EARTH HOUR merupakan kampanye perubahan iklim global WWF. Dalam acara ini, individu, pelaku bisnis, pemerintah dari berbagai negara mematikan lampu selama satu jam sebagai pernyataan dukungan upaya penanggulangan perubahan iklim. Secara serentak mereka mematikan listrik pada Sabtu, 28 Maret 2009 pukul 20.30 – 21.30 (waktu setempat).
Maksud kampanye ini adalah untuk menunjukkan bahwa aksi individu yang dilakukan secara global dapat mengubah bumi dengan lebih baik. Dalam acara itu,
2848 kota di 83 negara melaksanakan aksi bersama global EARTH HOUR 2009.
Menurut Verena, perhitungan penghematan energi dilakukan PLN. Perusahaan milik negara ini mencatat dalam semalam data yang diambil dari pemilik electricity automatic reading (pencatat listrik otomatis). Saat ini pencatat itu baru dimiliki sektor komersial di kawasan segitiga emas Kuningan, Sudirman dan Thamrin. “Angka penghematan listrik yang sesungguhnya lebih besar dari 50 MW jika sektor hunian rumah tangga juga dihitung,” katanya Selasa (31/3).
Di Jakarta, lima ikon ibu kota dimatikan tenaga listriknya Jakarta selama Earth Hour. Ikon itu adalah Bundaran Hotel Indonesia dan air mancurnya, Monas dan air mancurnya, Gedung Balai Kota, Patung Pemuda, dan Air mancur Arjuna Wiwaha.
Kampanye ini tidak berhenti pada28 Maret 2009. Verena berharap ada tindak lanjut agar masyarakat di kota-kota besar mengubah gaya hidupnya untuk lebih hemat listrik dalam jangka panjang.
Untung Widyanto