Pada awalnya peneliti Kanada bekerja memonitor perang informasi yang fokus pada mata-mata dunia maya Cina melawan komunitas orang tibet di pembuangan. “Kami membongkar kedok ini pada saat sistem komputer orang-orang Tibet dimasuki, termasuk dokumen sensitif dari kantor pribadi Dalai Lama,” ujar penyelidik Greg Walton.
Peneliti juga mendeteksi gerakan spionase Cina di dunia maya juga berhasil memasuki 1.295 jaringan komputer dari kementrian luar negeri Indonesia, Iran, Bangladesh, Latvia, Filipina, Brunei, Barbados dan Bhutan. Mereka juga menemukan sistem peretas di beberapa kedutaan di Indonesia, India, Korea Selatan, Rumania, Ciprus, Malta, Thailand, Taiwan, Portugal, Jerman dan Pakistan.
Kelompok peneliti ini mengatakan sementara ini dalam poin analisa untuk sumber jaringan utama Cina, tidak kemudian dapat menyimpulkan untuk mendeteksi identitas atau motivasi para peretas itu.
Menteri Luar Negeri Cina dan Menteri Informasi dan Industri Cina tidak menjawab saat dihubungi untuk klarifikasi masalah ini, pada Minggu (29/3) ini. Kedutaan Cina di Toronto juga tidak segera memberikan jawaban dari hasil penemuan ini.
Bhutila Karpoche, seorang aktifis Pelajar untuk Kemerdekaan Tibet mengatakan komputer organisasinya telah beberapa kali dimasuki dalam empat lima tahun terakhir ini. Dia mengatakan sering mendapat kiriman surat elektronik yang berisi virus yang merusak komputernya.
Menurut peneliti itu, salah satu peretas berhasil menginfiltrasi sistem dan mereka mampu menembus perangkat lunak dalam komputer yang dituju dan mendapatkan data yang dikirim atau yang diterima.
AP| NUR HARYANTO