Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

10 Pahlawan Nasional Wanita dan Kisah Perjuangannya

Reporter

Prajurit Zipur dan Rindam Kodam Iskandar Muda melakukan pemugaran makam pahlawan wanita Aceh, Laksamana Malahayati, di Krueng Raya, Aceh Besar, Aceh, 9 Oktober 2017 Presiden Jokowi melalui Kepres Nomor 115/TK/Tahun 2017 menetapkan dan penganugerahan empat pahlawan nasional. ANTARA
Prajurit Zipur dan Rindam Kodam Iskandar Muda melakukan pemugaran makam pahlawan wanita Aceh, Laksamana Malahayati, di Krueng Raya, Aceh Besar, Aceh, 9 Oktober 2017 Presiden Jokowi melalui Kepres Nomor 115/TK/Tahun 2017 menetapkan dan penganugerahan empat pahlawan nasional. ANTARA
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Perjuangan kemerdekaan Indonesia tidak hanya dilakukan oleh golongan laki-laki saja. Sejumlah tokoh wanita diketahui juga ikut berjuang melawan penjajah merebut kemerdekaan baik melalui pikiran maupun tenaga. Lantas, siapa saja pahlawan nasional wanita di Indonesia?

Pahlawan Nasional Wanita

Bila melihat sejarah pada masa penjajahan, terdapat sejumlah wanita yang berjuang baik dengan tenaga maupun pikirian. Salah satunya Laksamana Malahayati yang memimpin 2.000 pasukan wanita untuk menyerang kapal dan benteng Belanda sekaligus membunuh pemimpinnya. Lalu, bagaimana peran pahlawan wanita lainnya? Simak uraiannya berikut.


1. Raden Ajeng Kartini

Jika ditanya siapa pahlawan wanita, pasti Anda akan menjawab R.A Kartini yang lahir di Jepara, 21 April 1879, dan dibesarkan dari keluarga bangsawan. Kaum bangsawan saat itu sangat patriarki sehingga memberi ruang bagi Kartini untuk berjuang mendapatkan hak-hak kaum wanita. Kartini banyak memberi inspirasi melalui pendidikannya yang pernah bersekolah  dan berhubungan dengan orang-orang asing seperti orang Belanda untuk memberi inspirasi perjuangan kesetaraan.


2. Cut Meutia

Anda juga pasti tidak asing dengan sosok yang ada dalam uang pecahan seribu rupiah. Cut Meutia adalah istri dari Teuku Tjik Tunong yang sama-sama menjadi pahlawan Indonesia. Dia lahir di Kesultanan Aceh pada 15 Februari 1870 dan telah mendedikasikan diri untuk membela hak kemerdekaan rakyat melalui gerilya. 

Cut Nyak Meutia. Wikipedia


3. Fatmawati

Fatmawati dikenal karena jasa besarnya saat detik-detik Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Ia merupakan istri dari Presiden Republik Indonesia, Soekarno. Seperti dituturkan dalam laman kemensos.go.id, Fatmawati diketahui menjahit bendera Sang Saka Merah Putih saat dirinya sedang hamil besar. Menggunakan alat jahit tangan, bendera Merah Putih berukuran 2x3 meter itu dijahit oleh Fatmawati di ruang makan dengan harapan kelak dapat digunakan untuk keperluan bangsanya.

4. Rasuna Said 

Rangkayo Rasuna Said mungkin masih asing di telinga Anda. Namun, perannya dalam memperjuangkan hak-hak wanita perlu diacungi jempol.  Rasuna Said lahir di Agam, Sumatera Barat, 14 September 1910 dan diangkat menjadi Pahlawan Nasional pada 13 November 1974 lewat Surat Keputusan Presiden RI No.084/TK/Tahun 1974. Saat itu, Rasuna Said mendidik kaum wanita di lingkungannya untuk belajar politik dan segala aspek bidang untuk menuju kesetaraan sosial.

Rasuna Said. Wikipedia


5. Laksamana Malahayati 

Aceh terkenal dengan tanah pahlawan kemerdekaan RI. Salah satunya ialah Keumalahayati yang kemudian diberi gelar Laksamana. Saat itu 11 September 1599, Malahayati memimpin pasukan Inong Balee (janda-janda pahlawan yang telah syahid) yang berjumlah 2 ribu orang untuk berperang melawan Belanda di benteng serta membunuh Cornelis de Houtman.


6. Dewi Sartika 

Raden Dewi Sartika berjuang menjadi pelopor pendidikan kaum wanita yang saat itu dipandang sebelah mata oleh masyarakat. Raden Dewi Sartika lahir di Cicalengka, Jawa Barat, pada 4 Desember 1884. Pada 16 Januari 1904, Dewi Sartika memprakarsai Sekolah Isteri Wanita di Pendopo Kabupaten Bandung. Kemudian, ia  sempat pindah tempat tinggal di Jalan Ciguriang tahun 1910 dan kemudian mendirikan Sekolah Kaoetamaan Isteri. Alasan pendirian sekolah tersebut salah satunya agar perempuan menjadi istri yang cerdas, merdeka, dan berani.


7. Andi Depu

Jasa Andi Depu Maraddia Balanipa telah dikenang dan dihargai oleh pemerintah Indonesia melalui penganugerahan gelar pahlawan nasional. Sosok Andi Depu sangat gesit, terbukti dengan aksinya yang berhasil mengibarkan bendera merah putih saat pasukan kolonial Jepang datang di Mandar 1942. Aksinya itu kemudian mendapat apresiasi melalui penghargaan Bintang Mahaputra Tingkat IV dari Soekarno.

Andi Depu. Foto: Buku biografi Andi Depu/flickr.com


8. Maria Walanda Maramis

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pahlawan wanita tidak sekadar berperang melawan pendudukan kolonial, tetapi juga melawan bangsa sendiri untuk mendapatkan hak-haknya sebagai wanita terutama bidang pendidikan dan politik. Begitulah Maria Walanda Maramis, salah satu pahlawan nasional asal Sulawesi Utara. Pada 8 Juli 1917, mendirikan PIKAT untuk memajukan pendidikan wanita Minahasa. Hasil perjuangannya, yaitu kaum wanita Minahasa berhasil memiliki hak suara politik.


9. Nyai Ahmad Dahlan 

Tokoh pahlawan nasional wanita lainnya yakni Nyai Ahmad Dahlan alias Siti Walidah. Semasa hidupnya, Nyai Ahmad Dahlan memprakarsai didirikannya asrama putri wanita untuk pendidikan Islam yang didalamnya mempelajari retorika hingga dakwah Islam. Selain itu, ia juga mendirikan Sopo Tresno pada 1941. Untuk memimpin perjuangan rakyat, Nyai Ahmad Dahlan bersama Soekarno dan Soedirman pernah diskusi bersama membahas perang melawan pemerintah kolonial.


10. Cut Nyak Dhien

Pahlawan wanita Cut Nyak Dhien lahir pada 1848 di Aceh. Cut Nyak Dhien dilahirkan dari keluarga bangsawan Aceh terkemuka yang memiliki sikap tegas dan nasionalisme tinggi. Terbukti dengan dirinya yang rela berjuang untuk membebaskan rakyat Aceh dari cengkeraman penjajah di Tanah Rencong bersama Teuku Umar. Cut Nyak Dhien juga tanpa takut memimpin perang melawan Belanda dengan segala taktiknya sebagai wanita yang cerdas.

NIA HEPPY | ALFI MUNA SYARIFAH

Pilihan Editor: Jabodetabek Sudah Bebas dari Hujan Persisten Malam hingga Pagi? Ini Jawab BMKG


Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Iklan

Berita Selanjutnya




Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.




Video Pilihan


Tan Malaka: Pemikiran, Perjalanan dan Perannya bagi Indonesia

9 jam lalu

Tan Malaka. ANTARA/Arief Priyono
Tan Malaka: Pemikiran, Perjalanan dan Perannya bagi Indonesia

Sebagai Bapak Republik Indonesia, Tan Malaka memberikan sumbangsih dalam pemikiran untuk dasar negara dan pemikiran lainnya.


Usulan Gelar Pahlawan Nasional Prof. Mochtar Kusumaatmadja Dapat Dukungan

8 hari lalu

Usulan Gelar Pahlawan Nasional Prof. Mochtar Kusumaatmadja Dapat Dukungan

Bamsoet juga telah bertemu Menkopolhukam Mahfud MD sebagai Ketua Dewan Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan, agar turut memberikan dukungan serupa.


Wapres Ma'ruf Amin Janji Perjuangkan Syekh Sulaiman Ar Rasuli Jadi Pahlawan Nasional, Ini Profil Inyiak Canduang

26 hari lalu

Wakil Presiden Ma'ruf Amin menjadi khotib salat Jumat di Masjid Istana Wapres, Jakarta, 12 Juni 2020. KIP Setwapres
Wapres Ma'ruf Amin Janji Perjuangkan Syekh Sulaiman Ar Rasuli Jadi Pahlawan Nasional, Ini Profil Inyiak Canduang

Wapres Ma'ruf Amin akan memperjuangkan pendiri PERTI Syeikh Sulaiman Ar Rasuli atau Inyiak Canduang sebagai pahlawan nasional. Ini profilnya.


59 Tahun Keputusan Cut Nyak Dhien sebagai Pahlawan Nasional, Makam Ditemukan Setelah 51 Tahun Wafat

30 hari lalu

Sejumlah siswa meliha foto pahlawan Cut Nyak Dhien saat bermain di sekolah yang terbengkalai di SDN 01 Pondok Cina, Depok, Jawa Barat, 27 Agustus 2015. Tempo/M IQBAL ICHSAN
59 Tahun Keputusan Cut Nyak Dhien sebagai Pahlawan Nasional, Makam Ditemukan Setelah 51 Tahun Wafat

Cut Nyak Dhien ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional melalui Keputusan Presiden 59 tahun lalu. Mengapa makam baru ditemukan 51 tahun setelah wafat?


Ditetapkan jadi Pahlawan Nasional oleh Jokowi, Begini Kisah Kakek Anies Baswedan Himpun Keturunan Arab di Indonesia untuk Lawan Belanda

34 hari lalu

Anies Baswedan didampingi sang istri, Fery Farhati menyampaikan pidato perpisahan di Balai Kota DKI Jakarta, Minggu, 16 Oktober 2022. Dalam pidato perpisahannya tersebut Anies mengajak warga untuk terus mendukung Pemprov DKI Jakarta dalam meneruskan program-program untuk mencapai Jakarta menjadi kota global yang memberikan kesejahteraan pada warganya dan membanggakan Indonesia di dunia. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
Ditetapkan jadi Pahlawan Nasional oleh Jokowi, Begini Kisah Kakek Anies Baswedan Himpun Keturunan Arab di Indonesia untuk Lawan Belanda

Partai Arab Indonesia atau PAI pernah memiliki sejumlah peran penting dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. Pendirinya adalah AR Baswedan, kakek dari Anies Baswedan.


Mengenang Ki Hajar Dewantara, Peletak Dasar Pendidikan Nasional, Pendiri Taman Siswa

37 hari lalu

Ki Hajar Dewantara. Wikipedia
Mengenang Ki Hajar Dewantara, Peletak Dasar Pendidikan Nasional, Pendiri Taman Siswa

Bapak Pendidikan Nasional Ki Hajar Dewantara wafat hari ini 64 tahun silam, tepatnya 26 April 1959. Berikut profil pendiri Taman Siswa ini.


Sumbangsih Sri Sultan Hamengkubuwono IX Bagi Kemerdekaan Indonesia

50 hari lalu

Sultan Hamengkubuwono IX setelah dinobatkan, 18 Maret 1940. Dok. Perpustakaan Nasional/ Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat
Sumbangsih Sri Sultan Hamengkubuwono IX Bagi Kemerdekaan Indonesia

Pada 12 April 1912, Sri Sultan Hamengkubuwono IX lahir. Ia berperan dalam sejarah kemerdekaan Indonesia. Apa saja sumbangsih Raja Yogyakarta ini?


Mengenal Johannes Leimena, Pahlawan Nasional yang Menggagas Konsep Puskesmas

1 April 2023

Seorang pengunjung mengabadikan patung pahlawan nasional Johanes Leimena, yang sementara ditutupi selubung kain, yang batal diresmikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, di Ambon, Maluku, Jumat (8/6). ANTARA/Embong Salampessy
Mengenal Johannes Leimena, Pahlawan Nasional yang Menggagas Konsep Puskesmas

Johannes Leimena merupakan dokter sekaligus politikus yang diangkat sebagai Pahlawan Nasional. Ia pernah menduduki berbagai bidang kementerian.


Profil Kiswadi Agus, Sosok yang Getol Inginkan Soeharto sebagai Pahlawan Nasional dari Tahun ke Tahun

15 Maret 2023

Yayasan Keluarga Besar Soeharto (YKBS), Kiswadi Agus. Dok. JogloSemarNews
Profil Kiswadi Agus, Sosok yang Getol Inginkan Soeharto sebagai Pahlawan Nasional dari Tahun ke Tahun

Presiden Soeharto beberapa kali diajukan sebagai pahlawan nasional, banyak pula penolakannya. Kiswadi Agus terus berusaha untuk itu. Ini alasannya.


Film Buya Hamka Dirilis Sambut Ramadhan dan Lebaran, Falcon Pictures: Bukan Hanya Menghibur, juga Beri Tuntunan

14 Maret 2023

Poster film Buya Hamka. ANTARA/HO
Film Buya Hamka Dirilis Sambut Ramadhan dan Lebaran, Falcon Pictures: Bukan Hanya Menghibur, juga Beri Tuntunan

Film Buya Hamka yang mengangkat kisah hidup ulama sekaligus pahlawan nasional ini akan diluncurkan 20 April 2023 menyambut momen Ramadhan dan lebaran