Sebabnya, tidak melewati jaringan otak vital atau struktur pembuluh darah.
Baca juga: Pindad dan ITS Kembangkan Inovasi Peluru Frangible untuk Operasi Khusus
Namun, peluru serupa yang meluncur ke bawah dari ujung lobus frontal kiri di bagian depan ke arah lobus temporal dekat kuping dan batang otak kemungkinan akan menghancurkan. Ini karena melewati jaringan otak, dan kemungkinan akan melukai struktur pembuluh darah penting di dalam kepala.
Lintasan peluru melalui pembuluh darah utama di otak dapat mengakibatkan gumpalan darah yang berkembang pesat di otak yang dapat secara kritis menekan jaringan otak penting. Dampaknya, kematian segera di tempat kejadian. Jika korban selamat dari kerusakan awal tapi tidak untuk selanjutnya karena masalahnya kemudian terjadi peningkatan tekanan di dalam tengkorak.
Pertolongan dan Pembedahan
Pasien trauma kepala luka tembak secara agresif berusaha dihidupkan pada saat kedatangan awal di rumah sakit. Jika tekanan darah dan oksigenasi dapat dipertahankan, dilakukan CT scan kepala yang mendesak.
Lalu, hasil bedah antara pasien yang satu dengan yang lain tidak akan sama. “Hasil lebih buruk bagi pasien yang memiliki lintasan peluru yang lebih luas, yang melintasi struktur garis tengah dalam otak atau yang melibatkan batang otak,” kata Khoi.
Peluru yang merusak belahan otak kanan pasien dapat membuat korban mengalami gangguan motorik dan sensorik di sisi kiri. Begitu juga sebaliknya.
Banyak fungsi lain seperti kognisi, ingatan, ucapan dan penglihatan dikendalikan oleh kedua sisi otak. Akibatnya, kerusakan pada satu belahan otak dapat membuat seseorang mengalami gangguan tetapi masih dapat melakukan fungsi tersebut pada tingkat tertentu, tergantung pada lobus otak mana yang rusak.
AANS.ORG, YANKES.KEMKES
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.