Bavelier dan kawan-kawannya menyatakan bahwa permainan yang melibatkan aksi menembak obyek-obyek virtual bisa meningkatkan kemampuan melihat si pemainnya terhadap obyek di kondisi remang-remang dengan cukup signifikan. Peningkatan kemampuan optik itu setara seperti yang dialami pasien pengguna lensa mata, kacamata bahkan yang baru saja menjalani operasi.
Tim peneliti dari New York itu menguji sensitivitas kontras dari sekelompok orang yang rutin bermain video game seperti Unreal Tournament dan Call of Duty. Kedua permainan itu mengharuskan pemainnya menembak target virtual.
Dari pengujian itu terungkap kalau kemampuan orang-orang mendeteksi perbedaan dalam gradasi kelabu (remang-remang) di kelompok itu 58 persen lebih baik daripada kemampuanj rata-rata orang yang tidak suka bermain video game. Bavelier lalu membuat orang-orang di kelompok yang kedua menjalani 'pelatihan video game' selama berjam-jam. Ketika usai, sensitivitas kontras mereka meningkat 43 persen.
“Orang-orang yang bermain video game memiliki penglihatan yang lebih baik dalam kondisi-kondisi dimana tidak banyak ada kontras,” ujar Bavelier, “Peningkatan kemampuan ini sangat menolong ketika harus berkendara dalam gelap malam, atau di tengah kabut. Seekor anjing yang menyeberang jalan, misalnya, bisa terlihat.”
Hasil studi tentang efek video game perang atau tembak-menembak ini dimuat dalam jurnal Nature Neuroscience edisi terbaru.
(INDEPENDENT, LATIMES, SCIENCEDAILY)