TEMPO.CO, Jakarta - Mario Dandy Satriyo, anak eks pejabat Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kementerian Keuangan, Rafael Alun Trisambodo menjadi perhatian publik menyusul kasus penganiayaan yang dilakukannya terhadap David. Melalui media sosialnya, Mario yang menjadi tersangka penganiayaan David itu kerap memamerkan barang mewah seperti Harley Davidson dan Jeep Rubicon.
Dosen Kajian Media Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya Radius Setyawan mengaitkan tendensi pamer di media sosial dengan narcissistic personality disorder atau gangguan kepribadian ketika seseorang mementingkan ego sendiri, minim rasa empati, dan memiliki keinginan akan pengakuan yang berlebihan.
“Seseorang yang merasa dirinya paling hebat, menyombongkan kemampuan baik pengetahuan, penampilan, kekayaan, keahlian, dan kehebatan yang lain bisa jadi mengidap yang namanya narcissistic personality disorder atau gangguan kepribadian narsistik,” ujarnya dilansir dari laman resmi UM Surabaya pada Senin, 27 Februari 2023.
Tidak hanya pada persoalan kepribadian, Radius menyebut, seseorang yang kerap pamer harta juga akan mengalami risiko pada masalah di dalam kehidupan aslinya, karena hal tersebut akan mempengaruhi hubungan, pekerjaan, lingkungan sekitar bahkan dalam hal keuangan.
“Yang paling membahayakan adalah ketika kepribadian ini merasa terancam, ia akan melakukan intimidasi, bully, bahkan kekerasan fisik agar lawannya merasa tak berdaya dan merasa keberadaanya tidak berguna,” katanya.
Radius menyebutkan bahwa perilaku Mario Dandy sudah berada pada level ekstrem karena telah sampai pada tahap kriminal dan perlu mendapatkan perhatian yang serius dari berbagai pihak. Menurutnya, kasus ini juga tidak terlepas dari pengaruh media sosial yang mempermudah seseorang dalam mengekspresikan diri dan menyebarkan informasi.
Lewat media sosial, kata Radius, seseorang mendapatkan persetujuan sosial secara terus-menerus atau menemukan banyak cara untuk menjadi pusat perhatian. “Kita semua tahu pada zaman ini banyak orang yang menjadikan konten-konten media sosial sebagai acuan kehidupan. Tentunya, hal ini akan digunakan seseorang dalam meningkatkan exposure agar ia diakui dan dipuji,” lanjut Radius.
Dia juga menyebut fenomena pamer harta di media sosial sebagai salah satu upaya mempertahankan status sosial di hadapan masyarakat. “Bagi sebagaian orang, merawat status sosial sangat penting. Terlebih di media sosial, hal tersebut seolah akan menegaskan siapa dirinya pada strata lapisan sosial yang mana,” ungkapnya.
Pilihan Editor: Kasus Mario Dandy Aniaya David, Kagama Filsafat Rilis 5 Poin Sikap
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung.