TEMPO.CO, Jakarta - Jet tempur Amerika kembali melesat dan melepaskan rudalnya. Sebuah objek tak dikenal di udara atau UFO yang sedang terbang di atas Danau Huron, di perbatasan Amerika dan Kanada, pun ditembak jatuh.
Objek berbentuk oktagonal itu adalah objek keempat yang dirudal di langit Amerika Utara dalam kurun seminggu lebih belakangan ini. Atau, ini adalah penembakan terbaru sejak Angkatan Perang Amerika Serikat bersiaga penuh menyusul insiden balon udara Cina yang dicurigai berperan sebagai mata-mata.
Penembakan balon itu dilakukan di lepas Pantai Myrtle, Carolina Selatan, pada Sabtu, 4 Februari 2023. Insiden kedua hanya selang seminggu setelahnya saat North American Aerospace Defense Command (NORAD) mendeteksi dan melacak sebuah objek tak dikenal seukuran city car pada 9 Februari lalu.
Sebuah jet terbang di sekitar balon mata-mata Cina, di lepas pantai Garden City, South Carolina, AS, 4 Februari 2023. Balon itu pertama kali memasuki wilayah udara AS pada 28 Januari 2023, sebelum pindah ke wilayah udara Kanada pada Senin 30 Januari 2023. REUTERS/Randall Hill
UFO itu dipandang sebagai sebuah ancaman potensial untuk lalu lintas udara sipil sehingga Presiden AS, Joe Biden, untuk kali kedua, mengeluarkan perintah tembak jatuh pada Jumat 10 Februari. Sepasang jet tempur Lockheed Martin F-22 Raptor terlibat dalam eksekusi pencegatan dan satu melepaskan rudalnya--seperti yang dilakukan terhadap balon udara Cina.
Objek saat itu berada pada ketinggian sekitar 12 kilometer dan mengarah timur laut di atas perairan beku Laut Arktik. Obyek itu sebelumnya terlacak terbang di atas daratan Deadhorse, Alaska.
Objek ketiga, berbentuk silider, ditembak dan dihancurkan di atas Yukon di wilayah Kanada. Tembak jatuh dilakukan jet tempur Amerika setelah dilakukan komunikasi antara Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau dengan Biden, pada Sabtu 11 Februari lalu. Pasukan Amerika masih mencari sisa-sisa objek ini ketika kabar penampakan UFO keempat dan ditembak jatuh jet tempur F-16 pada Minggu, 12 Februari.
Terhadap objek keempat yang terbang di ketinggian 6,1 kilometer ini pun Pentagon memandangnya bukanlah ancaman militer. Tapi, berpotensi mengganggu lalu lintas udara domestik, selain juga kemungkinan menjadi mata-mata.
Objek diyakini sama seperti yang sempat dilaporkan dideteksi di langit Montana dekat situs militer yang sensitif pada Sabtu malam. Saat itu Angkatan Udara AS sempat menutup wilayah udara setempat namun tak ditemukan objek yang dimaksud.
Terbuka Kemungkinan UFO Alien
Jenderal Angkatan Udara Amerika Serikat, Glen VanHerck, mengatakan militer belum mampu mengidentifikasi apa sebenarnya tiga objek terbang tak dikenal itu, bagaimana mereka bisa berada di udara, atau dari mana asalnya. "Kami menyebutnya objek, bukan balon, untuk sebuah alasan," kata Panglima NORAD itu.
VanHerck menyatakan tak akan menepis segala kemungkinan termasuk spekulasi makhluk asing esktraterestrial. "Saya akan membiarkan komunitas intel dan kontraintelejen untuk mencari tahu."
Sebelumnya, saat menjelaskan objek yang ditembak jatuh pada Jumat lalu, seorang juru bicara Gedung Putih melukiskan UFO berukuran kira-kira sebuh mobil kecil. Sebagai perbandingan, balon udara milik Cina yang ditembak jatuh di atas perairan Amerika sebelumnya membawa muatan yang jauh lebih besar, seukuran pesawat jet regional dengan panjang 30 meter.
Balon itu juga diketahui awalnya memasuki wilayah udara Alaska pada 28 Januari lalu. Balon lalu terbang ke selatan di atas Kanada dan memasuki kembali wilayah udara AS di atas Idaho pada 31 Januari.
Patrick Ryder dari Angkatan Udara AS, juru bicara Pentagon, melukiskan situasi yang melibatkan balon udara Cina dan UFO sebagai 'apel' dan 'jeruk' alias berbeda. "Kami semua seluruhnya sangat mengawasi balon-balon saat ini," katanya dalam konferensi pers 10 Februari lalu.
NEW SCIENTIST, REUTERS, NPR
Pilihan Editor: Bocoran Hasil Kajian, Pentagon Menduga UFO dari Rusia atau Cina
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.