Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Sosiolog Unair Sebut Fenomena Brain Drain Mengakar di Awardee LPDP, Apa Itu?

Reporter

Editor

Devy Ernis

Ilustrasi suasana belajar mahasiswa di kampus. Pixabay
Ilustrasi suasana belajar mahasiswa di kampus. Pixabay
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Lembaga Dana Pengelola Pendidikan (LPDP) mengungkap ratusan alumni LPDP di luar negeri belum pulang ke Indonesia selepas masa studinya selesai. Dari 35.536 awardee terdapat 413 awardee yang bermasalah dan tidak kembali.

Padahal, salah satu syarat beasiswa itu adalah keharusan kembali ke Indonesia. Merespons hal itu, Pakar Sosiolog Universitas Airlangga (Unair) Tuti Budirahayu mengelompokkan dua kategori penerima beasiswa LPDP yang melanggar aturan.

Pertama, kata dia, penerima beasiswa yang benar-benar melanggar aturan LPDP, yaitu tidak membayar biaya ganti rugi atas beasiswa selama studi hingga lulus, terlebih tidak kembali ke Indonesia. Dalam aturan, mereka yang melanggar aturan atau tidak kembali ke Indonesia dikenakan sanksi membayar ganti rugi.

“Jelas itu pelanggaran berat, dalam sosiologi itu termasuk penyimpangan. Artinya tindakan melawan aturan atau hukum yang berlaku sehingga layak mendapat hukuman,’’ ujarnya dilansir dari laman Unair pada Senin, 20 Februari 2023.

Sementara kategori kedua, lanjutnya, ialah penerima beasiswa LPDP yang telah menyelesaikan studi kemudian ditawari bekerja di luar negeri ataupun menikah warga lokal, namun memenuhi kewajiban untuk membayar denda atau minimal menjalankan kewajiban yang terkait dengan pelanggaran. Tuti menyebut awardee kategori kedua sebagai kelompok brain drain

Apa Itu Brain Drain?

Dosen Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Unair ini menjelaskan brain drain adalah perpindahan kaum intelektual, ilmuwan, cendikiawan dari negerinya sendiri dan menetap di luar negeri. Secara sederhana, Tuti menjelaskan kondisi itu digambarkan ketika banyak orang yang memiliki keahlian atau kepandaian, tetapi tidak digunakan untuk membangun bangsanya atau memajukan negaranya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Mereka lebih memilih bekerja atau berkarier di luar negaranya karena berbagai faktor," ujarnya.

Sejumlah faktor yang membuat penerima beasiswa LPDP enggan kembali ke Indonesia yakni kesejahteraan hidup dan juga gaji yang jauh lebih tinggi. "Atau memang dibajak oleh negara lain atas dasar keahlian yang dimilikinya. Bisa juga mereka adalah para imigran yang secara politis tidak bisa kembali ke negaranya atau juga karena pilihan hidup,’’ kata Tuti.

Tuti menegaskan brain drain tidak saja terjadi pada penerima LPDP, akan tetapi, mereka yang sekolah ke luar negeri dengan biaya sendiri dan memilih tidak kembali ke negara asalnya. Dia mengatakan persoalan brain drain harus dibenahi melalui berbagai kebijakan yang ada di Indonesia.

Menurutnya, jika lebih banyak orang yang memilih bekerja atau berkarier di luar negeri, hal itu karena mereka tidak mendapat apresiasi yang tinggi dari pemerintah Indonesia. "Bukan saja dari segi pendapatan yang rendah melainkan apresiasi terhadap bidang kerja yang tidak sesuai harapan para alumni luar negeri," ujarnya.

Pilihan Editor: Dosen UII Hilang Terlacak di Boston, Bawa Misi Apa?

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung.

Iklan




Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.




Video Pilihan


Mahasiswa UNAIR Bikin Sabun Herbal dari Kayu Secang: Berkhasiat untuk Kesehatan Kulit

4 hari lalu

Sabun Herbal Kayu Secang dan Daun Mimba, Dok: UNAIR
Mahasiswa UNAIR Bikin Sabun Herbal dari Kayu Secang: Berkhasiat untuk Kesehatan Kulit

Sabun herbal dari kayu secang ini disebutkan memiliki ragam khasiat untuk kesehatan kulit.


Mutasi Gen di Balik Bibir Sumbing, Studi di Surabaya Temukan Satu yang Dominan

7 hari lalu

Seorang anak penderita Bibir Sumbing menuju ruang operasi di RS. Setia Mitra, Kamis (11/8). Sebanyak 15 anak yang berasal dari Sukabumi Jawa Barat menjalani operasi bibir sumbing gratis yang diadakan atas kerjasam Yayasan Citra Baru dan Kick Andy Foundation. TEMPO/Arnold Simanjuntak
Mutasi Gen di Balik Bibir Sumbing, Studi di Surabaya Temukan Satu yang Dominan

Studi untuk disertasi di Unair ini dipandang mendukung deteksi dan pencegahan dini kasus bibir sumbing ke depannya.


Beasiswa Afirmasi Pendidikan Tinggi 2023 Dibuka, Bantuan Dibayarkan per 3 Bulan

7 hari lalu

Mahasiswa beasiswa afirmasi pendidikan tinggi. Dokumentasi: Puslapdik Kementerian Pendidikan.
Beasiswa Afirmasi Pendidikan Tinggi 2023 Dibuka, Bantuan Dibayarkan per 3 Bulan

Pendaftaran beasiswa Afirmasi Pendidikan Tinggi (ADik) 2023 telah dibuka pada 19 Mei lalu. Pendaftaran ditutup hingga 19 Juni 2023.


25 Tahun Reformasi, Kisah Bimo Petrus Muncul di Surabaya Sebelum Hilang

9 hari lalu

Petrus Bima Anugerah alias Bimo Petrus ( memakai topi) saat mengunjungi kos-kosan aktivis SMID di Jalan Jojoran Surabaya pertengahan 1997.  Foto: dok Ikohi
25 Tahun Reformasi, Kisah Bimo Petrus Muncul di Surabaya Sebelum Hilang

Pada momen 25 tahun reformasi ini, Dandik Katjasungkana masih mengingat dengan baik perjumpaanya dengan Petrus Bima Anugerah untuk terakhir kali.


BSI Kena Serangan Siber, Ini Kata Dosen Unair

12 hari lalu

Chat diduga negosiasi LockBit dan BSI. (Twitter/DarkTracer)
BSI Kena Serangan Siber, Ini Kata Dosen Unair

Pada kasus BSI, peretasan data merupakan data nasabah bank yang berisi informasi rekening, akun mobile banking hingga informasi lain yang berisi uang.


Kisah Amira, Alumnus Unair yang Jadi Satu-satunya Dokter Obgyn di Fakfak Papua

13 hari lalu

dr Amira Abdat SpOG alumnus FK UNAIR 2020. Foto: Istimewa/unair.ac.id
Kisah Amira, Alumnus Unair yang Jadi Satu-satunya Dokter Obgyn di Fakfak Papua

Amira Abdat, alumnus Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (Unair) 2020 mengabdikan diri menjadi dokter spesialis obgyn di Fakfak, Papua Barat.


Kemenkes-LPDP Luncurkan Beasiswa Fellowship Dokter Spesialis, Ini Penjelasannya

20 hari lalu

Ilustrasi dokter. Sumber: Getty Images/iStockphoto/mirror.co.uk
Kemenkes-LPDP Luncurkan Beasiswa Fellowship Dokter Spesialis, Ini Penjelasannya

Kemenkes meluncurkan program beasiswa fellowship dokter spesialis dalam dan luar negeri untuk para tenaga kesehatan. Ini penjelasannya.


LPDP dan Kemenkomarves Buka Beasiswa S2 ke Cina, Cek Persyaratannya

20 hari lalu

Ilustrasi beasiswa. Forbes.com
LPDP dan Kemenkomarves Buka Beasiswa S2 ke Cina, Cek Persyaratannya

LPDP dan Kemenkomarves bekerja sama dalam membuka beasiswa S2 Metalurgi di Northeastern University, Cina.


Kemenkes-LPDP Luncurkan Beasiswa Dokter Spesialis, Ada 16 Negara Tujuan

20 hari lalu

Ilustrasi dokter. Sumber: Getty Images/iStockphoto/mirror.co.uk
Kemenkes-LPDP Luncurkan Beasiswa Dokter Spesialis, Ada 16 Negara Tujuan

Kemenkes dan LPDP meluncurkan beasiswa fellowship dokter spesialis dalam dan luar negeri.


4 Kampus Ini Gunakan Nilai UTBK SNBT untuk Syarat Jalur Mandiri

25 hari lalu

Kolam Indonesia Tenggelam atau disingkat Intel yang ada di tengah Kampus ITB Bandung. Kolam ini dikenal dengan sederet mitosnya dan masuk materi pengenalan untuk para mahasiswa baru di kampus itu. FOTO/ISTIMEWA
4 Kampus Ini Gunakan Nilai UTBK SNBT untuk Syarat Jalur Mandiri

Sejumlah perguruan tinggi negeri membuka pendaftaran seleksi mandiri dengan menggunakan nilai UTBK SNBT.