TEMPO.CO, Makassar -James Wehantouw, Ayah Virendy Marjefy Wahantouw, mahasiswa teknik Universitas Hasanuddin (Unhas) yang meninggal saat mengikuti pendidikan dasar mahasiswa pecinta alam (Mapala) 09 Fakultas Teknik di Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan meyakini anaknya wafat karena mengalami kekerasan. Sebab, kata dia, kaki kiri, tangan, serta punggung anaknya mengalami lebam.
Menurut dia, peristiwa kematian anaknya banyak yang disembunyikan oleh panitia. Sebab, dari salah satu pengakuan peserta diksar Mapala, panitia meminta peserta untuk kembali pulang ke kampung halaman masing-masing. Hal itu membuat sulit untuk meminta keterangan mengenai apa yang terjadi selama diksar Mapala.
"Sembilan peserta akhirnya pulang pada Selasa 17 Januari lalu," ujar James kepada Tempo pada Rabu, 18 Januari 2023.
Ia pun semakin curiga lantaran panitia tak pernah berkunjung ke rumah duka sampai ke pemakaman Virendy. Menurut James, anaknya pernah bercerita ke temannya jika sebenarnya tidak mau ikut diksar dan mau ke luar dari Mapala. Namun, Virendy takut lantaran ada ancaman bakal "dihabisi".
Baca juga:Buntut Kematian Peserta Diksar, Unhas Bekukan Organisasi Mapala 09 Senat Fakultas Teknik
James bercerita sebelum anaknya berangkat, Virendy sempat membaca Alkitab. "Ketika teman-temanmu sibuk lihat jalur peta, tapi dia masih sempatkan baca Alkitab," ujarnya. Menurut James, ayat yang dibaca terakhir anaknya adalah 2 Petrus1: 10-11, karena ada pembatas Alkitab. Ayat tersebut, menurut dia, menjadi sebuah petanda meninggalnya Virendy.
Terpisah, Kepala Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resort Maros, Inspektur Satu (Iptu) Slamet mengatakan pihaknya telah meminta klarifikasi meninggalnya Virendy dari ketua panitia. Selanjutnya akan diagendakan panitia lainnya, peserta, dan pihak kampus terkait kegiatan tersebut. "Pokoknya pihak penyelenggara diksar itu yang kami mintakan klarifikasi," kata Slamet.
Ia menyebutkan ada 20 panitia dalam kegiatan diksar tersebut. Namun, menurut dia, tidak semuanya akan dimintai klarifikasi. "Lima orang panitia saja untuk dimintai keterangan," ujarnya.
Virendy Marjefy Wahantouw, mahasiswa teknik Universitas Hasanuddin meninggal dunia saat mengikuti pendidikan dasar mahasiswa pecinta alam (Mapala) 09 Fakultas Teknik di Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, Sabtu 14 Januari 2023.
Juru bicara Unhas Suparman mengatakan perlu dilakukan investigasi terkait kegiatan yang menyebabkan seorang peserta meninggal dunia. Namun, ia belum bisa memastikan soal dugaan pelanggaran yang dilakukan panitia. "Saya kira perlu ditunggu hasil pemeriksaan dari tim investigasi," ujarnya.
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.