TEMPO.CO, Bondowoso - Administratur Perum Perhutani KPH Bondowoso, Andi Adrian Hidayat, mengungkap adanya pelepasan lahan seluas 4,6 hektare untuk relokasi penduduk yang pada Minggu, 12 Februari 2023, menjadi korban banjir bandang Gunung Ijen. Lahan untuk relokasi itu berada di petak 101.
"Kalau tidak salah, dan ini sebenarnya sudah pernah direncanakan, Perhutani melepas lahan 4,6 hektare pada 2020," kata Andi kepada Tempo.co melalui sambungan telepon, Rabu malam, 15 Februari 2023.
Ia mengatakan Gubernur sudah mengeluarkan izin tapi sampai tahun ini relokasi tak berlangsung. Hingga pada Minggu malam lalu banjir bandang terjadi.
"Mereka memilih di dekat aliran. Itu kan yang bahaya sebenarnya. Kanan kiri sungai seharusnya ada sempadan yang tidak boleh ada bangunan," tutur Andi.
Pascabanjir bandang pada Minggu kemarin barulah kepala daerah setempat menjanjikan mendirikan tempat relokasi untuk para warga. Menurut rencana, akan ada sharing anggaran untuk pembangunannya: sebanyak 16 unit rumah akan dibangun oleh Pemerintah Kabupaten Bondowoso dan 73 unit lainnya dibangun Pemerintah Provinsi Jawa Timur.
"Sebenarnya lahannya sudah siap," kata Andi lagi. Alasan belum dibangun padahal sudah disiapkan sejak 2020 adalah pandemi Covid-19. "Ada refocusing anggaran sehingga pembangunan tempat relokasi itu tertunda," katanya.
Seperti diberitakan sebelumnya, banjir bandang menerjang dua desa di kawasan Gunung Ijen, Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur, Minggu malam dan Senin pagi, 12-13 Februari 2023. Banjir yang membawa material lumpur dan pasir itu merendam Desa Sempol dan Desa Kalisat, Kecamatan Ijen. Sebanyak 79 keluarga di Desa Sempol dan 13 di Desa Kalisat menjadi korban terdampak banjir bandang itu.
Hasil monitoring lapangan yang dilakukan Perum Perhutani KPH Bondowoso mengungkapkan ada 14 titik longsor di kawasan perbukitan di sebelah atas Desa Sempol dan Desa Kalisat. Longsor itu yang kemudian mengakibatkan banjir bandang pasca hujan dengan intensitas yang tinggi.
Sementara itu, aktivitas Gunung Ijen saat ini masih dipertahankan pada status Waspada. Status ini naik dari Normal sejak 7 Januari lalu. Pengunjung maupun warga diminta mewaspadai potensi keluarnya gas berbahaya dari danau kawah serta potensi longsor pada dinding kawah.
Pilihan Editor: Ditemukan, Gunung Bawah Laut Setinggi 2.200 Meter di Selatan Pacitan
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.