TEMPO.CO, Jakarta -Pemerintah Amerika Serikat belakangan ini dilaporkan telah menyetop pemberian izin lisensi bagi perusahaan Amerika untuk mengekspor sebagian besar barang-barang ke raksasa teknologi asal China Huawei.
China sendiri telah menyoroti laporan ini, "Kami mengikuti perkembangan yang relevan," kata juru bicara kementerian luar negeri China Mao Ning dalam jumpa pers Selasa, 31 Januari 2023 kemarin dikutip dari Reuters.
Baca : Begini Amerika Serikat Segera Setop Pemberian Persetujuan Ekspor ke Huawei
Sebelum mencuatnya kebijakan tersebut, pemerintah AS memang telah sedari lama menaruh perhatian terhadap sepak terjang produsen smartphone tersebut. Mereka bahkan sempat mencurigai perusahaan tersebut sebagai mata-mata.
Mengutip The Telegraph, pada November 2018 silam pemerintah Amerika Serikat meminta sekutunya untuk berhenti menggunakan perangkat teknologi apapun yang dikembangkan oleh Huawei yang dituduh berhubungan dengan militer China dan bisa digunakan sebagai perangkat mata-mata.
Pemerintah AS juga mengontak pemerintah sekutu termasuk Jepang, Italia dan Jerman, memperingatkan mereka risiko menggunakan perangkat Huawei. Bahkan AS mempertimbangkan untuk memberikan bantuan keuangan untuk pengembengan teknologi di negara lain agar tidak menggunakan perangkat buatan Cina. CEO Huawei Ken Hu menyampaikan kepada Reuters saat Mobile World Congress bahwa tudingan spionase oleh AS adalah tuduhan tak berdasar.
Mengutip laporan Spiegel, lembaga keamanan siber Jerman, Federal Office for Information Security (BSI), menyampaikan keprihatinan atas desakan boikot produk Huawei. "Untuk keputusan serius seperti larangan, Anda perlu bukti," kata Kepala BSI, Arne Schoenbohm, menambahkan bahwa agensinya tidak memiliki bukti semacam itu.
Para ahli BSI, sebut Schoenbohm, telah memeriksa produk dan komponen Huawei dari seluruh dunia. Laboratorium Huawei yang baru dibuka di Bonn juga telah dikunjungi, di mana klien Jerman dapat memeriksa langkah-langkah keamanan siber perusahaan dan perangkat lunak produk.
Namun sejumlah pengamat meragukan pernyataan BSI tersebut. "Saya percaya adalah kesalahan untuk menyatakan bahwa kekhawatiran tentang spionase Cina tidak berdasar dan mudah dideteksi," kata pakar keamanan telekomunikasi Ronja Kniep.
"Bahkan jika Huawei tidak memiliki hubungan resmi dengan pemerintah China, itu tidak berarti layanan China tidak menggunakan perusahaan dan teknologinya sebagai perangkat untuk spionase," tambahnya.
HATTA MUARABAGJA
Baca juga : Bocoran Huawei P60 Pro Hadirkan Layar Melengkung dan Modul Kamera Unik
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung.