TEMPO.CO, Jakarta - PHK masih terus terjadi di Twitter. Pemilik baru, Elon Musk, memangkas lebih dalam bagian yang sudah banyak dikurangi sebelumnya: trust and safety.
Tim di bagian itu sejatinya menangani moderasi konten global, juga konten-konten berisi intimidasi dan ujaran kebencian. Pengurangan pegawai antara lain di kantor Twitter di Dublin, Irlandia, dan kantor Singapura.
Ella Irwin, kepala bagian trust and safety di Twitter, mengkonfirmasi gelombang PHK yang masih terjadi itu. Tapi, dia membantah perusahaan telah menarget beberapa bagian tertentu.
"Wajar untuk mengkonsolidasikan tim-tim di bawah satu pemimpin misalnya," katanya, Minggu 8 Januari 2023.
Sejak membeli Twitter senilai US$44 miliar pada Oktober lalu, Elon Musk telah memecat sekitar 5.000 orang dari total 7.500 pekerja di Twitter. Sebagian dari pekerja itu memilih mengundurkan diri.
Baca juga: Hacker Ancam Elon Musk Sebar Ratusan Juta Data Akun Twitter
PHK Massal Terbesar di Amazon
PHK massal tak hanya terjadi pada Twitter. Pada Rabu pekan lalu, Amazon mengakui kalau perusahaan itu memberhentikan sejumlah pekerja yang jauh lebih besar.
Angkanya disebutkan 'sedikit lebih besar dari 18.000', yang merupakan jumlah PHK terbesar di sebuah perusahaan teknologi setelah gelombang rasionalisasi di industri ini dimulai tahun lalu. PHK disebutkan akan lebih berdampak ke SDM di kantor atau korporat, dan tidak termasuk pekerja di gudang-gudang.
Dalam sebuah pos di blog, CEO Amazon Andy Jassy menuliskan pengurangan pekerja karena perekonomian yang tidak menentu, dan laju rekrutmen yang cepat dalam beberapa tahun sebelumnya.
Pada November lalu--setelah Elon musk melakukannya di Twitter, Amazon telah mengungkap rencana yang sama. Saat itu laporan yang ada mengatakan sekitar 10 ribu pekerja yang akan terdampak. Tapi, pada Rabu lalu Jassy menyebut angka yang lebih besar lagi.
Baca juga: PHK Massal, Amazon Dikabarkan Akan Menyusul Twitter dan Meta
Angka 18 ribu itu setara lebih dari satu persen dari total 1,5 juta pekerja di Amazon. Jassy pun mencoba tetap membangkitkan optimisme. "Amazon telah berhasil melalui ekonomi yang tak tentu dan sulit di masa-masa sebelumnya, dan kami akan tetap seperti itu," katanya.
PHK di Salesforce
Berita PHK massal oleh Amazon datang pada hari yang sama raksasa bisnis software berbasis cloud, Salesforce, mengumumkan pemangkasan pula. Salesforce mem-PHK 10 persen dari tenaga kerjanya, atau sekitar 8.000 orang.
Satu dari antara CEO Salesforce, Mark Benioff, juga mengatakan rasionalisasi dikarenakan situasi pasca-pandemi Covid-19. Menurut dia, perusahaan di Silicon Valley mengalami booming saat masa puncak pandemi yang membatasi seluruh kegiatan masyarakat di dunia, sehingga laju rekrutmen pun sangat tinggi.
"Dan sekarang ada pengereman belanja perusahaan, fokusnya pun memangkas biaya-biaya," kata Benioff.
NPR, THE VERGE, BLOOMBERG, TWITTER
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.