Tank ini dipersenjatai dengan meriam smoothbore 120 mm dan dapat bergerak dengan kecepatan hingga 70 kilometer atau 44 mil per jam dengan jangkauan 500 km (310 mil). Menurut pabrikan, Tank Leopard 2 juga memberikan perlindungan menyeluruh untuk pasukan dari ancaman seperti ranjau, tembakan anti-tank, dan alat peledak improvisasi.
Empat model terakhir yang diproduksi masih sering digunakan hingga kini, yakni model 2A4 hingga 2A7.
Secara keseluruhan, Tank Leopard 2 ini memiliki berat 62 Ton, tinggi 3 meter, lebar 3.7 meter, serta panjang 7.7 meter. Selain itu, Tank ini dapat memuat hingga dua orang di dalamnya.
Untuk persenjataan, selain dilengkapi dengan meriam smoothbore 120 mm, Leopard 2 juga memiliki senapan mesin coaxial 7.62 mm, serta senapan mesin anti pesawat 7.62 mm.
Perkembangan Konflik Rusia-Ukraina
Sebagaimana dilansir dari Aljazeera, Kementerian Pertahanan Rusia telah menghadapi kritik yang semakin meningkat atas kekalahan di medan perang dan kegagalan Moskow untuk mengamankan kemenangan dalam kampanye yang diperkirakan Kremlin hanya akan memakan waktu singkat.
Namun, Valery Gerasimov, Kepala Staf Umum Militer Rusia mengatakan bahwa Rusia Modern belum pernah melihat "intensitas permusuhan militer" seperti itu, memaksanya melakukan operasi ofensif untuk menstabilkan situasi.
“Negara kita dan angkatan bersenjatanya hari ini bertindak melawan seluruh kolektif Barat,” katanya.
Sekutu Barat mendukung Ukraina dalam upayanya mengalahkan pasukan Rusia dengan memasok senjata, amunisi, dan dukungan kemanusiaan.
Namun saat perang mencapai hari jadinya, tujuan "operasi militer khusus" Rusia telah bergeser.
Apa yang dimulai sebagai operasi untuk "denazifikasi" dan "demiliterisasi" Ukraina sekarang disebut sebagai pertahanan melawan permusuhan Barat dan dunia unipolar.
“Tujuan utama dari pekerjaan ini adalah untuk memastikan jaminan perlindungan kedaulatan dan keutuhan wilayah negara kita,” kata Gerasimov lagi.
Jenderal baru Rusia yang bertanggung jawab atas operasi di Ukraina itu mengatakan bahwa reformasi militer akan menanggapi kemungkinan ekspansi NATO dan "kolektif Barat", yang dia tuduh mengobarkan perang hibrida melawan Moskow.
Dalam komentar publik pertamanya, Valery Gerasimov, Kepala Staf Umum Militer Rusia, mengakui masalah mobilisasi pasukan dan tantangan yang lebih luas dalam konflik yang dimulai 11 bulan lalu. “Sistem pelatihan mobilisasi di negara kami tidak sepenuhnya disesuaikan dengan hubungan ekonomi modern yang baru,” kata Gerasimov. "Jadi saya harus memperbaiki semuanya saat bepergian."
Nah, akankah konflik Rusia dan Ukraina ini berlanjut meluas ke pertempuran sengit mesin perang baru Barat kontra Rusia yang diwakili dengan gamblang antara Tank Leopard 2 dengan T-14 Armata misalnya.
DANAR TRIVASYA FIKRI
Baca juga : Alasan Tank Leopard 2 Jadi Pilihan Ukraina Hadapi Rusia Dibandingkan Abrams AS
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung.