TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Pelaksana Eksekutif Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru (SNPMB) 2023 Budi Prasetyo Widyobroto meminta para siswa yang akan mengikuti Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) untuk teliti dalam memilih jurusan dan perguruan tinggi negeri.
“SNBP itu pada 2022 namanya SNMPTN. Artinya memang diperuntukkan untuk yang berprestasi,” katanya dalam sosialisasi daring mekanisme pendaftaran SNBP 2023 di Jakarta, Selasa.
Budi menjelaskan meski sudah eligible dalam pendaftaran SNBP, namun siswa harus melihat situasi dan kondisi di sekolah masing-masing.
Ia mencontohkan seseorang siswa harus melihat posisi peringkat dia di sekolah, terutama dibandingkan dengan siswa-siswa lain yang juga akan mendaftar SNBP. Jika siswa tersebut memang peringkat pertama di sekolahnya, maka dia boleh bebas dalam mendaftar jurusan dan memilih perguruan tinggi sesuai yang diinginkan karena berpeluang besar untuk diterima.
Namun apabila siswa itu ternyata peringkat ke-9 dari total pendaftar SNBP maka ia wajib mengetahui jurusan dan perguruan tinggi yang akan didaftar oleh siswa peringkat ke-1 sampai ke-8.
Hal itu, kata dia, harus dilakukan karena apabila ternyata siswa tersebut mendaftar di jurusan dan perguruan tinggi yang sama dengan siswa lain dengan peringkat lebih di atas, maka peluang untuk lolos akan sangat kecil.
Misalnya, ternyata siswa peringkat ke-1 sampai ke-9 mendaftar pendidikan dokter di Universitas Airlangga maka kemungkinan besar hanya akan ada satu siswa yang lolos.
Bahkan, kata dia, ada juga potensi bahwa seluruh sembilan siswa dari SMA yang sama itu tidak ada yang lolos ke pendidikan dokter Universitas Airlangga. Hal itu, kata dia, juga karena bergantung dari indeks sekolah di Universitas Airlangga.
Oleh sebab itu, Budi mengingatkan para siswa untuk mengetahui indeks sekolahnya di perguruan tinggi dengan tujuan agar peluang untuk diterima lebih besar. Unair maupun perguruan tinggi lain akan mengutamakan sekolah dengan indeks paling baik, sehingga apabila sekolah siswa itu lebih rendah dari sekolah lain maka berpeluang untuk tidak lolos.
“Anda harus hitung-hitung, tahu diri saya posisi di SMA saya itu seperti apa. Kemudian posisi SMA saya memiliki indeks sekolah di perguruan tinggi tujuan seperti apa,” katanya.
Selain itu sebuah jurusan di perguruan tinggi tidak akan menerima banyak siswa dari asal sekolah yang sama. "Karena ada kewajiban dari pemerintah yang diatur Undang-Undang untuk mengutamakan pemerataan," ujarnya.
Pemerataan yang dimaksud Budi termasuk meliputi berkewajiban menerima siswa dari keluarga kurang mampu, sehingga perguruan tinggi akan menentukan kuota penerimaan dari siswa berprestasi.
Tak hanya itu, Budi juga mengingatkan bagi orang tua, guru BK, maupun pendamping siswa, yang akan mendaftar melalui jalur SNBP tidak boleh memaksakan suatu jurusan ke siswa tersebut. “Jangan pernah memaksakan. Ikuti passion dari siswa mau masuk ke mana. Insya Allah kalau passion-nya di sana pasti bagus,” tegasnya.
Pendaftaran SNBP 2023 mulai dibuka pada Selasa, 14 Februari lalu melalui laman https://portal-snpmb.bppp.kemdikbud.go.id/. Pendaftaran dibuka hingga 28 Februari 2023.
Sebanyak 867.341 siswa eligible dari 22.497 sekolah dapat melakukan pendaftaran SNBP 2023 tersebut. Untuk dapat melakukan pendaftaran SNBP 2023 maka peserta harus terlebih dahulu membuat akun SNPMB yang batas waktunya hingga 15 Februari 2023 pukul 15.00 WIB.
Pilihan Editor: ChatGPT, Ancaman atau Peluang di Dunia Pendidikan? Ini Kata Ahli di ITB dan Telkom
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung.