TEMPO.CO, Jakarta - Homeschooling adalah salah satu metode pendidikan alternatif untuk memberikan edukasi kepada anak. Metode ini menawarkan fleksibilitas kepada orang tua untuk menyesuaikan kebutuhan pembelajaran anak sesuai keinginan dibandingkan jalur formal atau sekolah konvensional.
Di Indonesia, metode pendidikan homeschooling belum memiliki banyak peminat. Berdasarkan data Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) tahun 2014, yang dihimpun oleh Asosiasi Sekolahrumah dan Pendidikan Alternatif (AsahPena) Pusat, jumlah anak anak homeschooling yang terdata di AsahPena seluruh Indonesia mencapai 15.000 anak.
Meski terbilang tidak memiliki terlalu banyak peminat, ada beberapa hal yang dapat orang tua pertimbangkan untuk menentukan apakah anak cocok menggunakan metode homeschooling.
1. Anak memiliki bakat menonjol di bidang tertentu
Kurikulum di sebagian besar sekolah didasarkan pada tingkatan kelas, yang biasanya ditentukan oleh usia anak.
Melansir dari study.com, bagi beberapa anak yang memiliki bakat menonjol di bidang atau mata pelajaran tertentu, tetapi menemukan kesulitan utnuk mengikuti pembelajaran dengan standar kurikulum sekolah umum, homeschooling dapat menjadi pilihan yang tepat.
Kesulitan anak untuk mengikuti pembelajaran di sekolah umum dapat membuat anak maupun orang tua frustasi. Kurikulum umum untuk anak dengan bakat spesial dapat terlihat membatasi perkembangan anak. Dengan metode homeschooling, orang tua memiliki wewenang membuat kurikulum khusus yang dirancang untuk mengembangkan bakat anak di setiap mata pelajaran secara maksimal.
2. Anak memiliki kebutuhan khusus
Orang tua dengan anak berkebutuhan khusus atau difabel kerap memilih untuk menyekolahkan anaknya di rumah. Hal tersebut dapat dipahami karena anak-anak berkebutuhan khusus seringkali memerlukan pertimbangan tambahan dan pelatihan khusus.
Pendidikan untuk anak berkebutuhan khusus tentunya memiliki banyak hal yang tidak umum diketahui dan memungkinkan anak juga membutuhkan terapi, dokter, hingga konselor tersendiri. Dilansir dari homeschool.com, berikut beberapa alasan umum orang tua memilih untuk menyekolahkan anaknya di rumah:
- Terbebas dari bullying teman sebaya.
- Dapat menghindari hal-hal yang bisa memicu (trigger) kondisi anak, seperti anak-anak dengan autisme.
- Tidak ada aturan ketat untuk diam dan tenang, utamanya untuk anak dengan attention-deficit hyperactive disorder (ADHD).
- Dapat memasukkan bahasa isyarat maupun menggunakan huruf braille di dalam metode pembelajaran bagi anak yang membutuhkan.
3. Sering berpindah tempat tinggal
Orang tua dengan pekerjaan yang sering berpindah tempat menyebabkan anak sering berpindah sekolah mengikuti tempat tinggal. Hal ini pun tentu akan membuat anak harus berulang kali beradaptasi dengan lingkungan baru. Situasi tersebut cukup berat bagi sebagian anak karena harus sering mengulang fase perpisahan dan pengenalan.
Dilansir dari Coalition for Responsible Home Education (CRHE) Amerika Serikat, sekolah rumah menjadi salah satu alternatif untuk orang tua jika ingin memberikan stabilitas bagi anak dalam pendidikannya.
PUTRI INDY SHAFARINA
Baca juga: 4 Metode Pembelajaran Homeschooling atau Pendidikan Sekolah Rumah