TEMPO.CO, Jakarta - Meta mengumumkan pada Rabu, 25 Januari 2023, waktu setempat, mengizinkan Donald Trump kembali ke platform Facebook dan Instagram. Keputusan dikeluarkan dua tahun setelah blokir dibuat terhadap eks Presiden AS itu.
Dalam unggahannya di blog pada Rabu lalu, Meta menyatakan akan memulihkan akun Trump dalam beberapa pekan ke depan. Unggahan disertai peringatan kalau Trump kembali melanggar kebijakan konten di platform, akan ada blokir lagi, berkisar satu bulan sampai dua tahun, tergantung derajat pelanggarannya.
"Sebagai sebuah aturan umum, kami tidak ingin masuk ke dalam cara perdebatan publik, demokratik, dan terbuka--terutama pemilihan umum dalam negara demokratis seperti Amerika Serikat," kata Nick Clegg, Wakil Presiden Meta untuk Isu-isu Global, dalam unggahan itu.
Menurut Clegg, publik seharusnnya bisa mendengarkan apa yang disampaikan oleh para politikusnya. "Apakah itu yang baik ataupun yang buruk sehingga mereka bisa membuat pilihan sesuai informasi yang penuh saat mencoblos nanti."
Baca juga: Elon Musk Telah Lebih Dulu Pulihkan Akun Donald Trump di Twitter
Sebagai bagian dari pengumuman Rabu, Meta juga memperbarui kebijakannya. Ini khusus terhadap akun untuk konten yang tidak secara eksplisit melanggar kebijakan di platform, namun mampu mendorong kekerasan atau perilaku berbahaya serupa dengan penyerangan ke Capitol Hill 6 Januari dua tahun lalu.
Jika konten seperti itu didapati dibuat Trump lagi di masa mendatang, Meta mengatakan akan membatasi ditribusi konten itu, seperti membatasi kemampuan penggunanya untuk membagikan unggahan. Meta juga berjanji membatasi akses sebuah akun ke tool periklanan.
Trump dilarang di Facebook dan Instagram setelah kerusuhan mematikan di Gedung DPR AS, Capitol Hill, 6 Januari 2021. Saat itu CEO Meta, Mark Zuckerberg, mengatakan Trump diblokir karena memprovokasi kekerasan dan memuji aksi para perusuh. Meta, pada saat itu, adalah platform pertama yang mem-black list mantan presiden yang baru saja kalah dalam pemilihannya yang kedua saat itu.
Pendukung Presiden Trump berkumpul di depan Gedung US Capitol, 6 Januari 2021. [REUTERS / Leah Millis]
Pada awalnya Meta melarang keberadaan Trump untuk selamanya, tapi perusahaan itu kemudian merevisi keputusannya setelah menerima panduan dari Badan Pengawas internal. Badan berisi panel ahli yang bertugas memberi masukan terhadap moderasi konten di platform itu menilai sebuah larangan yang tak terbatas tidak patut diberikan. Mereka juga menyerukan Meta untuk menyiapkan kebijakan baru yang mengatur ucapan berbahaya dari figur publik.
Menanggapi pengumuman dari Meta, Trump menyerang perusahaan itu di Truth Scocial, platform media sosial bikinan timnya sendiri. "FACEBOOK, yang telah kehilangan miliaran dolar sejak ‘deplatforming’ Presiden favorit kalian, saya, baru saja mengumumkan kalau mereka membuka blokir akun saya," katanya, "THANK YOU TO TRUTH SOCIAL FOR DOING SUCH AN INCREDIBLE JOB."
THE VERGE
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.