TEMPO.CO, Jakarta - Bersama Omicron BQ.1, Omicron XBB kini menjadi subvarian Covid-19 paling resisten antibodi. Badan Kesehatan Dunia atau WHO menyatakan itu dalam kajian risiko cepatnya atas Omicron XBB.1.5, atau dikenal juga sebagai varian Kraken, per 11 Januari 2023 lalu. Kraken adalah nama legenda monster laut.
Menggunakan uji netralisasi virus viral-vector, XBB.1.5 menunjukkan sama kuatnya dengan XBB.1. Yang terakhir telah selama ini menjadi subvarian Omicron dengan tingkat kemampuan tertinggi dalam hal meloloskan diri dari sistem imun tubuh.
Hasil uji itu melaporkan kalau sera dari individu yang pernah terinfeksi Omicron BA.1 atau BA.5 atau BF.7 dan telah menerima tiga dosis vaksin metode virus non-aktif (Coronavac dari Sinovac) hanya sedikit saja memicu antibodi penetralisir saat melawan XBB.1.5.
Baca juga: Mengenal Lebih Dekat Omicron BF.7, Hanya Ganas di Cina?
Begitu juga pada individu yang pernah terinfeksi Omicron BA.5 dan telah menerima tiga atau empat dosis vaksin mRNA. Meski begitu WHO menambahkan catatannya bahwa belum ada data efektivitas vaksinnya yang di dunia nyata, baik terhadap tingkat gejala yang berat ataupun kematian dari infeksi Omicron XBB.1.5.
Tentang data klinis dan tingkat keparahan infeksi tersebut, WHO menyatakan, "Kajiannya masih berlangsung." Per saat ini, WHO menemukan XBB.1.5 tidak membawa mutasi gen yang dikenali terhubung dengan potensi perubahan tingkat keparahan gejala Covid-19.
Varian Omicron XBB.1.5 adalah turunan dari XBB yang adalah rekombinan dari dua turunan Omicron BA.2 (BA.2.10.1 dan BA.2.75). Dalam rentang 22 Oktober 2022 sampai 11 Januari 2023 telah terkumpul 288 data sekuensing Covid-19 varian Omicron BA.1.5 ini dari 38 negara di dunia. Kebanyakan datang dari Amerika Serikat (82,2 persen), Inggris Raya (8,1 persen), dan Denmark (2,2 persen).
Di Amerika Serikat, CDC mencatat, infeksi Omicron XBB 1.5 mencakup 43 persen total kasus (yang disertai data sekuensing) sepanjang pekan yang berakhir 14 Januari lalu. Angka itu meningkat dari 30,4 persen dari pekan sebelumnya. Bahkan di New York City, prevalensinya lebih tinggi lagi, yakni 73 persen.
Virus corona Kraken ditandai dengan sebuah mutasi yang dilabelkan sebagai F486P. Ini yang diduga berada di balik kemampuan virus bagai monster laut yang mempu melekat kuat ke sel-sel--seperti yang dipaparkan dalam hasil studi, terbit preprint 5 Januari lalu. Sehari sebelum itu, dalam konferensi pers 4 Januari 2023, Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengungkap kalau Omicron XBB.1.5 sedang merebak di AS dan Eropa.
WHO.INT, AXIOS, LIVE SCIENCE