"

Beberapa Fakta Mengenai Pembunuhan, Salah Satunya Pembunuh Tak Harus Psikopat

Ilustrasi pembunuhan. theindianexpress.com
Ilustrasi pembunuhan. theindianexpress.com

TEMPO.CO, Jakarta -Pembunuhan menjadi topik yang populer belakangan ini. Salah satunya pasca terungkapnya kasus pembunuhan berantai Wowon Serial Killer. Kasus ini terungkap setelah polisi menyelidiki kasus satu keluarga meninggal keracunan di Bantargebang, Bekasi pada Kamis, 12 Januari 2023.

Lawrence R. Samuel, seorang peneliti dari Amerika, melihat kembali kasus-kasus kematian tidak wajar, salah satunya pembunuhan, di New York City, New Jersey, dan Long Island antara tahun 1920 dan 1970. Penelitiannya menggunakan surat kabar pada zaman yang sama.

Baca : Lima Mantan Polisi Memphis Didakwa dalam Kasus Pembunuhan Tyre Nichols

Dilansir dari Psychology Today, tujuan dari penelitiannya adalah mencoba menceritakan kembali kematian untuk membantu melihat kematian, meski tragis, sebagai hal yang normal dalam kehidupan. Selain itu, ia juga mencoba untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang mengapa orang-orang Amerika kegandrungan media dan hiburan yang berhubungan dengan kematian, seperti film, buku, dan lainnya.

Hasil dari Keserakahan Terhadap Uang

Menurut Samuel, pembunuhan sering kali merupakan hasil dari sebuah keserakahan. Keserakahan untuk mendapatkan uang dengan segala cara menjadikan kegiatan kriminal sebagai latar belakang yang umum.

Hal ini dapat terlihat selama “Prohibition Era” atau Era Larangan pada 1920–1930 di Amerika. Pada era ini perselisihan terkait bisnis ilegal terkadang mengakibatkan seseorang terkena kekerasan.

Emosi yang Kuat

Namun, kejahatan seperti tadi hanyalah sebagian dari alasan dari pembunuhan. Pembunuhan sering kali merupakan hasil dari emosi yang kuat terkait dengan peristiwa tertentu dan relasi yang dekat. 

Samuel menemukan bahwa kecemburuan, kemarahan, balas dendam, cinta, benci, dan perasaan yang intens lainnya dapat membuat orang melakukan hal-hal buruk. Namun, terdapat hal-hal lain yang memicu pembunuhan terjadi, seperti dendam antara mitra bisnis, kekerasan dalam rumah tangga, alkohol, dan kepemilikan senjata.

Pembunuh Tak Harus Seorang Psikopat atau Sosiopat

Samuel menemukan bahwa sejumlah pembunuhan melibatkan orang-orang yang sepenuhnya biasa. Temuan ini menunjukkan bahwa seseorang tidak harus menjadi psikopat atau sosiopat untuk membunuh.

Temuan Samuel selaras dengan David Buss. Buss menemukan bahwa sebagian besar orang Amerika tidak hanya berpikir untuk melakukan pembunuhan, tetapi melangkah lebih jauh dengan merencanakannya. Survei yang dilakukan terhadap 5000 orang menunjukkan 91 persen pria dan 84 persen wanita pernah berpikir untuk membunuh seseorang.

Secara Biologis, Manusia Cenderung Melakukan Kekerasan di Situasi Tertentu

Masih dari Psychology Today, ahli saraf Douglas Fields, menyatakan bahwa manusia secara biologis cenderung melakukan kekerasan dalam situasi tertentu. Dalam hal ini, kekerasan dianggap sebagai mekanisme pertahanan alami terhadap ancaman yang dirasakannya. Penelitian Fields menunjukkan bahwa semua orang mampu melakukan kekerasan, termasuk melakukan pembunuhan, saat kelangsungan hidupnya terancam.

RYZAL CATUR ANANDA SANDHY SURYA

Baca juga : Mengapa Polisi Belum Bisa Umumkan Hasil Autopsi 2 Korban Wowon Serial Killer?

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung.








Keluarga Korban Mutilasi di Kaliurang Berharap Tersangka Dihukum Mati: Nyawa Dibalas Nyawa

2 hari lalu

Heru Prastiyo, 24, warga Temanggung Jawa Tengah tersangka pelaku mutilasi perempuan A asal Kota Yogyakarta di wisma Kaliurang Sleman berhasil ditangkap Polda DIY, Rabu (22/3). Tempo/Pribadi Wicaksono
Keluarga Korban Mutilasi di Kaliurang Berharap Tersangka Dihukum Mati: Nyawa Dibalas Nyawa

Keluarga korban mutilasi berharap pelaku dihukum mati karena pembunuhan itu sangat keji: nyawa harus dibalas nyawa


Pelaku Mutilasi di Wisma Kaliurang Ingin Minta Maaf ke Keluarga Korban

2 hari lalu

Heru Prastiyo, 24, warga Temanggung Jawa Tengah tersangka pelaku mutilasi perempuan A asal Kota Yogyakarta di wisma Kaliurang Sleman berhasil ditangkap Polda DIY, Rabu (22/3). Tempo/Pribadi Wicaksono
Pelaku Mutilasi di Wisma Kaliurang Ingin Minta Maaf ke Keluarga Korban

Heru Prastiyo, pelaku pembunuhan disertai mutilasi perempuan di wisma Jalan Kaliurang, Yogyakarta mengaku menyesal usai ditangkap polisi.


Pelaku Mutilasi Perempuan di Wisma Kaliurang Dijerat Hukuman Pidana Mati

2 hari lalu

Heru Prastiyo, 24, warga Temanggung Jawa Tengah tersangka pelaku mutilasi perempuan A asal Kota Yogyakarta di wisma Kaliurang Sleman berhasil ditangkap Polda DIY, Rabu (22/3). Tempo/Pribadi Wicaksono
Pelaku Mutilasi Perempuan di Wisma Kaliurang Dijerat Hukuman Pidana Mati

Tersangka mutilasi di Wisma Kaliurang dijerat dengan pasal 340 KUHP tentang pembunuhan berencana dengan pidana mati atau pidana penjara seumur hidup.


Kronologi dan Motif Pelaku Mutilasi Kaliurang, Terlilit Hutang Pinjaman Online Rp 8 juta

2 hari lalu

Heru Prastiyo, 24, warga Temanggung Jawa Tengah tersangka pelaku mutilasi perempuan A asal Kota Yogyakarta di wisma Kaliurang Sleman berhasil ditangkap Polda DIY, Rabu (22/3). Tempo/Pribadi Wicaksono
Kronologi dan Motif Pelaku Mutilasi Kaliurang, Terlilit Hutang Pinjaman Online Rp 8 juta

Pelaku mutilasi Kaliurang berhasil ditangkap polisi. Pelaku mengaku nekat karena terlilit hutang pinjaman online Rp 8 juta.


Begini Isi Surat Pelaku Mutilasi Kaliurang, Mohon Maaf Atas Segala Kebohongan

2 hari lalu

Surat yang dibuat pelaku mutilasi di wisma Kaliurang Sleman sebelum tertangkap. Tempo/Pribadi Wicaksono
Begini Isi Surat Pelaku Mutilasi Kaliurang, Mohon Maaf Atas Segala Kebohongan

Pelaku mutilasi Kaliurang sempat menulis surat sebelum ditangkap polisi. Dia meminta maaf atas segala kebohohan yang telah diperbuatnya.


Surat Pengakuan Pelaku Mutilasi Kaliurang, Singgung soal Gengsi dan Akhirat

3 hari lalu

Surat yang dibuat pelaku mutilasi di wisma Kaliurang Sleman sebelum tertangkap. Tempo/Pribadi Wicaksono
Surat Pengakuan Pelaku Mutilasi Kaliurang, Singgung soal Gengsi dan Akhirat

Pelaku mutilasi Kaliurang terjerat pinjaman online di tiga aplikasi berbeda. Membunuh untuk menguasai harta korban.


Pelaku Mutilasi di Wisma Kaliurang, dari Jemput Korban hingga Tulis Surat

3 hari lalu

Heru Prastiyo, 24, warga Temanggung Jawa Tengah tersangka pelaku mutilasi perempuan A asal Kota Yogyakarta di wisma Kaliurang Sleman berhasil ditangkap Polda DIY, Rabu (22/3). Tempo/Pribadi Wicaksono
Pelaku Mutilasi di Wisma Kaliurang, dari Jemput Korban hingga Tulis Surat

Korban membunuh untuk menguasai harta korban. Mutilasi dilakukan untuk menghilangkan jejak aksinya.


Korban Mutilasi di Sleman Banyak Alami Kekerasan Benda Tumpul dan Tajam

3 hari lalu

Ilustrasi mayat. AFP/CHARLES ONIANS
Korban Mutilasi di Sleman Banyak Alami Kekerasan Benda Tumpul dan Tajam

Pelaku mutilasi itu merampok harta korban untuk melunasi utang pinjaman onlinenya senilai Rp 8 juta.


Polisi Ungkap Motif dan Kronologi Pelaku Mutilasi di Wisma Kaliurang Sleman

3 hari lalu

Ilustrasi tewas/meninggal/mayat. Shutterstock
Polisi Ungkap Motif dan Kronologi Pelaku Mutilasi di Wisma Kaliurang Sleman

Namun, karena pekerjaan mutilasi itu membutuhkan waktu lama, tersangka berubah pikiran.


Presiden Rusia Vladimir Putin Dituduh Lakukan Kejahatan Perang, Ini Defenisi Konvensi Jenewa

3 hari lalu

Presiden Rusia Vladimir Putin.  Sputnik/Gavriil Grigorov/Pool via REUTERS
Presiden Rusia Vladimir Putin Dituduh Lakukan Kejahatan Perang, Ini Defenisi Konvensi Jenewa

Presiden Rusia Vladimir Putin dituduh melakukan kejahatan perang. Apa defenisinya merujuk Konvensi Jenewa?