Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kenali Macam-macam Gas Rumah Kaca, Penyebab Perubahan Iklim

image-gnews
Kenaikan target baru penurunan emisi gas rumah kaca Indonesia di tahun 2030 bertolak belakang dengan kebijakan-kebijakan pemerintah. Misalnya, menaikkan biodiesel 40 persen (B40).
Kenaikan target baru penurunan emisi gas rumah kaca Indonesia di tahun 2030 bertolak belakang dengan kebijakan-kebijakan pemerintah. Misalnya, menaikkan biodiesel 40 persen (B40).
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Istilah gas rumah kaca merujuk pada setiap jenis gas yang dapat memerangkap panas matahari di atmosfer sehingga suhu bumi mengalami peningkatan. Peningkatan suhu bumi akibat gas-gas ini disebut sebagai efek rumah kaca.

Beberapa jenis gas rumah kaca yang paling banyak ditemui adalah karbon dioksida, metana, dan nitrogen oksida. Dilansir dari laman US Environmental Protection Agency, berikut macam-macam gas rumah kaca:

1. Karbon Dioksida (CO2)

Karbon dioksida merupakan gas yang dihasilkan dari pembakaran bahan bakar fosil, seperti batu bara, gas alam, dan minyak bumi. Pada dasarnya, unsur karbon hampir dapat selalu ditemui dalam seluruh benda hidup di muka bumi. Secara kimiawi, jumlah karbon dioksida di muka bumi dapat diminimalisasi apabila diserap oleh tanaman sebagai bagian dari siklus fotosintesis.

2. Metana (CH4)

Gas metana paling banyak dihasilkan dari industri peternakan, pertanian, penggunaan lahan, hingga pembusukan limbah organik di tempat-tempat pembuangan kota padat penduduk. Gas ini juga dapat dihasilkan ketika proses pengangkutan batu bara, gas alam, dan minyak bumi dari dalam bumi.

3. Nitrogen Oksida (N2O)

Sebagaimana kedua jenis gas sebelumnya, nitrogen oksida juga banyak dihasilkan oleh industri-industri peternakan dan pertanian dalam skala besar serta dapat pula ditemukan dalam proses pembakaran bahan bakar fosil. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Selain tiga jenis utama gas rumah kaca tersebut, US Environmental Protection Agency juga mengidentifikasi satu jenis gas lagi, yaitu gas berfluorinasi. Sederhananya, gas ini merupakan gas rumah kaca sintetis yang dipancarkan dari aktivitas rumah tangga dan industri. Contohnya adalah hidrofluorokarbon, perfluorokarbon, sulfur heksafluorida, dan nitrogen trifluorida.

Gas Rumah Kaca Berpengaruh terhadap Perubahan Iklim

Masih dikutip dari US Environmental Protection Agency, ragam studi telah membuktikan bahwa jenis-jenis gas rumah kaca di atas memiliki pengaruh terhadap tren perubahan iklim saat ini.

Berdasarkan kuantitasnya, semakin melimpah dan terkonsentrasi sebuah gas rumah kaca, maka semakin besar pula dampaknya terhadap lapisan dan iklim di bumi. Umumnya, konsentrasi gas rumah kaca diukur dengan satuan per juta, per miliar, dan per triliun. 

Kemudian, berdasarkan ketahan gasnya, gas rumah kaca sering kali dapat bertahan di bumi hingga ribuan tahun. Artinya, apabila tiada tindakan strategi oleh pemangku kepentingan terkait saat ini, maka jumlah atau emisi gas rumah kaca pada masa mendatang akan semakin meningkat. 

Karena itu, guna meminimalisasi dampak gas rumah kaca terhadap perubahan iklim, US Environmental Protection Agency menyarankan sejumlah strategi, seperti pergantian bahan bakar fosil, manajemen penggunaan lahan, hingga upaya penggunaan energi secara efisien agar tidak menimbulkan emisi di permukaan bumi.

ACHMAD HANIF IMADUDDIN

Baca juga: Kementerian ESDM Ungkap 5 Cara Menekan Emisi Gas Rumah Kaca

Iklan




Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Utusan Iklim Cina: Penghapusan Bahan Bakar Fosil Tidak Realistis

3 jam lalu

Para pria berdiri di dekat mobil dekat pembangkit listrik tenaga batu bara di Shanghai, Cina,  21 Oktober 2021. REUTERS/Aly Song
Utusan Iklim Cina: Penghapusan Bahan Bakar Fosil Tidak Realistis

Penghentian penggunaan bahan bakar fosil secara menyeluruh tidaklah realistis, kata pejabat tinggi iklim Cina.


Tingkatkan Kesadaran Generasi Muda Terhadap Perubahan Iklim

21 jam lalu

Ilustrasi anak muda dan gadget. Shutterstock
Tingkatkan Kesadaran Generasi Muda Terhadap Perubahan Iklim

Generasi muda memiliki potensi dan antusiasme untuk berkontribusi dalam membentuk dunia yang lebih hijau, setara, dan berkelanjutan.


Ma'ruf Amin Berharap Kapasitas Pembangkit Capai 22 GW pada 2060: Pemerintah Sediakan Insentif Eksplorasi

2 hari lalu

Wakil Presiden Ma'ruf Amin membuka Musyawarah Nasional V Asosiasi DPRD Kota Seluruh Indonesia di Hotel Lombok Raya, Mataram, NTB, 11 Maret 2020. KIP Setwapres
Ma'ruf Amin Berharap Kapasitas Pembangkit Capai 22 GW pada 2060: Pemerintah Sediakan Insentif Eksplorasi

Wakil Presiden Ma'ruf Amin menargetkan kapasitas pembangkit listrik panas bumi di Indonesia mencapai 22 gigawatt pada 2060.


Di Festival Like 2023, Jokowi Singgung Perubahan Iklim dan Polusi di Jakarta

4 hari lalu

Presiden Jokowi berfoto dengan penerima SK Perhutanan Sosial & Adat dalam puncak Festival Lingkungan, Iklim, Kehutanan dan Energi Baru Terbarukan (Festival LIKE) di Indonesia Arena, GBK, Jakarta, Senin, 18 September 2023. TEMPO/Subekti.
Di Festival Like 2023, Jokowi Singgung Perubahan Iklim dan Polusi di Jakarta

Presiden Jokowi mengingatkan soal perubahan iklim yang tengah terjadi di dunia, dan menyoroti keadaan polusi di Jakarta.


5 Lapisan Atmosfer dan Ciri-cirinya yang Penting Diketahui

5 hari lalu

5 lapisan atmosfer dan ciri cirinya. Foto: Canva
5 Lapisan Atmosfer dan Ciri-cirinya yang Penting Diketahui

5 lapisan atmosfer dan ciri-cirinya yaitu: troposfer, stratosfer, mesosfer, termosfer, dan eksosfer dengan karakteristik yang berbeda.


Sejarah Hari Ini: Kilas Balik Penandatanganan Protokol Montreal 1987

6 hari lalu

Ilustrasi lapisan ozon (net)
Sejarah Hari Ini: Kilas Balik Penandatanganan Protokol Montreal 1987

Protokol Montreal berisi tentang komitmen tentang zat yang merusak lapisan ozon sebagai tanggapan terhadap iptek mengenai penipisan lapisan ozon.


Jokowi Tunjuk Luhut jadi Ketua Penanggung Jawab KTT Negara Pulau dan Kepulauan

9 hari lalu

Presiden Joko Widodo menyampaikan pidato dalam Penutupan KTT ke-43 ASEAN 2023 di JCC, Senayan, Jakarta, Kamis 7 September 2023. ANTARA FOTO/Media Center KTT ASEAN 2023/Aditya Pradana Putra
Jokowi Tunjuk Luhut jadi Ketua Penanggung Jawab KTT Negara Pulau dan Kepulauan

Jokowi menerbitkan Keppres soal panitia penyelenggara KTT AIS di Bali bulan depan.


Pentingnya Kolaborasi Demi Wujudkan Nol Emisi Karbon di Sektor Kesehatan

10 hari lalu

Seminar bertajuk Driving Zero Emission Transition for Sustainable Healthcare Sector pada Kamis 7 September 2023 di Jakarta
Pentingnya Kolaborasi Demi Wujudkan Nol Emisi Karbon di Sektor Kesehatan

Penting sekali adanya kolaborasi antara pemerintah dan pengusaha dalam mewujudkan nol emisi karbon di sektor kesehatan.


Asfiksia: Gangguan Pernapasan Tersebab Kekurangan Asupan Oksigen

11 hari lalu

ilustrasi sesak napas. shutterstock.com
Asfiksia: Gangguan Pernapasan Tersebab Kekurangan Asupan Oksigen

Asfiksia kondisi medis saat kadar oksigen dalam tubuh berkurang mengganggu pernapasan


Lestari Ingatkan Semua Pihak Segera Antisipasi Perubahan Iklim

11 hari lalu

Wakil Ketua MPR Lestari Moerdijat.
Lestari Ingatkan Semua Pihak Segera Antisipasi Perubahan Iklim

USAID menempatkan Indonesia menjadi salah satu fokus pengamatan terkait perubahan iklim.