TEMPO.CO, Jakarta - Gempa Cianjur dengan magnitudo 5,6 telah menyebabkan 334 orang meninggal dunia dan 8 orang hilang. Selain menelan korban jiwa, gempa itu mengakibatkan kerugian material yang ditaksir mencapai puluhan triliun.
Merujuk situs US Geological Survey, sampai saat ini, sebenarnya belum ada teknologi untuk memprediksi waktu terjadi gempa sehingga upaya mitigasi guna mengurangi kerugian belum dapat dilakukan secara maksimal. Meskipun begitu, ilmuwan memiliki alat untuk mendeteksi sekaligus mengukur kekuatan gempa bernama seismograf. Bagaimana cara kerja alat ini?
Cara Kerja Seismograf
Dikutip dari Britannica, secara teknis, seismograf memiliki dua bagian, yaitu alat pendeteksi gerakan tanah atau seismometer dan alat perekaman. Seismometer berfungsi untuk merasakan dan mengukur gelombang pergerakan tanah.
Hasil deteksi tersebut akan dicatat dan direkam selama periode waktu tertentu menjadi catatan berupa garis-garis naik dan turun oleh alat perekam.
Berdasarkan penjelasan di situs Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG), hasil rekaman pada seismograf akan dibaca dengan skala Magnitudo (M). Sebelumnya, BMKG menggunakan Skala Richter (SR) yang dikembangkan oleh ilmuwan Charles F. Richter.
Namun, sejak 2008, BMKG mulai menggunakan skala Magnitudo guna mengukur dan menentukan satuan kekuatan gempa.
Bagaimana Sejarah Penemuan Seismograf?
Sebelum secanggih seperti saat ini, teknologi sederhana ala seismograf telah ditemukan oleh insinyur Tiongkok bernama Zhang Heng pada 132 masehi.
Dikutip dari Britannica, Heng yang hidup saat Dinasti Han membuat seismograf dengan memanfaatkan guci perunggu besar yang dilengkapi dengan delapan kepala naga. Setiap kepala ini memiliki bola pada bagian mulut dan dihadapkan ke delapan arah mata angin.
Kemudian, di bawah patung naga tersebut, Heng membuat patung katak berjumlah sama dengan posisi mulut terbuka, tepat di bawah masing-masing kepala naga.
Prinsipnya, seismograf buatan Heng akan merasakan gempa bumi ketika bola-bola dari mulut naga terguncang dan terjatuh sehingga masuk ke mulut katak. Saat itu terjadi, bola yang masuk ke mulut katak akan menimbulkan suara keras sebagai tanda peringatan.
ACHMAD HANIF IMADUDDIN
Baca juga: Mengenal Seismograf, Alat Pengukur Kekuatan Gempa Bumi