Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Sotong dan Cumi-cumi Tak Sama, Ini Perbedaannya

image-gnews
Sotong atau cumi-cumi kering, biasanya disantap dengan sambal khas Kalimantan. Umumnya, sotong dinikmati untuk camilan. Tempo/Francisca Christy Rosana
Sotong atau cumi-cumi kering, biasanya disantap dengan sambal khas Kalimantan. Umumnya, sotong dinikmati untuk camilan. Tempo/Francisca Christy Rosana
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Ada banyak perbedaan utama antara sotong dan cumi-cumi, mengingat klasifikasi spesies mereka yang berbeda, sotong terlihat sangat berbeda dari cumi-cumi. Cumi-cumi dan sotong dalam laman seafishpoll termasuk bagian dari kelas cephalopoda, sejenis moluska yang juga termasuk gurita. Tidak seperti moluska lain seperti kerang dan siput, kebanyakan cephalopoda telah kehilangan cangkang luarnya yang keras.

Anatomi Cumi-cumi

Dalam tubuh cumi-cumi terdapat struktur fleksibel berbentuk bulu yang disebut pena, di mana sotong memiliki cangkang bagian dalam yang disebut cuttlebone. Tulang sotong berlubang dan membantu menjaga sotong tetap di bawah air. 

Sebagian besar sotong menurut laman animals, berukuran panjang 6-20 inci dan berat 6-25 pon, sementara ukuran cumi-cumi sangat besar, mulai dari 1 inci sampai 50 kaki dan beratnya mulai dari 1 pon hingga lebih dari 1000 pon. Sotong datang dalam berbagai bentuk dibandingkan dengan cumi-cumi. 

Sotong memiliki sirip seperti kipas pada kedua sisi kepalanya yang bulat dan lebar, sedangkan cumi-cumi tidak. Kepala cumi-cumi lebih panjang dan tipis dibandingkan kepala sotong, ini juga berlaku pada tentakel dan lengan cumi biasanya dari sotong.

Jika anda pernah melihat lebih dekat, sotong rata-rata memiliki pupil berbentuk M atau W, sedangkan cumi-cumi memiliki pupil berbentuk bulat. 

Sotong ditemukan dalam berbagai warna, dari perak hingga merah darah, dan hal yang sama berlaku untuk cumi-cumi. Namun, mengetahui kedua biota laut ini dapat berubah warna berdasarkan lokasinya, fakta ini kemungkinan berubah oleh spesies tertentu. 

Kebiasaan Reproduksi Cumi-cumi

Meskipun bergantung pada spesies atau jenis spesifik dari kedua hewan ini, sotong hidup rata-rata 1-2 tahun, sedangkan cumi-cumi biasanya hidup lebih dari 5 tahun.

Sotong bertelur antara 100-300 telur, sedangkan cumi-cumi mampu bertelur ribuan telur sekaligus. Cumi-cumi betina bisa memilih kapan akan membuahi sel telurnya setelah menerima sperma dari cumi-cumi jantan. Dengan cara ini, mereka dapat memilih waktu yang nyaman bagi mereka untuk bertelur, sementara beberapa sotong tidak memiliki kemampuan ini.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sotong menjaga telurnya selama satu atau dua bulan hingga menetas, sedangkan sebagian besar cumi-cumi bertelur di dasar laut dan melanjutkan hidupnya. Sotong dapat mati tak lama setelah bertelur, tetapi ini tidak sama untuk banyak cumi.

Cumi-cumi merupakan predator yang bergerak cepat, dan sotong bergerak perlahan dengan sirip panjang diikat di kedua sisi tubuhnya. Sotong menikmati lautan dalam pada berbagai suhu; cumi-cumi lebih menyukai iklim yang lebih dingin.

Namun, bukan berarti cumi-cumi juga tidak menikmati laut dalam. Cumi-cumi raksasa dan kolosal pernah ditemukan pada kedalaman yang lebih dalam. Banyak sotong dan cumi menikmati habitat dan ekosistem yang sama secara bersamaan.

BALQIS PRIMASARI 

Baca juga: Dunia Satwa: Seperti Bunglon, Cumi-cumi Bisa Berubah Warna

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram http://tempo.co/. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Di Pembukaan Sail Teluk Cenderawasih 2023, Jokowi Sebut Papua Surga Ekosistem Laut

5 hari lalu

Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengikuti permainan sepakbola bersama anak-anak kampung di Lapangan Sorido, Kabupaten Biak Numfor, Papua, pada Rabu, 22 November 2023. Foto: Tangkap Layar Video Biro Pers dan Media Istana
Di Pembukaan Sail Teluk Cenderawasih 2023, Jokowi Sebut Papua Surga Ekosistem Laut

Jokowi mengatakan Papua memiliki kekayaan alam yang berlimpah. Dia menyebut Teluk Cenderawasih memiliki ekosistem yang paling kaya di Indonesia.


Ibu Selundupkan Tumis Cumi-Cumi Isi Sabu untuk Anaknya di Lapas Tangerang

11 hari lalu

Ilustrasi Sabu-sabu. Dok. TEMPO/Eko Siswono Toyudho
Ibu Selundupkan Tumis Cumi-Cumi Isi Sabu untuk Anaknya di Lapas Tangerang

Petugas Lapas Perempuan Tangerang menggagalkan penyelundupan 5 paket sabu dalam tumis cumi-cumi


Kemenkop UKM Paparkan Tujuh Fokus dalam Perubahan UU Perkoperasian

14 hari lalu

Ilustrasi rapat di DPR. TEMPO/Fakhri Hermansyah
Kemenkop UKM Paparkan Tujuh Fokus dalam Perubahan UU Perkoperasian

Sekretaris Kemenkop UKM Arif Rahman Hakim menyebutkan ada tujuh hal yang menjadi fokus pemerintah dalam perubahan ketiga UU Perkoperasian Tahun 2023.


Mengenal Ocean Young Guards, Komunitas Mahasiswa Unpad Penjaga Ekosistem Laut

37 hari lalu

Mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran atau Unpad yang tergabung dalam komunitas Ocean Young Guards. Dokumentasi: Unpad.
Mengenal Ocean Young Guards, Komunitas Mahasiswa Unpad Penjaga Ekosistem Laut

Mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran atau Unpad mendirikan komunitas Ocean Young Guards.


Science Film Festival 2023, Ada Agenda Restorasi Ekosistem PBB dan Peran Serta Universitas

37 hari lalu

Diskusi membahas Science Film Festival 2023 yang mendukung Agenda Restorasi Ekosistem PBB di Gedung A Kantor Kemendikbudristek. TEMPO/Annisa Febiola
Science Film Festival 2023, Ada Agenda Restorasi Ekosistem PBB dan Peran Serta Universitas

Penonton Science Film Festival di Indonesia tahun ini menjadi yang kedua terbesar.


Science Film Festival 2023 Gaungkan Pentingnya Restorasi Ekosistem kepada Pelajar di 70 Kota

37 hari lalu

Science Film Festival 2023
Science Film Festival 2023 Gaungkan Pentingnya Restorasi Ekosistem kepada Pelajar di 70 Kota

Science Film Festival di Indonesia akan memutar 18 film dari 12 negara


Membangun Ekosistem Baru Melalui Chery International User Summit 2023

43 hari lalu

Presiden PT Chery Sales Indonesia Shawn Xu (tengah). (Foto: TEMPO/Seno)
Membangun Ekosistem Baru Melalui Chery International User Summit 2023

Merek mobil asal Cina, Chery, tengah menciptakan ekosistem baru melalui perhelatan Chery International User Summit 2023.


Mengenal Ekologi dan Ekosistem serta Dampak Lingkungan, Pulau Rempang Jadi Contoh

44 hari lalu

Aktivis melakukan aksi damai di depan Balaikota DKI Jakarta, Senin, 7 Juni 2021.Permasalahan lingkungan hidup di DKI Jakarta harus di tuntaskan untuk memulihkan keadaan darurat ekologis Jakarta. TEMPO/Muhammad Hidayat
Mengenal Ekologi dan Ekosistem serta Dampak Lingkungan, Pulau Rempang Jadi Contoh

Ekologi adalah ilmu yang mempelajari interaksi antara organisme dengan lingkungannya lainnya. Apa pula maksud ekosistem?


Kenapa Emping Bisa Menimbulkan Asam Urat? Ini Penjelasannya

45 hari lalu

Emping Pisang (Tempo, Susan)
Kenapa Emping Bisa Menimbulkan Asam Urat? Ini Penjelasannya

Mengapa penderita asam urat harus menganggap musuh emping? Apa alasannya?


4 Pulau Sampah Terbesar Di Dunia, Ada yang Sebabkan Wabah Lalat

55 hari lalu

Tumpukan sampah apung yang dikenal Great Pacific Garbage Patch di Samudra Pasifik.[Forbes/The Ocean Cleanup]
4 Pulau Sampah Terbesar Di Dunia, Ada yang Sebabkan Wabah Lalat

Daratan sudah tak lagi sanggup menampung sampah, hungga memunculkan pulau sampah di lautan