Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Fenomena Astronomi: Puncak Hujan Meteor Quadrantid Hari Ini dan Besok

image-gnews
Hujan meteor Quadrantid. Ibtimes.co.uk
Hujan meteor Quadrantid. Ibtimes.co.uk
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Fenomena astronomi pada awal Tahun Baru 2023 diwarnai puncak hujan meteor Quadrantid pada Selasa ini dan besok, 3-4 Januari. Namun dibandingkan dengan tempat lain, jumlah meteor yang bisa terlihat di wilayah Indonesia atau bumi bagian selatan sangat sedikit.

“Sekitar lima sampai sepuluh meteor per jam,” kata Avivah Yamani, penggiat astronomi dari komunitas Langit Selatan di Bandung, Ahad, 1 Januari 2023. Dia menambahkan, pengamat di belahan bumi utara bisa menantikan 121 meteor per jam di masa puncak tersebut.

Menurut Avivah, hujan meteor Quadrantid muncul di arah timur laut dari Rasi Bintang Bootes yang terbit pada pukul 02.43 WIB. Hujan meteor ini sendiri mulai berlangsung sejak 26 Desember lalu hingga 14 Januari mendatang.  

Dari laman Langit Selatan, pada 4 Januari 2023 pula Bumi yang mengelilingi Matahari dengan bentuk lintasan elips atau lonjong akan mencapai titik jarak terdekat. Perihelion bumi dengan matahari itu berjarak 0,9833 satuan astronomi (SA) atau 147.105.052 kilometer.

Sementara itu, pada 8 Januari, Bulan akan mencapai titik terjauh dari Bumi dengan jarak 406.458 kilometer. Sebaliknya pada 22 Januari, bulan akan mencapai titik terdekatnya dengan bumi sejarak 356.569 kilometer.

Saat langit tanpa mendung di pertengahan Januari, Galaksi Bimasakti juga dapat diamati tengah malam membentang dari tenggara ke barat laut.  

Kampanye Langit Gelap

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Di awal 2023, ada kegiatan Globe At Night atau kampanye langit gelap untuk membangun kesadaran pentingnya langit gelap dari efek dari polusi cahaya yang berlangsung sejak 13 – 22 Januari. Pengamat diajak untuk mengamati rasi bintang yang sudah ditentukan dari berbagai lokasi untuk mengenali bintang yang bisa dilihat di rasi tersebut.

Berapa banyak bintang yang bisa dikenali akan menjadi indikasi tingkat polusi cahaya di suatu area.

Untuk kampanye ini, pengamat di Bumi bagian utara diajak untuk mengamati rasi Orion dan rasi bintang Canis Mayor. Sedangkan pengamat di Bumi belahan selatan hanya mengamati bintang di rasio Orion.


Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Fenomena Astronomi Desember, Hujan Meteor Geminid Sampai Malam Natal

3 jam lalu

Hujan meteor Geminid. (nasa.gov)
Fenomena Astronomi Desember, Hujan Meteor Geminid Sampai Malam Natal

Beberapa fenomena astronomi mewarnai langit malam Desember 2023.


Malam Ini Hujan Meteor Alpha Monocerotid Melewati Langit Indonesia

13 hari lalu

Seorang wanita melihat melalui teleskop selama hujan meteor tahunan Perseid di pulau Lastovo, Kroasia 12 Agustus 2023. REUTERS/Antonio Bronic
Malam Ini Hujan Meteor Alpha Monocerotid Melewati Langit Indonesia

Hujan meteor alpha monocerotid akan terjadi di langit Indonesia pada 21-22 November 2023. Begini penjelasannya.


Fenomena Astronomi Menarik di November, Oposisi Jupiter dan Hujan Meteor Leonid

33 hari lalu

Tiga planet yang terdiri dari Venus (bawah), Jupiter (L) dan Mercury (atas) terlihat secara bersamaan di atas Patung Liberty di New York (26/5). Selain di New York, fenomena ini juga dapat disaksikan di beberapa negara REUTERS / Gary Hershorn
Fenomena Astronomi Menarik di November, Oposisi Jupiter dan Hujan Meteor Leonid

Setidaknya ada dua fenomena astronomi yang tergolong menarik pada November ini.


Mengenal 5 Rasi Bintang di Alam Semesta

55 hari lalu

IAU mengamanatkan Indonesia untuk menamai bintang HD 117618 dan planet yang mengitarinya sesuai Henry Draper Catalogue di rasi bintang Centaurus. Kredit: hai-ias.org/nameexoworlds/
Mengenal 5 Rasi Bintang di Alam Semesta

Saat ini rasi bintang yang tercatat di NASA berjumlah 88. Berikut lima rasi bintang di antaranya.


Fenomena Langit Oktober Diwarnai Gerhana Bulan dan Tiga Hujan Meteor

4 Oktober 2023

Gerhana Bulan terlihat di Bangkok, Thailand, 8 November 2022. REUTERS/Athit Perawongmetha
Fenomena Langit Oktober Diwarnai Gerhana Bulan dan Tiga Hujan Meteor

Gerhana bulan akan terjadi pada Ahad dini hari, 29 Oktober 2023.


Jakarta Raih 4 Medali Bidang Astronomi di OSN, Ini Kata Pelatih dari Planetarium Jakarta

6 September 2023

Olimpiade Sains Nasional atau OSN 2023. Dok. Puspresnas
Jakarta Raih 4 Medali Bidang Astronomi di OSN, Ini Kata Pelatih dari Planetarium Jakarta

DKI Jakarta meraih juara umum pada Olimpiade Sains Nasional atau OSN 2023 dengan total 71 medali.


Dzaky Rafiansyah Raih Dua Perak Olimpiade Astronomi Berturutan, Ini Rahasianya

4 September 2023

Dzaky Radiansyah bersama medali perak yang diraihnya di International Olympiad on Astronomy and Astrophysics (IOOA) ke-16 2023. Foto: Pribadi
Dzaky Rafiansyah Raih Dua Perak Olimpiade Astronomi Berturutan, Ini Rahasianya

Dzaky mengaku menyukai astronomi sejak kelas 3 SMP.


Peserta OSN Berbagi Cerita Seru Astronomi, Amati Konjungsi Saturnus dan Super Blue Moon

3 September 2023

Suasana pengamatan Super Blue Moon di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, 30 Agustus 2023. Foto: Tempo/Maria Fransisca Lahur
Peserta OSN Berbagi Cerita Seru Astronomi, Amati Konjungsi Saturnus dan Super Blue Moon

Peserta OSN 2023 berbagi cerita kegemarannya terhadap bidang astronomi.


Tak Dianggap Lagi Planet, Begini Sejarah Penemuan Pluto

27 Agustus 2023

Gunung es di Pluto. (newsweek.com)
Tak Dianggap Lagi Planet, Begini Sejarah Penemuan Pluto

Pluto ditemukan pada 1930. Penemuan tersebut menjadi berita utama di seluruh dunia.


Mengapa Pluto Tak Masuk Lagi Kategori Planet?

27 Agustus 2023

Fitur
Mengapa Pluto Tak Masuk Lagi Kategori Planet?

Pluto sejak 2026 tidak lagi masuk dalam kategori planet karena tidak memenuhi satu dari tiga kriteria definisi planet.