TEMPO.CO, Jakarta - Pada tahun 2020, Reuters mengungkapkan bahwa lebih dari 1.000 staf Twitter memiliki akses untuk meretas. Hak untuk masuk dan mengubah pengaturan pada akun pengguna tersebut dikenal dengan istilah GodMode.
Bersama FBI, pihak Twitter berusaha menyelidiki pelanggaran privasi yang terjadi. Selang dua tahun, masalah keamanan diduga kembali terulang pada platform berjejaring sosial yang dibeli Elon Musk tersebut.
Pelapor anonim (whistleblower) sekaligus mantan karyawan Twitter mengakui bahwa perkara keamanan serius pada tahun 2020 belum sepenuhnya tuntas. Perusahaan mengklaim bahwa persoalan telah teratasi, namun kontroversi itu kembali menyeruak di tahun 2023 setelah diganti namanya menjadi Privileged Mode (mode istimewa). Lantas, sesungguhnya apa itu GodMode?
Apa itu GodMode di Twitter?
Dilansir dari laman Fortune, penguak fakta melaporkan bahwa fungsi GodMode pada mulanya dimaksudkan untuk membantu pengiklan yang tidak bisa membuat cuitan sendiri. Para staf Twitter akan berperan sebagai mitra untuk mengunggah tweet di platform tersebut.
Sebelum diambil alih Elon Musk, sistem perlindungan privasi Twitter mendulang kritik keras. Pasalnya, sekelompok pemuda sukses membobol sistem GodMode serta mengirimkan cuitan di beberapa akun centang biru milik tokoh politik dunia, mulai dari Joe Biden, mantan presiden Amerika Serikat Barack Obama, hingga CEO Tesla sendiri.
Sejak saat itu, Twitter mengklaim telah memperbaiki gangguan dan mulai membatasi penggunaan fitur GodMode. Tiga bulan usai masa kepemimpinan Elon Musk, beberapa staf bergantian undur diri dan mengatakan Twitter mempunyai keamanan lebih buruk. Diketahui fitur istimewa itu masih disediakan untuk para teknisi yang meminta izin akses. Bahkan perubahan yang dilakukan tidak dapat dilacak lagi.
Berdasarkan laporan Reuters, Twitter menyatakan bahwa pelaku peretasan memanipulasi sejumlah kecil karyawan dan memakai kredensial mereka. Namun, mereka enggan menuturkan jumlah pasti staf dengan akses GodMode yang diduga di atas 1.000 orang. Twitter juga mengambil langkah untuk merekrut kepala sistem keamanan baru yang lebih baik supaya dapat melatih karyawan lain dan melawan tipu daya dari pihak luar.
Bahaya Fitur GodMode di Twitter
Lebih lanjut, bekas pekerja perusahaan Twitter tersebut mendemonstrasikan bahwa seseorang dengan akses bisa dengan mudah melakukan perubahan pada akun pengguna. Termasuk pula para pengembang (developer) yang hanya perlu mengubah satu baris kode sederhana, misalnya dari perintah “FALSE” menjadi “TRUE”.
Tidak hanya membuat cuitan, si mantan karyawan juga menampilkan tangkapan layar berisi contoh sebuah cuitan yang bisa diubah menjadi huruf kapital, yakni “BERPIKIRLAH SEBELUM ANDA MELAKUKAN INI”. Dia menjelaskan bahwa para teknisi diketahui mampu menghapus tweet dan komentar pula.
Sejumlah insinyur masih bebas membuka program internal GodMode atau Privileged Mode. Artinya, meskipun pengguna berulang kali mengganti kata sandi (password), para staf begitu mudahnya untuk mengakses kapan pun dan di mana pun.
Whistleblower Aid yang membocorkan informasi pada Oktober 2022 silam kepada FTC, menyebutkan bahwa GodMode memungkinkan siapa saja masuk ke akun pengguna Twitter, asalkan ia memakai atau berhasil meretas komputer salah satu insinyur.
“Kehadiran GodMode menjadi bukti merugikan bagi pengguna dan investor. Hal ini menjadi keyakinan yang masuk akal bahwa perkara ini merupakan pelanggaran hukum yang dilakukan oleh Twitter,” tulis Whistleblower Aid pada situs Fortune.
NIA HEPPY | MELYNDA DWI PUSPITA | FORTUNE | REUTERS
Baca:
Bocoran, Twitter Bakal Patok Harga Centang Emas 1.000 Dolar per Bulan
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.