Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Beda Temuan Patahan Gempa Cugenang, BMKG Klaim Data Lebih Lengkap

image-gnews
Foto Udara Zona Bahaya Patahan Aktif Cugenang. Cuplikan YouTube
Foto Udara Zona Bahaya Patahan Aktif Cugenang. Cuplikan YouTube
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menjawab kritik atas zonasi patahan gempa atau Sesar Cugenang di Cianjur, Jawa Barat, yang berarah tenggara-barat laut. Dwikorita mempertahankan temuan zonasi yang telah diumumkan pada 8 Desember 2022 lalu, atau lebih dari dua minggu setelah gempa M5,6 yang merusak dan mematikan terjadi di kawasan tersebut. 

Menurut dia, untuk bisa mengetahui dan mendapati zonasi yang tepat harus melalui penelitian dan survei penuh di lapangan. Dan itu, menurut Dwikorita, yang sudah dilakukan tim BMKG. "Tidak bisa hanya 1-2-3 hari untuk mendapatkan data yang lengkap," katanya dalam konferensi video bersama Majalah Tempo dan Tempo.co, Selasa 27 Desember 2022.

Dwikorita menambahkan, temuan peneliti yang menyebut pusat gempa berarah berbeda, dan menjadi bagian dari Sesar Cimandiri, adalah sama dengan temuan awal tim BMKG di lapangan. Tapi, data saat itu, dia menyatakan, belum banyak terkumpul karena baru 2-3 hari penelitian. 

Menganggap diri sebagai lembaga operasional dengan alokasi anggaran yang mendukungnya, BMKG pun menambah panjang masa penelitian. Tim disebut mengumpulkan lebih banyak data menggunakan berbagai alat dan metode, termasuk foto udara.

Baca juga: Begini BMKG Sanggah Prediksi Peneliti BRIN Soal Badai Dahsyat di Jabodetabek

Hasil analisa juga diaku dibandingkan dengan analisa citra satelit dari BRIN. Hasilnya diklaim sama. Pun dengan perbandingan dengan metode GPS oleh Badan Informasi Geospasial. Ataupun, metode geologi.

"Artinya, kesimpulan yang pertama harus diperbarui," katanya sambil menambahkan, "Jadi saya memaklumi peneliti itu...barangkali datanya yang terkumpul sama dengan saat penelitian awal BMKG." 

Dalam temuannya, BMKG mengumumkan zona Sesar Cugenang sepanjang 8-9 kilometer, mulai dari Desa Nagrak sampai Ciherang dengan arah tenggara-barat laut. Adapun radius kanan-kirinya sejauh 200-500 meter sehingga total luasan diperhitungkan 8,09 kilometer persegi.

Diperhitungkan ada sekitar 1.800 rumah yang harus direlokasi berasal dari wilayah Desa Talaga, Sarampad, Nagrak dan Cibulakan. Keempatnya disebut Daryono berada dalam zona bahaya Patahan Cugenang

Survei, Dwikorita menerangkan, berdasarkan, antara lain, mekanisme fokal dan sebaran gempa-gempa susulan yang terjadi. Juga apa yang disebut pelamparan kemenerusan retakan di permukaan tanah. Data sebaran kerusakan bangunan dan titik longsor yang terjadi karena gempa itu juga ikut dikumpulkan dalam survei, serta kelurusan morfologi.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Temuan itu berbeda dari indikasi jalur patahan gempa atau sesar di kawasan yang sama yang didapat tim peneliti dari BRIN dan ITB. Mereka menemukan jalurnya condong berarah barat-timur, bukan tenggara-barat laut seperti yang diungkap BMKG.

Dalam pernyataannya, peneliti gempa di BRIN, Danny Hilman Natawidjaja, menilai kesimpulan BMKG soal jalur sesar gempa Cianjur masih sangat prematur. Ditambahkannya, penelitian retakan gempa sesar aktif di Cianjur tidak mudah karena sesar aktif belum diketahui sebelumnya. Kemudian, data retakan permukaan sangat minim karena gempanya kecil.

"Dari retakan gempa yang diidentifikasi di lapangan itu juga," kata Danny, "Harus dilanjutkan dengan survei geofisika di bawah permukaan, juga uji puritan dan beberapa metode lain." 

Baca juga: Peneliti BRIN Juga Sebut BMKG Minta Pengosongan dari Patahan Cugenang Berlebihan

Peneliti Geodesi ITB Irwan Meilano menambahkan indikasi didapat timnya setelah menggunakan data seperti interferometric synthetic aperture radar (InsAR) dan global positioning system (GPS). Data masih akan dilengkapi melalui pengamatan GPS dan dari gempa-gempa susulan. “Bisa jadi kemudian lebih mirip hasilnya BMKG atau memperkuat hasil kami,” ujarnya.


Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Beasiswa Amartha STEAM Fellowship, Benefit Rp 22 Juta untuk Mahasiswa UI, ITB, IPB, UGM, dan UB

24 menit lalu

Ilustrasi beasiswa. Freepik
Beasiswa Amartha STEAM Fellowship, Benefit Rp 22 Juta untuk Mahasiswa UI, ITB, IPB, UGM, dan UB

Pendaftaran beasiswa Amartha STEAM Fellowship telah dibuka pada 27 Maret hingga 15 Juni 2024.


BMKG Peringatkan Potensi Hujan Petir, Angin Kencang di Jakarta Selatan, Timur dan Barat

3 jam lalu

Suasana hujan yang mengguyur kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa, 11 Januari 2022. Badan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika atau BMKG memprediksi curah hujan tahun ini sedikit lebih rendah dibandingkan 2021 lalu. TEMPO / Hilman Fathurrahman W
BMKG Peringatkan Potensi Hujan Petir, Angin Kencang di Jakarta Selatan, Timur dan Barat

BMKG juga mengeluarkan peringatan dini potensi hujan disertai petir dan angin kencang di Jakarta Selatan, Jakarta Timur dan Barat siang atau sore.


Peringatan Dini Cuaca BMKG, Simak Sebaran Wilayah Berpotensi Hujan Lebat Hari Ini

4 jam lalu

Ilustrasi Cuaca DKI Jakarta yang berawan. Tempo/Tony Hartawan
Peringatan Dini Cuaca BMKG, Simak Sebaran Wilayah Berpotensi Hujan Lebat Hari Ini

Dalam peringatan dini cuaca BMKG 28-30 Maret 2023 tampak daftar wilayah berpotensi hujan lebat terus berkurang dari hari ke hari.


Kondisi Terkini Banjir Demak, Sudah Tidak Ada Warga yang Mengungsi

5 jam lalu

Pengungsi korban banjir bersiap meninggalkan posko pengungsian di gedung DPRD, Kudus, Jawa Tengah, Selasa 26 Maret 2024. Sebanyak 3.756 jiwa pengungsi korban banjir Demak yang mengungsi ke Kabupaten Kudus mulai dipulangkan ke daerah asal secara bertahap, karena banjir sejak (13/3/2024) yang merendam 126 desa di 13 kecamatan yang mengakibatkan 131.703 jiwa terdampak dan13.027 jiwa diantaranya mengungsi tersebut mulai surut. ANTARA FOTO/Yusuf Nugroho
Kondisi Terkini Banjir Demak, Sudah Tidak Ada Warga yang Mengungsi

Tersisa empat titik banjir di Demak dengan ketinggian 10-20 sentimeter. Pengerahan teknologi modifikasi cuaca belum berani dihentikan.


Gunung Semeru Erupsi Disertai Gempa Awan Panas Guguran Selama 27 Menit

8 jam lalu

Gunung Semeru erupsi pada Sabtu, 9 Maret 2024, pukul 08.28 WIB (ANTARA/HO-PVMBG)
Gunung Semeru Erupsi Disertai Gempa Awan Panas Guguran Selama 27 Menit

Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Gunung Semeru melaporkan adanya erupsi disertai gempa awan panas guguran selama 27 menit, Kamis sore, 28 Maret 2024,


Peneliti BRIN: Butuh Jutaan Tahun Supaya Selat Muria Bisa Terbentuk Lagi

13 jam lalu

Foto udara permukiman warga terendam banjir di samping Sungai Wulan yang tanggulnya jebol di permukiman yang terendam banjir di Desa Ketanjung, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Demak, Jawa Tengah, Senin 18 Maret 2024. Banjir yang kembali melanda Kabupaten Demak itu karena curah hujan tinggi yang menyebabkan sejumlah tanggul sungai jebol sehingga mengakibatkan ribuan rumah terendam banjir di 89 desa dari 11 kecamatan, 24.946 jiwa mengungsi, serta terputusnya jalur utama pantura Demak-Kudus. ANTARA FOTO/Aji Styawan
Peneliti BRIN: Butuh Jutaan Tahun Supaya Selat Muria Bisa Terbentuk Lagi

Peneliti BRIN menepis kemungkinan Selat Muria akan terbentuk lagi dalam waktu dekat.


Gempa di Laut M4,7 Guncang Gunungkidul Yogyakarta, Tidak Berpotensi Tsunami

16 jam lalu

Seismograf gempa bumi. ANTARA/Shutterstock/pri
Gempa di Laut M4,7 Guncang Gunungkidul Yogyakarta, Tidak Berpotensi Tsunami

Gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas subduksi lempeng.


Pengelolaan Hutan Didominasi Negara, Peneliti BRIN Usul Cegah Deforestasi melalui Kearifan Lokal

18 jam lalu

Pemandangan udara terlihat dari kawasan hutan yang dibuka untuk perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Kapuas Hulu, Provinsi Kalimantan Barat, Indonesia, 6 Juli 2010. REUTERS/Crack Palinggi/File Foto
Pengelolaan Hutan Didominasi Negara, Peneliti BRIN Usul Cegah Deforestasi melalui Kearifan Lokal

Masyarakat yang tinggal di sekitar hutan seringkali tidak mendapatkan hak akses yang cukup untuk memanfaatkan sumber daya di dalamnya.


Masuk dalam Daftar, ITB Bantah Terlibat Ferienjob ke Jerman 2023

19 jam lalu

Ilustrasi kampus ITB (Institut Teknologi Bandung). FOTO/ISTIMEWA
Masuk dalam Daftar, ITB Bantah Terlibat Ferienjob ke Jerman 2023

ITB menyatakan tidak ada mahasiswanya yang terlibat program Ferienjob ke Jerman.


BRIN: Satelit LAPAN Bantu Proses Komunikasi Wilayah Terlanda Bencana

21 jam lalu

Satelit rakitan dalam negeri bernama LAPAN A2/LAPAN ORARI yang akan diresmikan oleh Presiden Joko Widodo di Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Bogor, Jawa Barat, Kamis, 3 September 2015. Peluncurannya sendiri akan dilakukan di pusat antariksa Satish Dhawan, Sriharikota, India. Nantinya, satelit akan dibawa ke orbit dengan ditumpangkan pada roket India bersama satelit penelitian astronomi milik Organisasi Riset Antariksa India. [TEMPO/Subekti; SB2015090312] KOMUNIKA ONLINE
BRIN: Satelit LAPAN Bantu Proses Komunikasi Wilayah Terlanda Bencana

Satelit LAPAN-A2/LAPAN-ORARI merupakan salah satu hasil riset karya anak bangsa yang dikembangkan oleh BRIN.