Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kisah Dosen yang Dulu Pernah Jadi Cleaning Service dan Kuli Bangunan

Reporter

Editor

Devy Ernis

image-gnews
 Lukman Hakim Dosen UM Surabaya. Foot
Lukman Hakim Dosen UM Surabaya. Foot " Humas
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Lukman Hakim, tak pernah terpikir dirinya akan menjadi dosen. Saat ini, Lukman merupakan dosen sekaligus Kepala Pusat Teknologi Informasi (PTI) Universitas Muhammadiyah Surabaya. Roda nasib berputar bagi pria asal Trenggalek Jawa Timur ini. Di balik kisah suksesnya sekarang, rupanya Lukman adalah anak yang dibesarkan di panti asuhan selama enam tahun.

Sewaktu kecil, Lukman diasuh oleh neneknya sebab ibunya menjadi tenaga kerja indonesia di luar negeri sedangkan ayahnya sudah sakit-sakitan.

“Dari kecil hingga SD saya tinggal sama nenek. Lulus dari SD saya pindah ke panti asuhan Muhammadiyah di Kediri selama 6 tahun. Di panti itulah saya ditempa dan bisa bersekolah, belajar mengaji secara gratis,” kata Lukman dilansir dari laman UM Muhammadiyah pada Selasa, 10 Januari 2023.

Baca juga:Universitas Muhammadiyah Surabaya Buka 11 Program Beasiswa 2023, Simak Detailnya

Lukman menuturkan bahwa dirinya bukan anak yang pandai di kelas. Bahkan duduk di bangku SD, Lukman tak masuk 10 besar. Saat ia tinggal di panti asuhan, ayahnya meninggal dan membuat dirinya  kehilangan sosok figur di keluarga. Sempat dirundung kesedihan mendalam, Lukman kembali bangkit dan belajar serius.

“Syukurlah waktu itu, setelah melewati banyak kejadian saya lebih fokus belajar dari SMP hingga SMK. Saya masuk 3 besar di kelas dan mulai saat itulah saya berani bermimpi besar,” kata Lukman.

Jadi Cleaning Service hingga Kuli Bangunan

Saat lulus dari SMK, Lukman sempat pulang ke Trenggalek dan tinggal bersama neneknya. Sebetulnya dia memiliki keinginan untuk berkuliah, namun harapannya hanya sebatas angan-angan. Dia tahu bahwa kondisi keungannya tak memungkinkan untuk lanjut kuliah.

Namun, setelah dua bulan, Lukman mendapatkan tawaran kuliah dari pimpinan wilayah Muhammadiyah Jawa Timur. “Waktu itu nama beasiswanya Forpama atau disingkat Forum Panti Asuhan Muhammadiyah Aisyiyah. Tanpa berpikir panjang saya langsung mengambil tawaran tersebut,” kata Lukman.

Berkat beasiswa tersebut, Lukman bisa kuliah gratis di Universitas Muhammadiyah Surabaya (UM Surabaya) jurusan Teknik Elektro. Di Surabaya ia tinggal di asrama sembari berjualan kerupuk. Lantaran tak cukup untuk memenuhi kebutuhannya, Lukman membuka usaha jasa cuci motor.

“Akhirnya waktu itu saya buka usaha cuci motor, namun karena sering ada gusuran di samping jalan akhirnya usaha tersebut tidak berlangsung lama,” kata dia.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Lukman akhirnya mendapatkan tawaran kerja dari temannya untuk menjadi cleaning service di Delta Plaza Surabaya. Dia bekerja dari pukul 7 pagi sampai 4 sore dan malamnya ia lanjutkan untuk kuliah. Pekerjaan tersebut hanya berlangsung beberapa bulan.

“Sebenarnya waktu itu gajinya cukup untuk makan, namun karena saat itu sudah semester 6 saya membutuhkan laptop untuk mengerjakan skripsi, sehingga saya harus mencari kerja yang gajinya bisa ditabung,” kata Lukman.

Akhirnya, setelah mencari-cari ia mendapatkan pekerjaan dengan menjadi kuli bangunan dengan gaji per minggunya Rp 350 ribu. Dari uang itu, sebanyak Rp 50 ribu Lukman gunakan untuk jajan dan Rp 300 ribu dia tabung. Setelah beberapa bulan menjadi kuli, dia bisa membeli laptop bekas seharga Rp 1,8 juta.

Dengan segala perjuangan itu, Lukman akhirnya bisa lulus dari UM Surabaya. “Waktu itu setelah lulus saya kerja di toko depan kampus dengan jualan mie. Alhamdulillah, waktu itu ada orang baik yang menawari saya kerja sebagai desainer di kampus,” katanya.

Tanpa berpikir panjang, tawaran tersebut ia ambil. Dia membuat lamaran kerja dan diterima sebagai karyawan. Saat menjadi karyawan di kampus, ekonominya mulai membaik. Lukman bahkan bisa melanjutkan studi Pascasarjana di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) jurusan Jaringan Cerdas Multimedia (JCM).

Berkat ide dan gagasan-gagasannya, ia berhasil menjadi dosen di usia yang masih sangat muda. Saat Lukman berusia 30 tahun, ia didapuk sebagai Kepala Biro Pusat Teknologi Informasi (PTI) UM Surabaya.

Dia berpesan agar mahasiswa jangan putus semangat sekalipun memiliki kekurangan ekonomi. “Selama tidak memalukan dan tetap di jalan kebaikan, ambillah peluang. Karena itu yang akan menjadi jalan menuju kesuksesan,” kata Lukman.

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Mau Kuliah di Fakultas Hukum, Apa yang Sebaiknya Disiapkan?

10 jam lalu

Aldilla Stephanie Suwana, penerima beasiswa Fulbright di Harvard Law School. Dok.Pribadi
Mau Kuliah di Fakultas Hukum, Apa yang Sebaiknya Disiapkan?

Berminat menjadi sarjana hukum, tentu saja harus kuliah di fakultas hukum. Berikut yang perlu disiapkan calon mahasiswa hukum.


Dosen ITPLN Diduga Plagiat Artikel Ilmiah Milik Dosen di Cambridge, Kampus Lakukan Investigasi

1 hari lalu

Ilustrasi jurnal ilmiah. Shutterstock
Dosen ITPLN Diduga Plagiat Artikel Ilmiah Milik Dosen di Cambridge, Kampus Lakukan Investigasi

Selain investigasi terhadap dosen dan mahasiswa, ITPLN juga membentuk komite agar kasus serupa tak terjadi di kemudian hari.


Cerita Mahasiswa Unas Diminta Cantumkan Nama Dosen di Artikel Ilmiahnya

1 hari lalu

Ilustrasi jurnal ilmiah. Shutterstock
Cerita Mahasiswa Unas Diminta Cantumkan Nama Dosen di Artikel Ilmiahnya

Mahasiswa Unas sebetulnya tidak diwajibkan untuk membuat jurnal.


Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Publikasi Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen, Prakiraan Cuaca BMKG, Gempa Laut Selatan

2 hari lalu

Ilustrasi jurnal ilmiah. Shutterstock
Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Publikasi Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen, Prakiraan Cuaca BMKG, Gempa Laut Selatan

Topik tentang dosen mendapat skor angka kredit untuk publikasi ilmiah dalam jurnal nasional menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno Berita Hari Ini.


Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

2 hari lalu

Ilustrasi jurnal ilmiah. Shutterstock
Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Penulisan jurnal ilmiah bagi dosen akan membantu menyumbang angka kredit dosen, meskipun tak wajib publikasi di jurnal Scopus.


Untan Sampaikan Hasil Investigasi Kasus Dosen Joki Nilai Selasa, 23 April

3 hari lalu

Ilustrasi Universitas Tanjungpura. Sumber: Untan.ac.id
Untan Sampaikan Hasil Investigasi Kasus Dosen Joki Nilai Selasa, 23 April

Apa hasil investigasi dosen Untan yang diduga menjadi joki nilai?


Tak Hanya Diduga jadi Joki Nilai, Dosen Untan Manfaatkan Mahasiswa S1 untuk Kepentingan Pribadi

4 hari lalu

Ilustrasi Universitas Tanjungpura. Sumber: Untan.ac.id
Tak Hanya Diduga jadi Joki Nilai, Dosen Untan Manfaatkan Mahasiswa S1 untuk Kepentingan Pribadi

Dosen yang sebelumnya diduga jadi joki mahasiswa S2 FISIP Untan juga kerap memanfaatkan mahasiswa S1 dalam penulisan jurnal tanpa mencantumkan nama.


Prodi Biologi UGM Raih Peringkat 1 Terbaik Se-Indonesia Versi QS WUR 2024, Ini Fasilitasnya

6 hari lalu

Universitas Gadjah Mada (UGM) di Yogyakarta. (FOTO ANTARA)
Prodi Biologi UGM Raih Peringkat 1 Terbaik Se-Indonesia Versi QS WUR 2024, Ini Fasilitasnya

Program studi Biologi di Universitas Gadjah Mada (UGM) tempati urutan 1 terbaik se-Indonesia dan masuk daftar 501-550 terbaik di dunia.


Mudik Lebaran Dibayangi Masalah Kemacetan dan Infrastruktur, Dosen ITS Jelaskan Perspektif Perencana Transportasi

6 hari lalu

Kendaraan arus balik arah Jakarta terjebak kemacetan di GT Cikampek Utama, Karawang, Jawa Barat, Minggu 14 April 2024. Berdasarkan Survei Potensi Pergerakan Masyarakat Pada Masa Lebaran Tahun 2024 yang dirilis Kementerian Perhubungan, pada puncak arus balik lebaran 2024 tanggal 14 April 2024 diperkirakan sebanyak 41 juta orang atau sekitar 21,2 persen dari total pemudik akan kembali ke kota masing-masing. ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay
Mudik Lebaran Dibayangi Masalah Kemacetan dan Infrastruktur, Dosen ITS Jelaskan Perspektif Perencana Transportasi

Momentum mudik kali ini kembali diiringi oleh permasalahan yang terjadi dari tahun ke tahun.


Kumba Digdowiseiso, Diduga Catut Nama Dosen hingga Bantahannya

7 hari lalu

Dekan Universitas Nasional Kumba Digdowiseiso. Foto : UNAS
Kumba Digdowiseiso, Diduga Catut Nama Dosen hingga Bantahannya

Sosok Kumba Digdowiseiso menjadi sorotan dunia akademisi tak hanya di Tanah Air, bahkan luar negeri