TEMPO.CO, Jakarta - Maghfiroh Izza Maulani, berhasil lulus dari program studi Pendidikan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Neger Yogyakarta (UNY) dengan meraih predikat cum laude yakni IPK 3,77. Dia diwisuda pada Agustus 2022. Izza tak pernah berpikir bisa menyandang gelar sarjana.
Orang tuanya bekerja sebagai buruh serabutan. Usai menempuh pendidikan di SMPN 2 Salam Kabupaten Magelang Jawa Tengah, Izza nyaris berhenti sekolah karena tidak ada biaya untuk melanjutkan sekolah ke SMA.
Padahal Izza menjadi lulusan terbaik SMP di Sub Rayon Salam dengan total nilai Ujian Nasional 379,5 atau dengan nilai rerata 94,875. Kala itu, dia sempat terpikir untuk melanjutkan sekolah di SMK terdekat dengan biaya yang murah. Namun, bantuan orang tua asuh, Izza berkesempatan sekolah di SMAN 3 Magelang.
Baca juga: Kisah Perjuangan Mahasiwa Disabilitas UNY hingga ULM yang Raih KIP Kuliah
Selulus SMA Izza kembali bingung. Lagi-lagi masih dengan masalah yang sama yakni finansial. Kepada Izza, ayahnya, Sudarjo mengatakan tak punya biaya untuk Izza kuliah. "Kalau mau kuliah, cari biaya sendiri ya. Bapak ibu tidak punya biaya," kata Izza mengenang perkataan ayahnya dilansir dari laman UNY pada Senin, 23 Januari 2023.
Cita-cita Izza untuk menjadi dokter pun pupus. Harapan untuk bisa kuliah kembali bersemi ketika guru SMA-nya yang mendaftarkan beasiswa KIP Kuliah. Izza berhasil lolos Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN).
Di awal masuk kuliah, Izza sempat tak lolos beasiswa dari Kartu Indonesia Pintar Kuliah (KIP Kuliah). “Pada awal semester, saya sempat tidak lolos bidikmisi. Sempat kelimpungan, takut UKT (uang kuliah tunggal) mahal dan tidak bisa membayar” kata Izza.
Namun, Izza beruntung karena ada penambahan kuota mahasiswa beasiswa Bidikmisi yang kini bernama KIP Kuliah. Izza berhasil lolos dan menjalani kuliah tanpa memikirkan biaya pendidikan.
Untuk mencari uang tambahan, Izza mengajar les matematika ke sejumlah siswa. Hal itu dia lakukan untuk mencukupi kebutuhan sehar-harinya. Untuk berhemat, setiap hari Izza membawa bekal makan ke kampus.
Saat kuliah digelar online karena pandemi Covid-19, Izza sering kali menumpang di rumah tetangga karena jaringan internet di rumahnya bermasalah. Bahkan dia juga sempat kuliah online di pinggir jalan.
Di balik keterbatasannya itu, Izza bersyukur sudah bisa lulus kuliah dan kini dirinya mengajar di SMA Daar el Qolam Tangerang. Dia berkeinginan untuk bisa lanjut studi S2. “Segala bentuk keterbatasan ada hikmahnya. Masih banyak hal yang bisa diusahakan. Allah pasti menolong hambanya yang bersungguh-sungguh” ujarnya.
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.