TEMPO.CO, Cianjur - BNPB meminta warga korban gempa Cianjur, Jawa Barat, tidak menerima bantuan pembangunan kembali rumah mereka dari berbagai kalangan termasuk organisasi kemanusiaan. Bantuan pembangunan boleh diterima hanya untuk hunian sementara kalau tidak ingin bantuan dari pemerintah gugur.
"Kalau ada relawan atau NGO yang membantu pembangunan kembali rumah rusak berat milik korban bencana, maka bantuan stimulan pembangunan rumah rusak dari pemerintah pusat yang berjumlah Rp 60 juta akan hangus," kata Kepala BNPB, Suharyanto, menuturkan, Rabu 4 Januari 2023.
Suharyanto mengungkapkan kalau dirinya bersama Bupati Cianjur akan menggelar rapat bersama relawan dan organisasi non pemerintah (NGO) terkait aturan pemberian dan penerimaan bantuan untuk penyintas gempa. Rapat disebutnya untuk menyamakan pemikiran agar niat membantu tidak merugikan penyintas.
"Karena mereka tidak boleh mendapatkan dua bantuan yang sifatnya sama perbaikan rumah kembali atau hunian tetap," kata dia lagi.
BNPB, kata Suharyanto, akan mengarahkan bantuan dari berbagai kalangan termasuk relawan dan NGO ke hunian sementara (huntara). Adapun bantuan dari pemerintah pusat untuk korban gempa yang rumahnya rusak berat sebesar Rp 60 juta, rumah rusak sedang Rp 35 juta, dan rusak ringan diberikan bantuan stimulan sebesar Rp 15 juta.
"Kami meminta warga korban gempa Cianjur, tidak asal menerima bantuan dan memperhatikan aturan yang berlaku sebelum menerima bantuan termasuk pembeli," kata Suharyanto sambil menmbahkan, "Jangan sampai sudah menerima bantuan mereka lalu mengeluh karena nilainya kecil."
Bupati Cianjur Herman Suherman meminta warga korban gempa untuk bersabar menunggu giliran pencairan dana bantuan dari pemerintah untuk membangun kembali rumahnya. Sambil menunggu, dia menyarankan, bantuan hunian sementara bisa diterima dari pemerintah atau relawan atau pihak lainnya.
Data sebelumnya dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cianjur mencatat sebanyak 58.049 rumah rusak terdampak gempa M5,6 pada Senin 21 November 2022, dan rangkaian gempa susulannya. Di antaranya rumah rusak berat sebanyak 25.186 unit yang seluruhnya tersebar di 146 desa dari 16 kecamatan yang ada di Kabupaten Cianjur.
Baca juga: Gempa Cianjur Bukan Satu-satunya yang Merusak di Jawa Barat 2022
Pembersihan Puing
Sementara itu, BNPB memastikan pembersihan puing rumah terdampak gempa Cianjur selesai dalam 40 hari ke depan. Setelahnya, warga dapat membangun kembali rumahnya di lokasi yang sama atau In Situ. Tapi, ini hanya bagi mereka yang telah mendapat rekomendasi untuk tidak harus direlokasi.
Warga melintas di dekat bangunan yang rusak akibat gempa cianjur di Desa Benjot, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Kamis, 25 November 2022. Dalam data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) terakhir total rumah rusak akibat Gempa Cianjur mencapai 56.311 unit, sementara korban meninggal mencapai 635 orang. TEMPO/M Taufan Rengganis
"Sekarang yang sudah dibersihkan hampir seribu rumah. Nanti, begitu sudah bersih, secara paralel akan dibangun kembali rumah-rumah yang tidak relokasi," ujar Suharyanto dalam keterangan tertulis diterima di Jakarta, Kamis 5 Januari 2023.
Dalam proses pembersihan puing hingga pembangunan rumah kembali, kata Suharyanto, pemerintah telah membentuk Satgas khusus yang terdiri atas unsur TNI, Polri, Kementerian PUPR dan lembaga terkait lainnya. Total jumlah personel 2.500 orang.
Nasib Warga yang Harus Relokasi
Pemerintah Kabupaten Cianjur mennyebut warga korban gempa yang rumahnya di relokasi berasal dari tiga kecamatan: Pacet, Cugenang dan Cianjur. Saat ini pendataan masih dilakukan untuk kepastian jumlah rumah itu setelah luasan zona bahaya patahan gempa diputuskan diciutkan dari yang pernah diumumkan BMKG.
Baca juga: Bupati Cianjur Sebut Diskon Zona Bahaya Patahan Gempa Cugenang
Sebelum relokasi, pemerintahan setempat berjanji akan sosialisasi apa saja yang akan didapat warga di permukiman yang baru selain rumah tahan gempa. Tujuannya, menghilangkan rasa ragu. "Termasuk program padat karya dan pelatihan sebagai pelaku UMKM akan diberikan sebagai upaya pemulihan ekonomi warga," kata Bupati Cianjur, Herman Suherman, Kamis.
Untuk lahan pertanian yang akan ditinggalkan, Herman mengatakan masih dalam pembahasan bersama. Kemungkinan masih bisa digarap pemiliknya atau dibebaskan oleh pemerintah untuk dijadikan lahan terbuka hijau plus obyek wisata.
Janji Rampung Sebelum Idul Fitri
Dari pemerintah pusat, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Direktorat Jenderal Perumahan menargetkan hunian tetap relokasi bagi masyarakat yang terdampak Gempa Cianjur rampung sebelum Idul Fitri 2023. Adapun janji sebelumnya adalah pada tahun baru ini masyarakat bisa menempati 80 unit di antaranya.
"Alhamdulillah, saat ini 95 unit sudah kami selesaikan di Desa Sirnagalih, Kecamatan Cilaku, yang nantinya akan dibangun 200 unit rumah tipe 36/75 di atas lahan seluas 2,5 hektare," kata Direktur Jenderal Perumahan Iwan Suprijanto, Kamis.
Wakil Presiden Ma'ruf Amin meninjau pembangunan rumah tahan gempa di Desa Sirnagalih, kecamatan Cilaku, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat pada Rabu 4 Januari 2023. ANTARA/Desca Lidya Natalia
Di lokasi kedua di Desa Mulyasari, Kecamatan Mande, Iwan menambahkan, akan dibangun 151 unit di atas lahan seluas 1,9 hektare. Menurut dia, saat ini sudah terbangun 4 unit di sana.
Selain membangun rumah tahan gempa dengan metode Rumah Instan Sederhana Sehat (RISHA) yang memiliki 2 kamar tidur, ruang keluarga, kamar mandi dan dapur, Kementerian PUPR juga akan melengkapi Prasarana, Sarana dan Utilitas Umum (PSU) berupa sambungan listrik, saluran air bersih dan juga sanitasi. Iwan berpesan kepada pelaksana konstruksi PT. Brantas Abipraya (Persero) untuk bekerja tepat, cepat dan selalu mengutamakan mutu bangunan yang berkualitas.
Baca juga: Kenapa Cugenang Masih Terus Bergetar? Ini Penjelasan BMKG
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.