Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pesawat Jatuh di Nepal, Mungkinkah Video Live Facebook Penumpang Penyebabnya?

image-gnews
Beberapa saat sebelum pesawat Yeti Airlines 691 jatuh, penumpang Sonu Jaiswal memfilmkan dirinya sendiri suasana kabin pesawat dan pemandangan dari jendelanya. Kameranya terus merekam saat pesawat jatuh dan terbakar. Reuters via Facebook Sonu Jaiswal
Beberapa saat sebelum pesawat Yeti Airlines 691 jatuh, penumpang Sonu Jaiswal memfilmkan dirinya sendiri suasana kabin pesawat dan pemandangan dari jendelanya. Kameranya terus merekam saat pesawat jatuh dan terbakar. Reuters via Facebook Sonu Jaiswal
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Video dari dalam kabin pesawat Yeti Airlines ATR-72 di Nepal viral di media sosial. Video livestreaming Facebook empat penumpang itu sekaligus memperlihatkan detik-detik pesawat jatuh setelah 27 menit lepas landas pada Minggu 15 Januari 2023 lalu. Sebanyak 68 penumpang dan 4 awaknya dipastikan tewas seluruhnya.

Pertanyaan pun berhamburan, adakah keterkaitan video livestreaming itu dengan sebab pesawat terbang oleng lalu jatuh? Bukankah ada larangan penggunaan ponsel dalam pesawat terbang? Dari video diperlihatkan goncangan keras tiba-tiba terjadi pada pesawat sebelum kemudian obyek tak jelas diikuti api yang menjilat-jilat.

Peneliti di Pusat Riset Teknologi Transportasi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Adityo Suksmono, mengajak menunggu hasil resmi investigasi oleh otoritas perhubungan setempat untuk memastikan sebab musibah pesawat tersebut. “Sepertinya kecelakaan Yeti Airlines karena kegagalan untuk mengontrol pesawat tapi sebabnya masih diselidiki," kata dia lewat aplikasi perpesanan, Minggu 22 Januari 2023. 

Tapi, Adityo memilih tak memasukkan frekuensi gelombang radio asal perangkat elektronik milik penumpang yang digunakan membuat video livestreaming sebagai faktor penyebab. Menurutnya, sistem kontrol pesawat tidak akan terpengaruh karena sistem kerjanya tidak berbasis gelombang. "Jadi tidak akan dipengaruhi oleh sinyal gelombang radio dari peralatan elektronika penumpang,” tulisnya.

Adityo juga menjelaskan, setiap pesawat beroperasi dipastikan telah lulus uji interferensi elektromagnetik (EMI), sehingga gangguan akibat pengaruh peralatan elektronika penumpang dapat diminimalisir. EMI merupakan noise yang diakibatkan oleh gelombang elektromagnetik yang dipancarkan peralatan elektronik semisal ponsel dan laptop.

Perangkat navigasi dan komunikasi pesawat juga sejatinya sudah diproteksi agar tidak terpengaruh. Adityo menuturkan, uji untuk memastikan perangkat elektronika di pesawat tetap dapat berfungsi normal tanpa gangguan pengaruh gelombang elektromagnetik disebut uji kompatibilitas elektromagnetik (EMC). 

Adityo membenarkan, gelombang radio elektromagnetik dari peralatan elektronika penumpang biasa dikhawatirkan mengganggu sistem komunikasi dan navigasi saat pesawat beroperasi. Tetapi, dia juga menjelaskan, dengan adanya sertifikasi uji dan proteksi itu, pesawat tetap aman jika ada ponsel yang diaktifkan.  

"Cuma resiko gangguan EMI-nya dapat diminimalisir kalau perangkat elektroniknya dimatikan,” kata dia sambil menambahkan, “Jadi, sifatnya untuk menekan resiko saja.”

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Cuplikan video yang merekam pesawat Yeti Airlines sebelum jatuh, di Pokhara, Nepal, 15 Januari 2023 yang diunggah di media sosial. Diwas Bohora/YouTube/@ChannelD4641/via REUTERS

Namun, seiring bertambahnya umur pesawat dan jam operasi, sistem proteksi tersebut dikhawatirkan mengalami degradasi yang tidak bisa diprediksi. Saat mengalami degradasi itu, interferensi dikhawatirkan mampu mengganggu navigasi dan komunikasi pesawat. Tapi, dia meyakini, itupun tak akan sampai menyebabkan pesawat jatuh dari langit.

"Tidak menyebabkan pesawat mengalami kecelakaan, namun mengganggu komunikasi dan navigasi yang membuat pesawat berpotensi terbangnya melenceng dari tujuan semula," tuturnya. 

Baca juga: Gelombang Bawah Laut Seret Kapal Selam Nanggala? Ini Jawab Peneliti BRIN

 


Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Peneliti BRIN: Butuh Jutaan Tahun Supaya Selat Muria Bisa Terbentuk Lagi

10 jam lalu

Foto udara permukiman warga terendam banjir di samping Sungai Wulan yang tanggulnya jebol di permukiman yang terendam banjir di Desa Ketanjung, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Demak, Jawa Tengah, Senin 18 Maret 2024. Banjir yang kembali melanda Kabupaten Demak itu karena curah hujan tinggi yang menyebabkan sejumlah tanggul sungai jebol sehingga mengakibatkan ribuan rumah terendam banjir di 89 desa dari 11 kecamatan, 24.946 jiwa mengungsi, serta terputusnya jalur utama pantura Demak-Kudus. ANTARA FOTO/Aji Styawan
Peneliti BRIN: Butuh Jutaan Tahun Supaya Selat Muria Bisa Terbentuk Lagi

Peneliti BRIN menepis kemungkinan Selat Muria akan terbentuk lagi dalam waktu dekat.


Pengelolaan Hutan Didominasi Negara, Peneliti BRIN Usul Cegah Deforestasi melalui Kearifan Lokal

16 jam lalu

Pemandangan udara terlihat dari kawasan hutan yang dibuka untuk perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Kapuas Hulu, Provinsi Kalimantan Barat, Indonesia, 6 Juli 2010. REUTERS/Crack Palinggi/File Foto
Pengelolaan Hutan Didominasi Negara, Peneliti BRIN Usul Cegah Deforestasi melalui Kearifan Lokal

Masyarakat yang tinggal di sekitar hutan seringkali tidak mendapatkan hak akses yang cukup untuk memanfaatkan sumber daya di dalamnya.


BRIN: Satelit LAPAN Bantu Proses Komunikasi Wilayah Terlanda Bencana

19 jam lalu

Satelit rakitan dalam negeri bernama LAPAN A2/LAPAN ORARI yang akan diresmikan oleh Presiden Joko Widodo di Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Bogor, Jawa Barat, Kamis, 3 September 2015. Peluncurannya sendiri akan dilakukan di pusat antariksa Satish Dhawan, Sriharikota, India. Nantinya, satelit akan dibawa ke orbit dengan ditumpangkan pada roket India bersama satelit penelitian astronomi milik Organisasi Riset Antariksa India. [TEMPO/Subekti; SB2015090312] KOMUNIKA ONLINE
BRIN: Satelit LAPAN Bantu Proses Komunikasi Wilayah Terlanda Bencana

Satelit LAPAN-A2/LAPAN-ORARI merupakan salah satu hasil riset karya anak bangsa yang dikembangkan oleh BRIN.


Isu Munculnya Selat Muria Mengemuka, BRIN: Perlu Riset Cuaca Ekstrem dan Penurunan Tanah

20 jam lalu

Peta satelit wilayah sebaran banjir di pantai utara Jawa Tengah pada Maret 2024 dari Google Earth Engine yang dihubungkan dengan muncul kembalinya Selat Muria. Istimewa
Isu Munculnya Selat Muria Mengemuka, BRIN: Perlu Riset Cuaca Ekstrem dan Penurunan Tanah

Selat Muria merupakan selat yang pernah ada, yang memisahkan Pulau Jawa dan Pulau Muria.


Cegah Kepunahan, BRIN Meriset dan Mengkonservasi Anggrek Dendrobium capra J.J. Smith

21 jam lalu

Kondisi bunga anggrek yang ditanam di atap sebuah rumah di kawasan Matraman, Jakarta, Selasa, 4 Januari 2022. Pemanfaatan atap rumah (rooftop) menjadi solusi untuk bercocok tanam di tengah minimnya lahan terbuka di Jakarta. TEMPO/Hilman Fathurrahman W
Cegah Kepunahan, BRIN Meriset dan Mengkonservasi Anggrek Dendrobium capra J.J. Smith

BRIN meriset dan mengkonservasi anggrek langka Dendrobium capra J.J. Smith yang ditetapkan sebagai spesies dengan status terancam punah.


Menanti Senat dan Raja, Thailand Selangkah Lagi Melegalkan Pernikahan Sesama Jenis

1 hari lalu

Komunitas LGBT Thailand berpartisipasi dalam Parade Hari Kebebasan Gay di Bangkok, Thailand, 29 November 2018. REUTERS/Soe Zeya Tun
Menanti Senat dan Raja, Thailand Selangkah Lagi Melegalkan Pernikahan Sesama Jenis

Parlemen Thailand dengan suara bulat menyetujui rancangan undang-undang yang melegalkan pernikahan sesama jenis


Mitos La Ode Wuna, Siluman Separuh Ular yang Menjadi Nenek Moyang Migrasi Masyarakat Sulawesi Tenggara ke Maluku

1 hari lalu

Tangkapan gambar presentasi soal Mitos La Ode Wuna millik Dosen Universitas Indonesia (UI), Geger Riyanto (Dok. Beranda BRIN)
Mitos La Ode Wuna, Siluman Separuh Ular yang Menjadi Nenek Moyang Migrasi Masyarakat Sulawesi Tenggara ke Maluku

Dosen UI, melalui BRIN, mengangkat kajian mengenai mitos siluman setengah ular. Erat kaitannya dengan sejarah pergerakan masyarakat Sulawesi Tenggara.


Fitur Khusus Meta untuk Batasi Konten Politik, Begini Cara Mengaktifkannya

1 hari lalu

Fitur Khusus Meta untuk Batasi Konten Politik, Begini Cara Mengaktifkannya

Meta menambahkan fitur khusus untuk membatasi konten politik pada platform yang dinaunginya, terutama Instagram.


Profesor ITS Kembangkan Cat Pengecoh Radar dari Pasir Erupsi Gunung Semeru

1 hari lalu

Sejumlah kapal perang Republik Indonesia (KRI) yang tergabung dalam Latihan Operasi Amfibi (Latopsfib) TNI Angkatan Laut (AL) 202i  di Dabo Singkep, Kepulauan Riau. TNI AL mengerahkan 33 kapal perang, 16 pesawat udara, 39 material tempur Korps Marinir, dan 4.300 prajurit dalam latihan tersebut. Foto : TNI
Profesor ITS Kembangkan Cat Pengecoh Radar dari Pasir Erupsi Gunung Semeru

Guru besar dari ITS membuat bahan pelapis antiradar untuk alat pertahanan. Terinspirasi dari armada asing yang mampir ke Indonesia tanpa terdeteksi.


Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Buntut Pencabutan Artikel Gunung Padang, Fitur Edit Gambar dan Stiker AI WhatsApp, Suara Kontra Arkeolog Asing

3 hari lalu

Wisatawan berkeliling di area teras bawah di situs megalitik Gunung Padang, Desa Karyamukti, Cianjur, 17 September 2014. TEMPO/Prima Mulia
Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Buntut Pencabutan Artikel Gunung Padang, Fitur Edit Gambar dan Stiker AI WhatsApp, Suara Kontra Arkeolog Asing

Topik tentang pencabutan artikel Gunung Padang bisa mencoreng nama penulis dan reviewer menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno Berita Hari Ini.