Mulai 10 Mei sampai 13 Juni, lima puluh peneliti yang tergabung dalam Operation Vortex2 akan mencari dan mendekati angin puting beliung tersebut. "Kemampuan terbaru dari Vortex2 memungkinkan mendapatkan sampel yang lebih rinci dari tornado, mulai dari suhu dan kelembaban sehingga dapat memprediksi lebih akurat," kata Stephan Nelson, Direktur Program NSF, Selasa (7/4).
Angin berputar memang cenderung ke dalam bentuk yang disebut super-sel badai. Studi ini berfokus di selatan South Dakota, barat Iowa, timur Colorado, Nebraska, Kansas, Texas yang menjulur dan barat Oklahoma.
Studi sebelumnya, Vortex, berlangsung selama tahun 1994 dan 1995. Selain NSF dan NOAA, lembaga lain yang ambil bagian dalam Vortex2 adalah Center for Severe Weather Research, Penn State University, University of Oklahoma, Texas Tech University, Lyndon State College, University of Colorado, Purdue University, North Carolina State University, University of Illinois, University of Massachusetts, University of Nebraska, Environment Canada dan Australia Bureau of Meteorology.
UWD | AP