TEMPO.CO, Jakarta - Memasuki 2023, tentunya banyak impian yang ingin dicapai. Resolusi tahun baru disusun dengan memasukkan beragam keinginan yang diharapkan bisa terwujud selama setahun berjalan. Namun, tidak sedikit yang gagal menjalankan resolusi bahkan saat masih berada di awal tahun.
Lantas, apa langkah yang dilakukan dalam menyusun resolusi agar tak berakhir menjadi wacana? Psikolog dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Edilburga Wulan Saptandari membagikan tips menyusun resolusi yang bijak dan anti-gagal.
Edilburga menyampaikan sebelum menyusun resolusi baru, alangkah baiknya melakukan evaluasi atas apa yang telah dilalui selama setahun. Ia mencontohkan salah satu resolusi yang ditetapkan tahun sebelumnya adalah menjalani hidup yang lebih sehat dengan rutin berolahraga. Namun, pada prakteknya baru memasuki Februari, olahraga sudah tidak dilanjutkan lagi.
“Nah ini dievaluasi, kenapa tidak bisa dilakukan dengan baik? Oh, ternyata karena sulit membagi waktu atau hilang semangatnya, atau juga karena tidak ada motivasi internal karena hanya ikut tren saja. Hal ini harus dilihat supaya untuk menyusun resolusi tahun depan tidak mengulangi kesalahan yang sama,” paparnya dilansir dari laman resmi UGM pada Selasa, 2 Desember 2022.
Dosen Fakultas Psikolog UGM ini pun membagikan kiat dalam menyusun resolusi tahun baru secara bijak dengan SMART goals. Metode SMART merupakan singkatan dari Specific, Measurable, Achievable, Relevant, dan Time Bound.
Dia menjelaskan Spesifik artinya resolusi yang dibuat harus benar-benar jelas dan detail. Misalnya, resolusi tahun depan adalah menjalankan gaya hidup sehat. Resolusi tersebut perlu dibuat secara spesifik seperti menambah satu porsi buah dalam setiap kali makan.
Measurable yakni menyusun resolusi secara terukur. Resolusi yang dibuat secara terukur akan membantu kita dalam mengukur target yang akan dicapai. “Contohnya, menambahkan 1 porsi buah dalam setiap kali makan. Ukurannya kan 1 porsi buah, jadi kalau tidak makan 1 porsi buah di setiap kali makan berarti ini belum tercapai resolusinya,” terangnya.
Lalu, Achievable adalah bisa dicapai. Resolusi yang disusun juga harus realistis atau yang bisa diraih dengan begitu tujuan dari resolusi dapat lebih terarah. Berikutnya, Relevant yaitu resolusi yang dibuat pun harus relevan dengan kondisi pribadi masing-masing. Apakah resolusi tersebut benar-benar penting dan dibuat dengan alasan yang kuat dan benar.
Ia menekankan bahwa relevan ini sebenarnya menjadi kunci keberhasilan pencapaian resolusi. Terkadang, kata dia, tidak sedikit orang membuat resolusi bukan hal yang benar-benar diinginkan. “Bagi kebanyakan orang tidak ada keinginan yang sangat besar, jadi ikut tren aja resolusi tahun baru berputar di kesehatan. Kenapanya ini sering tidak dipikirkan benar-benar, kalau kenapanya ini belum ketemu maka motivasi menjalani resolusi gampang turun dan tidak tercapai,” paparnya.
Sedangkan yang terakhir adalah Time Bound adalah batas waktu. Resolusi juga harus disusun berdasarkan waktu dalam pencapaiannya. “Jadi ada waktunya, perlu evaluasi, tahu-tahu satu tahun sudah jalan aja. Misal 2 bulan sekali dievaluasi,”pungkasnya.
Baca juga: 15 Jurusan di UI yang Sepi Peminat
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.